Senin, 13 Oktober 2025

Gunung Kelud Meletus

Tips Cegah Efek Negatif Abu Vulkanik

Letusan gunung berapi memuntahkan berbagai materi yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan warga di sekitarnya

Editor: Sanusi
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Kawasan Bandara Adisutjipto, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (14/2/2014), sekitar pukul 06.30 masih tampak gelap akibat tertutup hujan abu vulkanik yang berasal dari letusan Gunung Kelud. Hujan abu vulkanik mengakibatkan bandara itu ditutup dan 134 jadwal penerbangan dibatalkan. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letusan gunung berapi memuntahkan berbagai materi yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan warga di sekitarnya. Paparan materi ini bisa mengakibatkan warga mengalami iritasi pernapasan, kulit, atau mata.

Kabar baiknya, “Iritasi bisa dihindari bila warga di sekitar lokasi letusan melakukan berbagai langkah pencegahan. Dengan langkah ini maka dampak negatif yang dirasakan warga bisa ditekan,” jelas dokter ahli kesehatan paru dari RSUP Persahabatan Jakarta, Agus Dwi Santoso.

Berikut langkah pencegahan yang dapat dilakukan warga,

1. Berada sejauh mungkin dengan lokasi letusan

2. Kurangi aktivitas di luar ruang karena paparan abu vulkanik bisa menimbulkan keluhan pernapasan, terutama pada orang yang sudah menderita penyakit paru. Paparan abu vulkanik dapat memperparah kondisi kesehatannya

3. Tutup jendela, pintu, perapian atau tungku kayu, dan minimalkan penggunaan pemanas udara atau AC. Hal ini akan mencegah masuknya abu dan gas ke dalam rumah

4. Gunakan masker untuk mengurangi masuknya debu ke dalam saluran napas

5. Basahi atau percikan air sebelum membersihkan lingkungan dari debu atau abu vulkanik, untuk menghindari berbagai partikulat yang terbang dan mengakibatkan iritasi

6. Hindari mengemudi

7. Pakailah kacamata di luar ruangan, atau saat membersihkan debu didapat dalam ruangan. Kacamata akanh mencegah iritasi terjadi pada organ penglihatan.

8. Menjaga kulit tetap tertutup untuk menghindari iritasi akibat kontak dengan debu dan abu

9. Carilah bantuan medis bila ada dampak kesehatan yang dirasakan

Agus menyarankan masyarakat melakukan semua langkah tersebut. Hal ini dikarenakan gangguan pernapasan bergantung pada berbagai hal yaitu konsentrasi partikel tersuspensi di udara, proporsi partikel yang terhirup, lama paparan, kondisi meteorologi, faktor individu, dan jarak dengan lokasi erupsi.

“Lokasi yang semakin dekat, konsentrasi partikel yang tinggi, apalagi bila debu dan abu masih panas tentu berakibat lebih buruk pada kesehatan warga,” kata Agus.

Terkait abu yang masih panas, Agus mengingatkan warga untuk lebih waspada. Abu vulkanik disertai hawa panas dapat menyebabkan panas piroklastik. Panas ini bisa mengakibatkan kematian akibat luka bakar disaluran pernapasan atau sesak napas.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved