Bom di Bima
Dua Hari Pascaledakan, 200 Polisi Masih Kepung Ponpes di Bima
Kepala Bidang Humas Polda NTB, AKBP Sukarman ketika dihubungi Rabu (13/7/2011) menyatakan kondisi masih seperti kemarin.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua hari pascaledakan bom Senin (11/7/2011) petang, petugas kepolisian belum juga bisa masuk ke dalam lokasi ledakan bom, di Pondok Pesantren Umar bin Khatab, Desa Sonolo, Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kepala Bidang Humas Polda NTB, AKBP Sukarman Husen ketika dihubungi Rabu (13/7/2011) pagi menyatakan kondisi masih seperti kemarin.
"Kondisi belum ada perubahan masih seperti kemarin kami lakukan pengepungan," kata Sukarman kepada Tribunnews.com.
Seperti diberitakan sebelumnya, hingga Selasa (12/7/2011), pukul 22.00 WITA, sekitar 200 personil kepolisian gabungan masih mengepung pesantren yang dihuni sekitar 49 santri dan
pengurus pesantren itu. Kepolisian lebih memilih mengedepankan cara persuasif, yakni pembicaraan dengan pimpinan pesantren yang ada di dalam ponpes.
Langkah ini diambil untuk menghindari jatuh korban jika kepolisian mengambil langkah represif dengan memaksa masuk ke dalam pesantren. "Sampai sekarang di dalam masih status quo. Kami tetap mengawasi lokasi dari luar," ujar AKBP Sukarman Husen, Selasa (12/7/2011) malam.
Alasan lain yang membuat tidak dilakukan masuk paksa ke dalam area pesantren, karena ada kekhawatiran penghuni pesantren masih memiliki bom lain dan digunakan untuk menyerang petugas.