Jumat, 19 September 2025

Konflik PKS

Profil Ustazah Ledia Hanifa, Calon Wakil Ketua DPR Pengganti Fahri Hamzah

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih Ledia Hanifa menggantikan Fahri Hamzah dari kursi Wakil Ketua DPR RI.

Penulis: Hasanudin Aco
Facebook
Ustazah Ledia Hanifa 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih Ledia Hanifa menggantikan Fahri Hamzah dari kursi Wakil Ketua DPR RI.

Hal itu diputuskan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada hari ini, Rabu (6/4/2016).

Keputusan itu terbit menyusul pemecatan terhadap Fahri oleh DPP PKS.

Ketua DPP PKS Zainudin Paru membenarkan Fahri digantikan Ledia Hanifa. Ledia merupakan Wakil Ketua Komisi VIII DPR.

"Wakil Ketua DPR Ibu Ledia Hanifa," ujar Zainudin ketika dikonfirmasi, Rabu (6/4/2016).

Nama Ledia memang tidak sepopuler Fahri. Lalu siapa dia?

Dikutip Tribunnews.com dari situs Ledia, disebut bahwa ustazah Ledia, panggilan kader PKS untuk perempuan, lahir 30 April 1969 lalu.

Berikut profil lengkapnya :

Lahir ibunda Moeliana Sekar Asih putri Bandung dan ayahanda Moechsoen putra Blitar, anak pertama dari tiga bersaudara ini menyelesaikan sekolah dasar hingga SMA-nya di Jakarta. Ketika kuliah di Fakultas MIPA Universitas Indonesia jurusan Kimia, Ledia bertemu jodohnya Drs. Bachtiar Sunasto, MS dan mereka menikah pada 13 Agustus 1989.

Pada tahun 2000 Ledia melanjutkan studi mengenai Intervensi Sosial pada program Magister Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Ledia Hanifa [dpr.go.id]

Ibu yang dikaruniai 4 orang putra ini gemar melakukan aktivitas kemasyarakatan sejak masih duduk di bangku SMP. Motivasi kerja sosial kemasyarakatan dalam dirinya tumbuh semakin pesat setelah membaca “Tapak Kuring Ngaliwat”, sebuah otobiografi dalam bahasa Indonesia dan Sunda yang ditulis sang kakek, Rd. H. Hasan Natapermana yang pernah menjabat sebagai anggota Parlemen Pasundan.

Semenjak bergabung dengan Partai Keadilan pada tahun 1998 dan dilanjutkan dengan Partai Keadilan Sejahtera fokus aktivitasnya lebih mengarah pada pemberdayaan politik perempuan. Tanggung jawabnya sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat PKS bidang Kewanitaan (2005-2010) mendorong dirinya dan teman-temannya untuk mengaktifkan 4500 Pos Wanita Keadilan di 33 propinsi sebagai salah satu program unggulan dalam pemberdayaan masyarakat.

Pada tahun 2009, bunda dari Widad Maulana, ‘Azza Habibullah, Mi’raj Shobrin Jamil dan Muhammad Dzakir Amrillah (alm) ini mendapat amanah berjuang di parlemen menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014, ia terlibat dalam penyusunan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagai perwujudan visinya memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat tanpa membedakan agama, suku, perempuan-lelaki, miskin-kaya. '

Termasuk di dalamnya langkah-langkah mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi menjadi pilot project penerima Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 14 Puskesmasnya sebagai langkah awal persiapan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di negeri ini. Dorongan agar pada tahun 2013 Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk dalam penerima Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin juga telah dilakukan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan