Bom di Kampung Melayu
Impian Menikah Dibawa Dua Korban Bom Kampung Melayu Ini Hingga Akhir Hidupnya
Bom bunuh diri teroris di Terminal Kampung Melayu, Rabu (24/5/2017) malam membuyarkan mimpi menikah dua anggota polisi yang menjadi korbannya.
Editor:
Anita K Wardhani
Bripda Taufan, bersama Bripda Gilang Adinata dan Bripda Ridho Setiawan, merupakan tiga anggota kepolisian yang tewas akibat bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur (24/5) malam.
Karena gugur dalam tugas, ketiganya mendapat kenaikan pangkat istimewa menjadi Briptu Anumerta.
Selain 3 polisi yang tewas, 7 polisi lainnya luka-luka akibat bom teroris tersebut. Tak hanya itu, 5 warga sipil juga menjadi korban, mulai dari sopir Kopaja dampai karyawan bank dan mahasiswi.
Nonton
Terminal Kampung Melayu yang menjadi lokasi bom bunuh diri Rabu malam, pada Kamis kemarin dipadati oleh pengunjung yang ingin menyaksikan tempat kejadian perkara (TKP).
Seperti Affan (31), pria yang berdomisili di daerah Gambir, Jakarta Pusat, itu sengaja bersepeda ke TKP lantaran penasaran dengan lokasi peristiwa yang menewaskan 3 orang anggota kepolisian tersebut.
"Mumpung libur dan sekalian olah raga. Jadi saya sengaja kesini. Tapi kok ini gak dikasih garis polisi ya?" Tanya Affan di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Kamis (25/5).
Dari pantauan di lokasi, ratusan warga sejak pukul 06.30 WIB pagi sudah banyak yang mendatangi lokasi untuk melihat lokasi ledakan. Bukan hanya di Terminal Kampung Melayu, pengendara juga banyak yang sengaja berhenti menonton dari atas flyover Kampung Melayu.
Warga yang datang kesana berebutan mengambil foto dua lokasi ledakan disana. Bukan hanya itu, warga pun berbondong-bondong melakukan foto selfie di dua lokasi ledakan yang ada.
Tubuh pelaku terpental
Pengamatan Warta Kota, tempat kejadian perkara (TKP) bom bunuh diri terletak di dekat toilet umum yang ada di dalam area Terminal Kampung Melayu. Toilet tersebut berukuran kurang lebih 2x30 meter berada di Jalan Jatinegara Barat.
Area di depan toilet umum itu merupakan tempat dimana para petugas bus Transjakarta beserta masyarakat biasa memarkirkan kendaraan mereka. Begitu pula sopir-sopir mikrolet yang juga sering memarkirkan kendaraannya.
Dikatakan oleh Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadivhumas) Polri, Irjen Setyo Wasisto, Berdasarkan keterangan saksi kejadian, ledakan pertama terjadi sekitar pukul 21.00.
Saat ledakan pertama, saksi tersebut sedang makan disebuah tempat makan yang jaraknya 50 meter dari ledakan.
Kemudian, saksi kembali mendengar ledakan yang jaraknya tak jauh dari lokasi ledakan pertama. Sedangkan rentang waktu ledakan pertama dengan kedua hanya berselang lima menit.
"Antara ledakan pertama dan kedua, jaraknya hanya dipisahkan lima meter," kata Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (25/5).
Prakiraan Warta Kota (Tribunnews.com Network), lokasi TKP berjarak kurang lebih 10 meter dengan halte busway Kampung Melayu.
Terlihat sejumlah pecahan kaca akibat terkena ledakan yang disinyalir berasal dari bagian tubuh pelaku yang terpental dan masuk ke dalam area halte.
Ledakan pertama yang terbilang berdaya ledak tinggi langsung menewaskan Bripda Ridho dan Gilang. Sedangkan Bripda Taufan sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Premiere Jatinegara, namun nyawanya tak tertolong. (m8/m13/faf/dik/bas/m7/m9/dwi/Ant)
Informasi lebih lengkap silakan baca KORAN WARTA KOTA Edisi Jumat (26/5/2017).