Selasa, 26 Agustus 2025

Ledakan Bom di Sarinah

Kisah Heroik Polisi saat Teror Bom, AKBP Susatyo Nyetir Mobil Sambil Telentang

Baku tembak antara kelompok teroris dan polisi di Jl MH Thamrin, dekat pusat perbelanjaan Sarinah, membuat sejumlah perwira polisi naik daun.

Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas melakukan baku tembak saat ledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Baku tembak antara kelompok teroris dan polisi di Jl MH Thamrin, dekat pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, membuat sejumlah perwira polisi naik daun.

Seorang di antaranya Kabag Operasi Polres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo.

Dalam tayangan televisi dan hasil jepretan wartawan foto, Susatyo tampak berlindung di mobil dinasnya Toyota Fortuner warna hitam ketika mendekati para teroris yang membawa senjata api dan ransel berisi berbagai jenis peledak, Kamis (14/1/2016).

Ia juga menggunakan mobil itu untuk melindungi anggota polisi lainnya.

Saat mendekati para teroris, Susatyo bersama lima 5 anggota patroli bermotor UPS Sabhara. Saat itu Susatyo sebenarnya tengah melakukan pengamanan di Mahkamah Konstitusi yang tengah mengadili sengketa pilkada serentak.

"Segera setelah ada info bom dan penembakan anggota lalu lintas, saya datang dan menerobos batas perempatan BI menuju TKP yang sudah ditutup anggota lantas karena informasi ada beberapa anggota lantas yang sudah ditembak," katanya, Jumat (15/1/2016).

Bersama 5 anggota Sabhara, ia mengepung gerai kopi Starbucks.

"Kami hanya berjarak sekira 10 meter dari pelaku yang bersembunyi dari balik tembok pagar Starbucks. Agar ruang gerak mereka terkunci diberikan tembakan yang menunjukkan adanya perlawanan," tambahnya.

Kedatangan Susatyo ternyata membuat panik pelaku dan menyerang membabi buta dengan melempar bom rakitan dan tembakan. Dua tembakan mengenai pintu kiri belakang.

"Kemudian melempar bom pertama dan kedua yang jaraknya hanya sekitar 1 meter dari mobil dinas saya. Kemudian saya keluar mobil dari pintu di sisi kanan," katanya.

Ternyata fokus teroris justru kepada Susatyo.

"Saya jadikan posisi ini sebagai pengalihan konsentrasi pelaku sehingga ada ruang gerak bagi anggota lain untuk mendekat. Sementara dari sisi kiri Starbucks saya melihat sudah ada Karo Ops Polda Metro, Kapolsek Menteng, disusul Dirkrimum Polda Metro Jaya, yang akan mendekat," katanya.

Ia menyebut ada sejumlah polisi yang terjebak sebagai sasaran tembak karena tidak ada tempat berlindung selain mobil dinasnya.

Saat itu sudah ada dua ledakan dari jarak dekat dan sangat memungkinkan lemparan berikutnya akan semakin dekat.

"Saya perintahkan anggota Sabhara untuk tiarap dan mundur teratur ke arah taman pembatas jalan. Setelah semua berhasil mencari perlindungan di taman, saya bergegas mundur dan menyetir sambil tidur telentang untuk mempersiapkan bantuan dari satuan lainnya," katanya.

Kemudian bersama anggota gegana Polda Metro Jaya kembali masuk ke gedung untuk penyisiran. Ia melihat dua granat rakitan yang dilempar ke mobil dinasnya.

"Granat itu mekanismenya harus dibakar sumbunya baru dilempar. Ketika ada yang dibakar namun belum sempat dilempar sudah tertembak terorisnya dan meledak," tambah Susatyo.

Lagi Ngopi
Dalam video amatir tampak ada polisi berbaju putih yang menembak seorang teroris ketika hendak melemparkan bom. Polisi tersebut adalah AKBP Untung Sangaji.

Kebetulan saat itu AKBP Untung sedang ngopi di sisi kiri gedung Sarinah bersama beberapa rekannya yang juga angggota polisi, di antaranya Kombes Urip Widodo.

"Awalnya saya sedang ngopi sambil tugas di jalur presiden lalu lalang pulang. Tiba-tiba bunyi dentuman tak jauh," kata Untung.

Karena pernah bertugas di Satgas Bom (sebelum berubah nama menjadi Densus 88), pria yang kini menjabat sebagai Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polair langsung menghampiri tempat kejadian perkara.

"Saya keluar dari kedai Walnut kemudian orang-orang pada berlarian menjauh dari ledakan. Saya menuju arah pos lantas ternyata sudah ada 3 jenazah," imbuhnya.

Seorang anggota polisi lalu lintas tergeletak. Untung kemudian minta siapapun yang berada di dekat situ agar membantu mengevakuasi korban. Tak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dari depan Starbucks.

"Saya pun mengeluarkan pistol dan mendekat ke arah itu. Saya kemudian melihat pelaku megang senjata dan melempar bom ke bawah mobil Karo Operasi Polda Metro Jaya," kata mantan anggota Bareskrim Polri ini.

Bom itu meledak. Setelah terhenti Untung pun melingkari ke arah kiri dan menembak pelaku yang juga memegang beberapa bom.

"Ketika perhatian pelaku ke arah mobil Karo Operasi, saya melingkar dari sisi kiri Starbucks kemudian menembak ke arah dada dan kaki pelaku," tuturnya.

Tiba-tiba bom jatuh dari tangan pelaku kemudian meledak.

AKBP Untung meminta seorang anggota lainnya, Ipda Tamat agar mendekat bersamanya dan menembak berkali-kali untuk memastikan pelaku telah mati.

"Kemudian kita menemukan bom ada 4 buah yang siap diledakkan berukuran kira-kira 12 cm, material pipa dan 3 lebih kecil," kata Untung. (tribunnews/yls)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan