Sabtu, 8 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta dari Kalangan Siswa, Pakar Terorisme: Lone Wolf, Balas Dendam

Pakar terorisme Ridlwan Habib meyebut, belum ditemukan informasi bahwa terduga pelaku memiliki kaitan dengan jaringan terorisme di Indonesia.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
LEDAKAN DI SMA - Dalam foto: Tim Inafis melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025). Pakar terorisme Ridlwan Habib menerangkan, bisa jadi tindakan mirip teror yang dilakukan terduga pelaku merupakan aksi balas dendam sebagai coping mechanisme atau strategi untuk menghadapi bullying yang dialaminya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 
Ringkasan Berita:
  • Terduga pelaku ledakan di masjid SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) sejauh ini diketahui merupakan seorang siswa, berusia 17 tahun, dan diduga korban bullying.
  • Pakar terorisme dan intelijen Ridlwan Habib menyebut, terduga pelaku tidak memiliki kaitan dengan jaringan terorisme di Indonesia.
  • Menurut Ridlwan, terduga pelaku itu adalah lone wolf, tetapi perlu dilihat juga melalui kacamata psikologi; bisa jadi aksi mirip teror ini adalah balas dendam atas peristiwa bullying.

TRIBUNNEWS.COM - Pakar terorisme dan intelijen Ridlwan Habib memberi tanggapan mengenai terduga pelaku ledakan yang terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025).

Sejauh ini, informasi yang berhasil dihimpun menyebut bahwa terduga pelaku merupakan siswa dari sekolah tersebut dan berusia 17 tahun.

Terduga pelaku pun disebut-sebut merupakan korban bullying atau perundungan.

Hal ini mendapat tanggapan dari Ridlwan.

Meski indikasi maupun unsur terorisme dalam ledakan di SMAN 72 Jakarta masih didalami, Ridlwan tak menampik bahwa peristiwa tersebut menimbulkan ketakutan, layaknya dampak yang muncul dalam setiap aksi teror.

Namun, ia menyebut, untuk sementara ini, belum ditemukan informasi bahwa terduga pelaku memiliki kaitan dengan jaringan terorisme di Indonesia.

Ridlwan lantas menerangkan, terduga pelaku tersebut sebagai lone wolf atau pelaku mandiri.

Secara harfiah, lone wolf berasal dari Bahasa Inggris yang artinya adalah serigala penyendiri.

Namun, jika ditilik secara kiasan, lone wolf artinya seseorang yang umumnya hidup atau menghabiskan waktu sendirian dan bukan dengan kelompok, serta menghindari ketergantungan dengan orang lain.
 
"Kalau menimbulkan ketakutan, tentu ini menjadi bagian teror," kata Ridlwan, dikutip dari tayangan Primetime News, yang diunggah di kanal YouTube MetroTVNews, Jumat.

"Tetapi, informasi dari teman-teman kami yang bergiat di kajian antiterorisme, memang pelakunya ini tidak ditemukan data terkait langsung dengan jejaring terorisme klasik yang ada di Indonesia."

Baca juga: Sosok Tetty Helena Tampubolon Kepsek SMAN 72 Jakarta, Sekolah yang Diguncang Ledakan

"Jadi, bisa disebut ini adalah pelaku mandiri atau lone wolf."

Kemudian Ridlwan menyoroti ada dugaan bahwa terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta masih berusia 17 tahun dan menjadi korban bullying.

Menurutnya, hal tersebut harus dilihat melalui kacamata psikologi.

Ia pun mengaitkan dugaan korban bullying dengan teori psikologi, Moral Disengagement.

Dikutip dari oxford-review.com, Moral Disengagement mengacu pada proses di mana seseorang atau sekelompok orang menjauhkan diri dari standar etika perilaku yang normal atau lazim.

Lalu, individu itu atau sekelompok orang itu yakin bahwa perilaku tidak etis yang baru itu justru dapat dibenarkan, seringkali karena sejumlah kondisi yang dianggap meringankan.

