Bom Bunuh Diri Cirebon
Densus 88 Korek Informasi dari Beni Asri
Densus 88 hendak mengorek informasi dari mulut Beni perihal dugaan keterlibatan dirinya dan lima rekannya yang juga menjadi DPO
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Harismanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah berhasil melakukan penangkapan di Solok, Sumatera Barat, Jumat (30/9/2011), Densus Antiteror 88 Polri langsung memboyong pelaku yang masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) bom Cirebon, Beni Asri, ke Jakarta.
Di tempat yang dirahasiakan, Densus 88 hendak mengorek informasi dari mulut Beni perihal dugaan keterlibatan dirinya dan lima rekannya yang juga menjadi DPO dalam bom di Mapolres Cirebon, bom Solo, dan sejumlah kejahatan lainnya.
"Sekarang belum bisa sampaikan. Polri mempunyai waktu seminggu untuk mendalami ini. Dan tim sedang bekerja mengembangkannya. Kita mau cek informasi kejahatannya apa saja. Harap sabar, nanti kalau sudah ada hasilnya, akan saya sampaikan. Kalau disampaikan sekarang, yang lain pada kabur," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (Pol) Anton Bachrul Alam, saat dihubungi, Minggu (2/9/2011).
Sebagaimana diberitakan, nama Beni Asri dan empat orang lainnya, masuk DPO kasus bom bunuh diri M Syarief di masjid Adz-Dzikro, Mapolres Cirebon, Jawa Barat, yang terjadi pada 15 April 2011. Keempat rekan Beni, yakni Ahmad Yosepa Hayat alias Hayat, Yadi alias Hasan alias Abu Fatih alias Vijay, Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Rian, dan Heru Komarudin, yang merupakan adik ipar Musola.
Hayat sendiri telah tewas setelah berhasil melakukan aksi bom bunuh diri gereja di gereja GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah, pada 25 September 2011 lalu. Tiga rekan Beni yang masih hidup dan dua pelaku tambahan diduga ikut membantu aksi teror Hayat tersebut. Kepolisian meyakini bahwa pelaku bom Solo terkait kelompok bom Cirebon. (*)