Rabu, 13 Agustus 2025

Dahlan Ungkap Oknum DPR Minta Jatah

Dahlan Iskan Tak Konsisten, Ekspektasi Publik Kandas

Ekspektasi publik, yang berharap Dahlan Iskan untuk membuka seluas-luasnya nama-nama oknum DPR pemeras BUMN kandas begitu saja.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Dahlan Iskan Tak Konsisten, Ekspektasi Publik Kandas
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan (kanan), melakukan konferensi pers usai dimintai keterangan oleh Badan Kehormatan DPR RI, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/11/2012). Dahlan dimintai keterangan terkait pernyataannya tentang dugaan pemerasan beberapa BUMN oleh oknum anggota DPR. TRIBUN/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Ekspektasi publik, yang berharap Menteri BUMN, Dahlan Iskan untuk membuka seluas-luasnya nama-nama oknum DPR pemeras BUMN kandas begitu saja.

Anggota DPR, Poempida Hidayatulloh Djatiutomo menilai ada inkonsisten dari statement Dahlan Iskan pasca-menghadap BK dan sebelumnya. Mantan Dirut PLN itu mengungkapkan ada sekitar sepuluh oknum DPR, namun kenyataan saat di BK DPR hanya melaporkan dua nama.

"Sebelumnya, seperti dilansir dan ditampilkan beberapa media, Dahlan tampak yakin dan mempunyai nama-nama tersebut di kantongnya. Tidak hanya itu saja, Dahlan bahkan menegaskan jika nama-nama itu memang sudah melekat di benaknya," ujar anggota Komisi IX DPR ini kepada Tribunnews.com, Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Namun, lanjut Politisi Golkar ini, bahwa pasca-menghadap BK DPR, Dahlan Iskan menyampaikan bahwa tadinya berpikir ada 3 kasus dengan 3 nama oknum DPR yang terlibat.  Kemudian dia mengungkapkan bahwa dari 3 kasus itu ternyata hanya muncul 2 nama saja.

Mencermati itu semua, Poempida tegaskan, ini jelas tidak konsisten. Bahkan menurutnya lebih lanjut, jika memang hal ini ditujukan dalam konteks pemberantasan Korupsi, seyogianya dilakukan secara internal dalam ruang lingkup Kementerian BUMN. Tidak perlu menjadi Polemik secara publik.

"Apabila kemudian perkaranya sudah selesai dan mendapatkan kepastian hukum, maka dapat dilakukan ekspose secara publik," jelasnya.

Karena terang dia, seringkali kasus korupsi yang mencuat di ranah publik tidak bisa tuntas dikarenakan para pelakunya menjadi waspada dan dapat melakukan manuver-menuver penghapusan jejak atau bukti-bukti.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan