Susu Berbakteri
Rieke Dyah: Saking Pintarnya Menkes Hingga Tak Logis
Angota Komisi IX (Bidang Kesehatan) DPR asal Kalbar, Karolin Margret Natasa, mengaku kecewa atas pengumuman Kemenkes
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

Ria menyebutkan, anaknya yang masih balita tiap dua jam sekali minum susu merek Lactogen. Dalam sehar 5 hingga 6 kali minum susu sehingga dia sangat menunggu-nunggu informasi tentang susu apa yang tidak mengandung bakteri seperti hasil penelitian IPB.
"Kalau mau dibilang pusing, ya pusing juga. Kalau dulu masih ngecek-ngecek soal susu berbakteri ini, termasuk ke dokter. Tapi selama ini so far so good. Saat memberi susu ke anak, kita bismillah aja. Insya Allah, semoga anak saya tidak minum susu berbakteri," kata Ria.
Pengusaha asal Kalbar, Niswatul Ulya, mengakui kekhawatiran yang sama. Bahkan kekhawatiran itu memuncak karena berdasarkan hasil browsing di internet, dia tidak menemukan susu yang disebut mengandung bakteri Sakazakii.
"Beberapa bulan lalu saya sempat menerima broadcast BBM (BlackBerry Messenger) yang menyebutkan beberapa merek susu yang tercemar bakteri Sakazakii," katanya.
"Memang susu yang dikonsumsi anak saya tidak tercantum di situ, tapi saya sempat agak waswas saja karena BBM itu kan bisa saja menyesatkan," kata Anis, panggilan akrab politisi Golkar Kalbar ini.
Anis mengatakan, sejak bayi, anaknya M Faaris Haqiqi yang kini berusia 3 tahun 8 bulan sudah tergantung dengan susu formula. Dalam sehari Faaris minum susu minimal 3 kali dengan 8 sendok susu formula setiap sajian.
"Sejak bayi sudah berkali-kali ganti susu. Paling tidak ada tiga merek susu. Bahkan saya pernah pakai susu produk Malaysia," paparnya.
"Waktu dulu itu terpaksa ganti merek susu karena anak saya mengalami gangguan pencernaan atau pernah juga sampai sakit. Tapi, susu yang sekarang sudah cocok karena sudah tidak ada masalah," kata Anis.
Anis meminta Kemenkes dan pihak terkait mengumumkan merek susu yang mengandung bakteri Sakazakii untuk menyingkirkan keragu-raguan di kalangan ibu-ibu, teruatama yang masih memiliki bayi.
"Tapi, sekarang saya memilih bertawakal saja. Bismillah, mudah-mudahan pilihan susu untuk anak tepat dan tidak mengandung bakteri," imbuh Anis.