Penahanan Susno
Susno Menangis dan Curhat kepada Seniornya
Untuk yang kedua kalinya, mantan Kabareskri
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Untuk yang kedua kalinya, mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji menitikkan air matanya. Meski mungkin kini merasa minoritas di tempatnya berdinas di Kepolisian Negara RI (Polri), namun tidak demikian di mata seniornya yakni mantan Wakapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Brigjen Pol Marsudi Hanafi.
Kepada Marsudi, jenderal bintang tiga tersebut menangis, bersumpah tidak menerima uang dari Sjahril Djohan. Tangisan Susno pecah ketika Marsudi mengunjunginya di sel B-4, rumah tahanan Markas Komando (Mako) Brigade Mobil (Brimob) Ksatrian Amjiattak, Kelapa Dua, Depok, Jumat (14/5) kemarin.
"Saya tanyakan kepada dia apakah kamu menerima uang, beliau (Susno) bersumpah kepada saya sambil menangis dan mengatakan tidak terima uang dan itu fitnah," ujar Marsudi, Sabtu (15/5/2010).
Menurut Marsudi, status penahanan dan tersangka Susno terdapat kejanggalan. Ia mengistilahkan bahwa ada upaya penciptaan tempat kejadian perkara agar Susno bisa seperti ini.
"Kami lihat ada kejanggalan dalam penanganan ini. TKP jangan diciptakan model begini. Bisa saja Susno tidak baik dan melemparkan ke petinggi Polri," terangnya.
Apa yang telah dilakukan Polri, menurut mantan anggota Bareskrim tersebut tidak dibutuhkan lagi saat ini. Ia juga mempertanyakan kenapa penyidik tidak boleh memperlihatkan BAP saksi yang membuat Susno jadi tersangka.
"Padahal kalau ada bukti, apa salahnya ditunjukkan. Itu sudah ada ketentuan penyidik untuk menunjukkan kepada Susno," sambungnya lebih jauh.
Air mata Susno pertama kali jatuh ketika ia menyatakan sumpahnya bahwa dirinya tak pernah menerima uang Rp 10 miliar dari Budi Sampoerna dalam kasus Bank Century di hadapan Komisi III DPR RI beberapa waktu lalu.
Saat itu Susno dituding telah menerima uang senilai Rp 10 miliar karena berperan membantu pencairan dana Budi Sampoerna di Bank Century.
