Bom Bunuh Diri Cirebon
Bahan Peledak Bom Cirebon Dibeli di Toko Kembang Api
Bahan baku pembuatan bom bunuh diri Muhammad Syarif di Masjid Adz-Zikro, Kompleks Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, pada
Penulis:
Y Gustaman
Editor:
Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Bahan baku pembuatan bom bunuh diri Muhammad Syarif di Masjid Adz-Zikro, Kompleks Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, pada 15 April 2011 lalu, dibeli dari sebuah toko kembang api, yang belakangan diketahaui bernama Toko Oya.
Hal itu diketahui dari jaksa penuntut umum (JPU) Bambang S yang menanyakan kepada saksi Yuliana Utama sebagai kasir Toko Oya dalam persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (2/11/2011).
Namun, Yuliana tak tahu menahu jika Ahmad Basuki adalah orang yang membeli kembang api beberapa bulan sebelum peledakan bom bunuh diri.
Menurut Yuliana, ia hanya kenal beberapa pelanggan tetap yang kerap membeli kembang api dalam jumlah besar.
"Saya tidak kenal dengan terdakwa, dan saya tidak pernah melihat. Saya di bagian pelayanan dan kasir," ujar Yuliana. Bahkan, kata Yuliana, ia baru tahu ada bom meledak dua hari setelah kejadian. Itupun berdasar obrolan warga, dan dari pemberitaan media koran.
Dikatakan Yuliana, toko tempat ia bekerja hanya menjual kembang api dan aksesoris lainnya. Sementara tidak menjual mercon atau black powder, salah satu partikel yang dijadikan bahan baku pembuatan bom bunuh diri Muhammad Syarif.
Yuliana baru mengenal bahan yang membuat kembang api terbakar adalah black powder, dari penyidik kepolisian.
Rupanya, Ahmad Basuki mengakali dengan membeli banyak kembang api, dan black powdernya digunakan untuk bahan bom bunuh diri.