Kamis, 28 Agustus 2025

Susu Berbakteri

Rieke Dyah: Saking Pintarnya Menkes Hingga Tak Logis

Angota Komisi IX (Bidang Kesehatan) DPR asal Kalbar, Karolin Margret Natasa, mengaku kecewa atas pengumuman Kemenkes

zoom-inlihat foto Rieke Dyah: Saking Pintarnya Menkes Hingga Tak Logis
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, saat jumpa pers pengumuman hasil uji ulang susu formula, di kantor Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta Pusat, Jumat (8/7/2011). Dari hasil uji 47 merek susu formula yang terdaftar di BPOM, tidak ditemukan merek susu yang tercemar mikroba entero bakter sakazakii. (tribunnews/herudin)

Ria menyebutkan, anaknya yang masih balita tiap dua jam sekali minum susu merek Lactogen. Dalam sehar 5 hingga 6 kali minum susu sehingga dia sangat menunggu-nunggu informasi tentang susu apa yang tidak mengandung bakteri seperti hasil penelitian IPB.

"Kalau mau dibilang pusing, ya pusing juga. Kalau dulu masih ngecek-ngecek soal susu berbakteri ini, termasuk ke dokter. Tapi selama ini so far so good. Saat memberi susu ke anak, kita bismillah aja. Insya Allah, semoga anak saya tidak minum susu berbakteri," kata Ria.

Pengusaha asal Kalbar, Niswatul Ulya, mengakui kekhawatiran yang sama. Bahkan kekhawatiran itu memuncak karena berdasarkan hasil browsing di internet, dia tidak menemukan susu yang disebut mengandung bakteri Sakazakii.

"Beberapa bulan lalu saya sempat menerima broadcast BBM (BlackBerry Messenger) yang menyebutkan beberapa merek susu yang tercemar bakteri Sakazakii," katanya.

"Memang susu yang dikonsumsi anak saya tidak tercantum di situ, tapi saya sempat agak waswas saja karena BBM itu kan bisa saja menyesatkan," kata Anis, panggilan akrab politisi Golkar Kalbar ini.

Anis mengatakan, sejak bayi, anaknya M Faaris Haqiqi yang kini berusia 3 tahun 8 bulan sudah tergantung dengan susu formula. Dalam sehari Faaris minum susu minimal 3 kali dengan 8 sendok susu formula setiap sajian.

"Sejak bayi sudah berkali-kali ganti susu. Paling tidak ada tiga merek susu. Bahkan saya pernah pakai susu produk Malaysia," paparnya.

"Waktu dulu itu terpaksa ganti merek susu karena anak saya mengalami gangguan pencernaan atau pernah juga sampai sakit. Tapi, susu yang sekarang sudah cocok karena sudah tidak ada masalah," kata Anis.

Anis meminta Kemenkes dan pihak terkait mengumumkan merek susu yang mengandung bakteri Sakazakii untuk menyingkirkan keragu-raguan di kalangan ibu-ibu, teruatama yang masih memiliki bayi.

"Tapi, sekarang saya memilih bertawakal saja. Bismillah, mudah-mudahan pilihan susu untuk anak tepat dan tidak mengandung bakteri," imbuh Anis.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan