Cara Kemenristekdikti Antisipasi Kecurangan SBMPTN 2017
Kemenristekdikti telah mengantisipasi adanya kemungkinan kecurangan melalui joki saat Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Kemenristekdikti telah mengantisipasi adanya kemungkinan kecurangan melalui joki saat Ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) 2017.
Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na'im mengatakan pihaknya telah melakukan pengawasan maksimal saat ujian SBMPTN 2017 berlangsung.
"Maksimum 10 peserta ada satu pengawas kemudian satu koordinator pengawas," kata Ainun di Universitas Indonesia, Depok, Selasa (16/5/2017).
Ainun menegaskan Kemenristekdikti akan memproses setiap kecurangan. Oknum yang berbuat curang akan diberi sanksi. "Peserta yang berbuat curang tidak mungkin bisa diterima," kata Ainun.
SBMPTN 2017 menggunakan dua metode ujian yaitu paper based test (PBT) computer based test (CBT). Ainun menuturkan peserta ujian melalui CBT meningkat 10 kali lipat. Kemenristekdikti juga melakukan antsipasi serangan virus siber saat ujian berlangsung.
Caranya melalui sistem LAN (local area network). "Serangan virus bisa dibatasi dan sudah diantisipasi," kata Ainun.
Sekretaris Pusat SBMPTN 2017 Joni Hermana menjelaskan mekanisme universitas yang menjadi lokasi ujian menggunan CBT. Dimana, universitas itu harus memenuhi peralatan komputer yang sesuai standar serta alat pengamanan genset.
"PTN harus memenuhi syarat kuota jumlah, ini tidak semua bisa dipakai jadi harus bertahap (penggunaan CBT)," kata Joni.
Joni menuturkan pihaknya sudah menghubungi Kemendikbud untuk berdiskusi mengenai sistem komputer saat pelaksanaan UNBK. Menurut Joni, sistem komputer harus dihunakan secara hati-hati untuk menghindari kebocoran soal ujian.
"Karena SBMPTN tidak pernah bocor, kita harus yakin dulu mitra kita aman enggak," kata Joni.