"Mengenai motifnya, ada beberapa yang mengatakan ini bagian dari kegelisahan jiwa [terduga pelaku] yang sering menerima bullying," ujar Ridlwan.

"Tetapi, ini baru informasi yang masuk, nanti informasi yang resmi akan disampaikan Polri."

"Tetapi kalau memang pelakunya ini usia 17 tahun, ada satu teori psikologi, namanya teori moral disengagement, ini salah satu disertasi dari dekan fakultas psikologi Universitas Riau, Dr. Sigit Nugraha."

Selanjutnya, Ridlwan menerangkan, bisa jadi tindakan mirip teror yang dilakukan terduga pelaku merupakan aksi balas dendam sebagai coping mechanisme atau strategi untuk menghadapi bullying yang dialaminya.

"Psikolog Sigit Nugraha mengatakan, ketika seseorang di usia muda sering mendapatkan bullying, dia akan menderita jiwanya, gelisah, lalu coping mechanism-nya dalam bentuk mewujudkan balas dendam," jelas Ridlwan.

"Balas dendamnya ini macam-macam, salah satunya bentuk serangan yang dibuat mirip tindakan teror yang sebelumnya pernah terjadi."

Informasi Sementara tentang Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Adapun terduga pelaku disebut merupakan seorang siswa yang berasal dari lingkungan sekolah SMAN 72 Jakarta.

Hal tersebut telah disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan hingga sejauh ini.

"Informasi sementara masih dari lingkungan sekolah tersebut. Iya (pelajar)," kata Listyo di teras Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025), diwartakan Kompas.com.

Listyo menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih terus mendalami identitas, lingkungan, hingga tempat tinggal maupun rumah terduga pelaku.

Ia juga memastikan, tidak ditemukan informasi mengenai orangtua terduga pelaku merupakan anggota kepolisian.

Sementara, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara berusia 17 tahun.

Kata Dasco, kondisi luka yang dialami akibat ledakan, membuat terduga pelaku tersebut menjalani operasi.

"Saya mendapat informasi (pelaku) masih dalam dioperasi. Iya masih dioperasi," ujar Dasco di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).

"(Usia pelaku) 17 tahun," lanjut dia.

Namun, saat dikonfirmasi apakah pelaku berasal dari pihak sekolah atau merupakan siswa SMAN 72, Dasco enggan memberikan informasi lebih lanjut.

"Nanti biar kepolisian yang akan menyampaikan," kata Dasco, dilansir Kompas.com.

Keterangan lain tentang terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta yang sebelumnya telah beredar, menyebut identitasnya adalah FN, seorang pelajar kelas XII SMAN 72 Jakarta.

Seorang siswa sekolah tersebut yang menjadi saksi, Z, mengenali foto FN yang beredar di media sosial.

Z juga menerangkan, FN merupakan seorang korban bullying.

Korban bullying adalah individu yang mengalami tindakan intimidasi, kekerasan verbal, fisik, sosial, atau digital secara berulang dari orang lain yang memiliki kekuasaan atau pengaruh lebih besar.

“Awalnya, dibully di sekolah,” kata Z, saat ditemui di lokasi pada Jumat (7/11/2025).

Z menduga, FN tidak kuat dibully sehingga melakukan perbuatan tersebut. Pelaku ingin membalas dendam kepada para perundungnya.

Sebelum kejadian, kata Z, terduga pelaku kerap terlihat sendiri.

“Dia selalu sendiri kemana-mana, terus pakai jas putih,” ujar Z.

Pada saat kejadian, Z mengaku, tidak melihat terduga pelaku. Apalagi, dia mengungkapkan, siswa kelas XII sedang libur.

“Jadi dia ada kesempatan ngerancangin. Dia di belakang sekolah, tempat-tempat sampah," katanya.

(Tribunnews.com/Rizki A./Glery Lazuardi) (Kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved