Lebaran 2025
Kisah Tukang Bersih Makam di TPU Karet Bivak Jakarta, Mengais Rezeki di Antara Nisan
Dadang (50), seorang tukang bersih makam yang telah mengabdikan diri selama lebih dari tiga dekade di TPU Karet Bivak. Ia mengaku jarang pulang.
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Adi Suhendi
"Iya, (tiduran) samping kuburan kayak gini," ungkapnya.
Meski tidur di dekat makam, Dadang mengaku tidak pernah mengalami gangguan.
Namun, dia mengakui bahwa hujan kerap menjadi kendala bagi dirinya dan pekerja lain yang tinggal di sana.
"Ya, kalau kita hujan, ya, pada pindah ke kantor, samping kantor, lah, gitu. Berteduh dulu. Mana saja yang penting kita nyelamatin diri, enggak kebasahan," tuturnya.
Dadang telah menjalani profesi ini sejak tahun 1991.
Kini, dia telah berkeluarga dan memiliki anak, sehingga tanggung jawabnya semakin besar.
Dengan penghasilan yang tidak menentu, dia berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya.
"Kadang-kadang cukup, kadang-kadang nggak. Ya, tergantung kita dapat penghasilan di sini, kan," tuturnya.
Pendapatannya bergantung pada kebaikan hati keluarga pemilik makam.
Namun, tidak semua orang mau memberikan uang secara sukarela.
"Biasanya, kan kita tergantung orangnya. Iya, kan? Ada yang pelit, ada yang baik. Pelit lah. Ada yang hitungan, ada yang enggak hitungan," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.