Senin, 18 Agustus 2025

Neneng Tertangkap

Ini Hubungan Petinggi Demokrat dengan Dua Pengawal Neneng

Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan DPP Partai Demokrat (PD), Bertha Herawati membantah dirinya terlibat dalam pelarian buronan

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Ini Hubungan Petinggi Demokrat dengan Dua Pengawal Neneng
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Istri M Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (22/6/2012). Neneng ditahan setelah buron sejak Agustus 2011, karena terkait korupsi PLTS do Kemenakertrans.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Bidang Pemberdayaan Perempuan DPP Partai Demokrat (PD), Bertha Herawati membantah dirinya terlibat dalam pelarian buronan kasus korupsi PLTS Kemennakertrans, Neneng Sri Wahyuni.

Ia mengakui menjadi notaris Permai Grup, perusahaan milik suami Neneng, Muhammad Nazaruddin. Namun, atas kepulangan Neneng ke Indonesia, Bertha membantah membantu memindahkan aset Nazaruddin senilai Rp 1 triliun ke Maybank (Malayan Banking Berhad).

Diketahui, selain Neneng, KPK juga menangkap dua warga negara Malaysia, Raja Azmi Bin Muhammad Yusof dan Mohamad Hasan Bin Kushi, saat kepulangannya ke Indonesia pada 13 Juni 2012 lalu.

Kedua warga negara tetangga itu diduga yang membantu pelarian dan persembunyian Neneng.

Bertha mengaku mengenal kedua warga negara Malaysia itu sejak akhir 2011, yakni saat keduanya hendak berinvestasi di Indonesia. Namun, hingga kini rencana investasi itu belum teralisasi.

"Kami ketemu beberapa kali untuk membahas rencana tersebut, juga dengan beberapa orang lainnya, baik tim mereka dari Malaysia, dan juga pemilik proyek di Indonesia yang rencananya akan kerjasama dengan mereka," ujar Bertha dalam keterangan tertulis, Jumat (22/6/2012).

Lebih lanjut, Bertha menceritakan, Hasan dan Azmi memberikan kabar setiap kali datang ke Indonesia. Dan kedua warga negara Malaysia itu kerap mengajak makan Bertha setiap kedatangannya ke Indonesia.

"Tetapi tidak setiap kali saya mengetahui urusan mereka ke Indonesia, karena, katanya banyak urusan lain yang mereka kerjakan di Indonesia, misalnya di Medan, Pekanbaru, dan Jakarta," terangnya.

Bertha mengakui pernah bertemu dengan kedua orang itu di Kuala Lumpur saat kunjungan untuk urusan lain.

"Saya tidak mengetahui banyak tentang kehidupan pribadi kedua warga negara Malaysia tersebut, karena kami hanya bertemu beberapa kali dan tidak pernah sampai berjam-jam. Saya hanya tahu bahwa Pak Hasan memiliki sebuah restoran di Kuala Lumpur, di mana saya dibawa makan pada waktu saya di Kuala Lumpur, yaitu bernama KEDAI HASAN," ujar Bertha.

"Sedangkan Pak Azmi, saya diberi kartu nama dua buah. Yang satu dengan nama HTM CONSULTANTS Sdn Bhd, di mana tidak dituliskan apa jabatannya di sana, dan satu lagi MERAM HOLDING Sdn Bhd, di mana dituliskan bahwa Pak Azmi sebagai Managing Director."

Ketika kedua warga negara Malaysia itu di Jakarta pada 13 Juni 2012, Bertha mengaku ditelepon Azmi dan diajak makan siang. Azmi juga mengabarkan berada di hotel Lumere, Senen, Jakarta. Tapi, Bertha mengaku tidak bisa memenuhi permintaan itu karena banyak pekerjaan.

Pada pukul 16.00 WIB hari yang sama, Bertha mengaku dikabari oleh seorang pegawai stasiun televisi swasta tentang penangkapan Neneng dan ia langsung menonton berita di televisi.

Dan dua jam berikutnya, Bertha mengaku mendapat kabar kedua temannya asal Malaysia itu juga ditangkap KPK.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan