Jumat, 12 September 2025

Calon Kapolri

Komjen Timur Tak Mau Dikawal Berlebihan

Percaya atau tidak, sosok Komisaris Jenderal Polisi Timur Pradopo jauh dari kesan formalitas.

Editor: Kisdiantoro
zoom-inlihat foto Komjen Timur Tak Mau Dikawal Berlebihan
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
UJI KELAYAKAN - Calon Kapolri, Komjen Pol Timur Pradopo, menjalani uji kelayakan di depan anggota Komisi III DPR-RI, Kamis (14/10/2010). Timur adalah calon tunggal yang diajukan Presiden kepada DPR, untuk memimpin jajaran Kepolisian Republik Indonesia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Percaya atau tidak, sosok Komisaris Jenderal Polisi Timur Pradopo jauh dari kesan formalitas. Setidaknya untuk soal pengamanan, salah satu fasilitas yang diterima pejabat tinggi kepolisian. Hal itu pernah terjadi saat Timur masih duduk sebagai Kepala Kepolisian Polda Metro Jaya. Ia sempat meminta pengawalan dirinya tak berlebihan.

Suatu kali, Timur pernah meminta tidak dikawal voor rijder baik berangkat dan pulang dari rumahnya di kawasan Bintaro Sektor IX. Dua patroli motor besar yang sudah bersiap di depan rumahnya, bukan mengawal Timur, tapi justru disuruh pulang. Timur pun lebih memilih jalan sendiri, hanya dengan ajudan.

"Tapi memang begitulah bapak. Sejak dulu memang Pak Timur tak mau dikawal. Dulu waktu dinas di Tangerang dan Banten, bapak cukup satu mobil saja. Kadang dulu, Pak Timur yang bawa mobil, ajudannnya duduk di belakang," ujar Ruslan, satpam kompleks kepada Tribunnews.com, Kamis (14/10/2010).

Entah kenapa, pengamanan berlebihan tak diinginkan Timur. Karena rumah Timur berada di wilayah Kepolisian Sektor Pondok Aren, Kapolsek setempat merasa perlu menurunkan anak buahnya untuk menjaga di depan komplek rumah Timur yang cukup asri ini. Hampir 24 jam, satu personel Polsek ditempatkan, bergantian.

Karena belum menempati rumah dinas Kapolda di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Timur pun masih mendiami rumahnya di Bintaro. Suatu kali, Timur merasa aneh karena setiap kali masuk kompleks, selalu mendapati seorang polisi dengan seragam lengkap dan motor seperti sedang menjaga.

Tiba-tiba, ajudan Timur keluar dan memanggil personel kepolisian tersebut dan memintanya tidak usah lagi menjaga di kompleks rumah tuannya, apalagi dengan seragam penuh. "Besoknya, tidak ada lagi polisi yang menjaga di sini. Kalau ke sini, paling cuma ngontrol doang," imbuhnya.

Begitu juga untuk pengamanan keluarga, tidak ada yang berlebihan. Rumah minimalisnya berlantai dua, menunjukkan kesan akrab. Tidak ada pos penjagaan untuk bagian keamanan. Dan Timur, lebih memercayakan keamanan rumahnya pada Supono, warga Wonosobo, Jawa Tengah, yang sudah mengikuti Timur sejak 1999.

Kendati suka berpindah dinas, Supono lah orang yang dipercaya meninggali rumah pusaka Timur. Bahkan saat Timur menjadi Kapolda Jawa Barat, Supono yang diberi amanat. "Bapak enggak pakai penjaga. Ya saya yang jaga rumah ini. Saya sejak 1999 ikut sama bapak. Sopir sekalian mengurus rumah," cerita Supono.

Bahkan, istri dan dua anak Supono turut tinggal di rumah Timur. Kepada Tribunnews.com dari balik pagar, Supono mengaku majikannya sangat baik. Anak terbesar Supono kini duduk di bangku SMA. Sementara anak bungsunya duduk di SMP, setingkat dengan Dea.

Meski menempati rumah dinas, kedua anak Timur tetap memilih tinggal di rumah Bintaro. Sayang, ketika berusaha dikonfirmasi, Dea belum pulang dari sekolahnya di Labschool Kebayoran Baru, sampai pukul 18.00 Wib. Sekalipun punya jabatan, Timur membebaskan anaknya bergerak. Tak ada ajudan yang harus memantau anaknya.

Di mata warga, Timur adalah sosok yang sederhana dan gampang bergaul dengan warga. Ia tak sungkan menegur satpam jaga kompleks. "Kalau ketemu, dia selalu nanya bagaimana kabar kita. Tapi kalau di jam dinas, dia tetap tegas mas," bebernya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan