Penyidik KPK Diteror
Hasan dan Muklis Ternyata Selain ''Mata Elang'' juga Informan Polisi
Hasan dan Muklis selain sebagai mata elang, kadang-kadang kami gunakan untuk mencari info soal curanmor
Penulis:
Theresia Felisiani
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selain sebagai "mata elang" ternyata Hasan dan Muklis adalah informan dari Polri dalam mengungkap kasus-kasus curanmor di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Padahal sebelumnya, keduanya sempat dicurigai sebagai pelaku penyiram air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang kini dirawat di Singapura untuk pengobatan mata.
"Hasan dan Muklis selain sebagai mata elang, kadang-kadang kami gunakan untuk mencari info soal curanmor," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Sabtu (22/4/2017) di Polda Metro Jaya.
Diterangkan Argo, wilayah Kepala Gading Jakarta Utara sepanjang Januari-Februari 2017, terjadi sebanyak 27 kali pencurian kendaraan bermotor.
Anggota Polda Metro Jaya lalu menjadikan keduanya sebagai informan dan selanjutnya bisa membantu pengungkapan kasus curanmor di Kelapa Gading.
"Dari 27 kali curanmor, 20 kali diantaranya bisa diungkap berkat mereka yang membantu mencari motor yang hilang berdasarkan plat nomor.
"Saya tegaskan lagi keduanya bukan pelaku penyiraman pada Novel Baswedan," kata Argo.
Untuk diketahui, terkait kasus penyiraman air keras pada Novel Baswedan, beredar foto dua pria yang diduga sebagai pelaku. Foto beredar dari dokumentasi tetangga Novel bernama Yono.
Selanjutnya kedua pria yang diketahui bernama Hasan (28) warga Kalibata dan Muklis (28) warga Salemba datang ke Polda Metro pada Jumat (21/4/2017) malam untuk memberikan klarifikasi, bahwa mereka bukanlah pelaku.
Alasan keduanya bukan pelaku penyerangan juga didukung karena saat peristiwa penyiraman Novel pada 11 April 2017 lalu mereka tidak ada di lokasi kejadian.
Saat itu, Hasan berada di Malang, Jawa Timur sejak 6 April-13 April 2017, didukung dengan adanya tiket pesawat atas nama Hasan.
Sedangkan Muklis ada di Tambun, Bekasi, Jawa Barat, di rumah saudaranya.
Mereka berdua memang kerap berada di wilayah Kepala Gading karena bekerja sebagai "mata elang" atau orang yang dibayar oleh perusahaan leasing untuk mencari cicilan motor yang menunggak dan bermasalah.