Darsem Pulang Kampung
Sesepuh Dusun: Semoga Dosa Darsem Tidak Ditagih Dedemit
Acara pagelaran saweran uang Darsem tidak sekedar melempar uang belaka. Acara adat tersebut, ternyata mesti menjalani beberapa prosesi.
Penulis:
M. Ismunadi
Editor:
Ade Mayasanto

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Ismunadi
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Acara pagelaran saweran uang Darsem tidak sekedar melempar uang belaka. Acara adat tersebut, ternyata mesti menjalani beberapa prosesi.
Mengawali saweran, dipanjatkan doa terlebih dahulu. Doa dipimpin Kamirah, sesepuh Dusun Truntum. Menurut Kamirah, saweran disebut juga kawulan.
"Dengan ini Darsem sudah enggak pernah utang dosa. Supaya jangan ditagih para dedemit. Yang sudah ya sudah ya. Belum terjadi ya tidak terjadi. Semoga jawabannya diterima gusti Allah selamat dunia akherat," kata Kamirah kepada Tribunnews.com di kediaman Darsem, Dusun Truntum, Desa Patimban, Kecamatan Pusakanagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (14/7/2011).
Rumah Darsem disambangi puluhan tetangga seiring prosesi saweran yang digelar di teras rumah. Mulai dari anak kecil hingga dewasa berkumpul menanti saweran dari mangkok plastik yang tampak dipenuhi uang logam Rp 500 dicampur beras kuning tersebut.
Para tetangga pun langsung berebutan tatkala uang disawer Darsem dan kedua orang tuanya. Darsem sendiri tampak hanya memperhatikan aktifitas yang menyedot perhatian tetangga di pagi hari tersebut.
Dawud Tawar, ayah Darsem, mengatakan saweran merupakan kegiatan yang sudah diniatinya apabila salah satu putrinya itu kembali dengan selamat dari Arab Saudi.