Dirut PT KAI: Bicarakan Kereta Seperti Orang Buta Bahas Gajah
Membahas permasalahan kereta api di Indonesia, tidak bisa dilihat hanya dari satu aspek saja. Pasalnya manajemen kereta api adalah sesuatu yang
Editor:
Johnson Simanjuntak
"Biasanya orang-orang kalau membicarakan permasalah kereta api, seperti orang buta membicarakan gajah," ujar Direktur Utama PT. Kereta Api Indonesia, Ignatius Yonan, pada diskusi Lukman Hakim pada diskusi "Penerapan Standar Menuju Peningkatan Mutu Transportasi Perkeretaapian Indonesia" yang di gelar di Widya Graha LIPI, Jakarta Selatan, Kamis (24/02/2011).
Menurutnya, disiplin ilmu yang membahas masalah perkeretaapian sangatlah banyak. Baik di pelayanan penumpang, sarana dan prasarana, kualitas pelayanan, keselamatan dan lainnya. Oleh karenanya masyarakat tidak bisa mengecam salah satu aspek yang diketahuinya saja tanpa melihat permasalahan secara keseluruhan.
Ignatius mencontohkan permasalahan tersebut dengan polemik kenaikan tarif kereta. Padahal pihaknya selama ini sudah memberikan subsidi hingga ratusan miliar, agar kereta dapat beroperasi dengan harga tiket yang terjangkau oleh masyarakat. Padahal selama ini naik turunnya tarif cenderung dipengaruhi oleh politik.
PT KAI agar dapat menyelenggarakan perjalanan kereta yang layak dan aman bagi masyarakat, mendapatkan subsidi dari jasa pengiriman barang mereka di Sumatera.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Ditjen Perhubungan, Tunjung Indrawan dalam kesempatan yang sama, mengaku mempercayai bahwa kereta api harus dikembangkan di Indonesia. Apalagi jika mengacu pada apa yang terjadi pada perkembangan infrastruktur jalan, dan jumlah kendaraan beroda dua maupun beroda empat yang semakin banyak setiap tahunnya.
"Kereta api itu solusi, bukan alternatif," imbuhnya.