Diplomat Muda Tewas di Menteng
Dugaan Bunuh Diri Arya Daru Menguat: Lakban, Obat, dan Pintu Terkunci Jadi Petunjuk Kematian Tragis
Dugaan bunuh diri Arya Daru menguat. Polisi temukan lakban, obat, dan kamar terkunci. Hasil otopsi masih tunggu konfirmasi.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sorotan publik kini mengarah pada kematian tragis Arya Daru Pangayunan (39), diplomat muda Kementerian Luar Negeri, yang ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.
Arya dikenal sebagai sosok yang cerdas, ramah, dan berdedikasi dalam pekerjaannya.
Namun, di balik sosoknya yang tenang, tersembunyi sebuah rahasia yang kini menyisakan tanya dan duka bagi keluarga, rekan kerja, serta masyarakat yang mengenalnya.
Baca juga: Dipesan Sehari Sebelum Tewas, Paket Atas Nama Diplomat Muda Kemlu Ditemukan di Kos Menteng
Petunjuk-Petunjuk Mencurigakan di TKP
Jenazah Arya ditemukan Rabu (9/7/2025) siang, di dalam kamar kos nomor 105 yang pintunya terkunci dari dalam.
Tidak ada tanda kekerasan fisik. Namun, yang mengejutkan adalah kepala Arya dililit lakban berwarna kuning.
Polisi juga menemukan sejumlah obat di lokasi kejadian, di antaranya obat sakit kepala dan asam lambung.
Barang-barang pribadi korban utuh, tidak ada yang hilang. CCTV kos juga tidak merekam aktivitas mencurigakan sebelum kejadian.
Situasi itulah yang kemudian menguatkan dugaan bahwa Arya meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
“Kalau dari analisis lingkungan, saya meyakini ini adalah salah satu tindakan bunuh diri, karena tidak ada pihak lain yang keluar masuk saat kejadian,” kata Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala, dikutip dari Kompas Petang, Rabu (9/7/2025).
Baca juga: Penyebab Kematian Diplomat Muda di Menteng Belum Dapat Disimpulkan, Ada Sidik Jari di TKP dan Lakban
Analisis Lakban dan Sidik Jari yang Menegaskan Dugaan
Menurut Adrianus, salah satu bukti yang paling menguatkan adalah lakban yang melilit kepala Arya. Dari hasil penyelidikan polisi, sidik jari yang tertinggal di lakban hanya milik korban.
“Artinya, bisa diduga Arya sendiri yang melakban kepalanya untuk menutup jalur napas. Kemungkinan, ia lebih dulu menenggak obat tidur,” ujarnya.
Kombinasi antara kondisi kamar yang terkunci, tidak adanya orang lain, serta lakban yang hanya memuat sidik jari Arya, membentuk pola dugaan bunuh diri yang sulit diabaikan.
Penilaian Kriminolog Lain: Ada Kemungkinan Tekanan Psikis
Kriminolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Suprapto, mengingatkan bahwa analisis terlalu dini bisa menyesatkan. Ia membuka kemungkinan bahwa Arya menghadapi tekanan mental atau gangguan fisik yang berat.
“Kalau memang tidak ditemukan kekerasan, bisa jadi ini disebabkan penyakit tertentu atau tekanan jiwa berat,” ucap Suprapto.
Ia menambahkan, posisi lakban pada kepala juga bisa menjadi indikator kuat motif kematian.
“Mungkin saja lakban digunakan untuk menahan rasa sakit ekstrem akibat kondisi medis yang diderita,” tambahnya.
Hal lain yang membuat dugaan semakin dalam adalah bahwa keluarga, termasuk sang istri, tidak mengetahui masalah yang sedang dihadapi Arya. Artinya, beban itu dipikul Arya sendiri dalam diam.
Baca juga: Jenazah Arya Daru Diantar di Rumah Duka Bantul, Tangis Warga Panggil sang Diplomat Muda
Proses Penyelidikan Masih Berjalan
Tim Inafis gabungan dari Mabes Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Jakarta Pusat kembali menyambangi TKP pada Rabu siang untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Mereka masuk ke dalam kamar korban, memeriksa area sekitar, termasuk rekaman CCTV dan barang-barang milik Arya.
Kapolsek Metro Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan bahwa hasil otopsi masih ditunggu, terutama bagian toksikologi dan histopatologi.
“Kami belum bisa memberikan keterangan resmi karena hasil otopsinya belum keluar. Masih ada beberapa pemeriksaan yang memakan waktu,” jelasnya.
Jenazah Dipulangkan, Keluarga Berduka
Setelah pemeriksaan awal selesai, keluarga Arya meminta jenazah segera dipulangkan ke kampung halaman di Yogyakarta.
Pada Rabu sore, jenazah tiba di rumah duka di Jalan Munggur, Banguntapan, Bantul, dalam sebuah peti berwarna putih.
Tangis pecah dari keluarga dan kerabat yang menanti sejak siang. Ambulans yang membawa jenazah dikawal tiga mobil, termasuk mobil patwal dan mobil dinas berpelat merah.
“Setelah tiba, almarhum Daru kita semayamkan, kita doakan,” ucap Meta Bagus, kakak ipar Arya.
Rencananya, jenazah Arya akan dimakamkan di TPU Sunten, berjarak sekitar 3 kilometer dari rumah duka.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.