Kamis, 28 Agustus 2025

Panglima TNI Bahas Masalah dan Solusi Ketahanan Energi

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengajak seluruh perwira memahami paradigma baru dalam berkomunikasi.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Y Gustaman
Dokumentasi Mabes TNI
Panglima TNI Jenderal Moeldoko. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAPanglima TNI Jenderal Moeldoko mengajak seluruh perwira memahami paradigma baru dalam berkomunikasi. Selain harus mendengar banyak masukan, prajurit TNI juga harus bisa memahami segala persoalan termasuk solusinya.

Menurutnya, paradigma lama yang dianut TNI lebih senang memberikan arahan yang bersifat satu arah dan sulit mendengarkan orang lain. Sehingga ia meminta TNI harus membangun untuk lebih banyak mendengar dan banyak beraksi.

"Paradigma kedua, bahwa komunikasi dan informasi sekarang tidak bisa dikendalikan, tidak seperti jaman dulu yang bisa diatur-atur," ungkap Moeldoko saat membuka acara 'Program TNI Mendengar' tahun 2015 dengan tema ketahanan di bidang energi dengan berbagai permasalahan dan solusinya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Moeldoko mengingatkan orang mengerti apa yang didengarnya, tapi belum tentu memahaminya. Pemahaman menuntut kerja lebih dari seorang manusia, selain melibatkan kecerdasan berpikir juga melibatkan aspek kepribadian lainnya. Dan orang yang telah melewati proses pemahaman belum tentu juga mampu berempati dengan apa yang telah dipahaminya.

"Empati membutuhkan kepekaan dan kecerdasan emosi untuk berada di pihak lain, tanpa terjerumus di dalamnya. Dan yang berempati pun belum tentu juga mampu untuk melakukan aksi dan tindakan yang membutuhkan kemampuan yang lain yang lebih dari sekadar empati," imbuh Moeldoko.

Sementara dalam pemaparannya, pakar migas Dr Abdul Muin mengatakan sejumlah faktor kegagalan Indonesia mengelola sumber daya alam di antaranya korupsi, buruknya pengelolaan hasil penerimaan dari Migas atau dikenal Dutch Disease, serta tidak adanya asas pemerataan dan keadilan.

Terkait dengan tantangan pemerintah mendatang di sektor energi adalah defisit pasokan minyak bumi dan BBM, pasokan gas domestik yang terus meningkat juga akan terancam, kapasitas kilang penghasil BBM stagnan, beban subsidi BBM dan listrik yang terus meningkat, upaya diversifikasi dan effisiensi BBM tersandera kebijakan subsidi BBM dan listrik, kondisi sektor listrik sudah 'lampu merah'.

Sementara tantangan utama tata pengelolaan energi dan ketahanan energi di Indonesia saat ini adalah dinamika tata kelola politik dan pemerintahan ke depan, kualitas lembaga/institusi yang semakin menurun, sistim multi partai (konflik kepentingan meningkat), otonomi daerah (high cost economy), akselerasi pengurasan SDA, kepastian hokum, perencanaan, sistim pengendalian dan pengawasan lemah.

Program TNI Mendengar 2015 diikuti 200 orang perwira menengah terdiri dari 45 pamen TNI AD, 40 pamen TNI AL, 30 pamen TNI AU, dan 85 pamen dari Balakpus Mabes TNI serta penanggap berjumlah 17 orang.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan