Senin, 8 September 2025

11 WNI di Marawi Tidak Terkait ISIS, Mereka ke Filipina Menjalankan Khuruj

Keberadaan 11 WNI di Kota Marawi adalah dalam rangka dakwah karena mereka adalah Jamaah Tablig.

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
capture video
Pertempuran melawan jaringan kelompok ISIS di kota Marawi terus berlangsung militer Filipina merangsek ke sejumlah distrik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Armanatha Nasir, membenarkan saat ini ada sedikitnya 11 WNI yang masih berada di Marawi, Filipina.

Sejak 25 Mei 2017 Presiden Filipina, Rodrigo Durtete memberlakukan Darurat Militer di Mindanao sebagai langkah pengambilalihan kembali Kota Marawi dari tangan Kelompok Militan Maute yang terafiliasi dengan ISIS.

Peristiwa tersebut juga menjadi perhatian publik di Indonesia. Pasalnya, bukan hanya karena geografis Filipina yang berbatasan langsung dengan Indonesia, namun juga tentang beberapa WNI yang terlibat ISIS, dan beberapa yang masih berada di Kota Marawi.

Dalam dua hari ini marak beredar kabar di jejaring sosial maupun group-group di aplikasi tertentu bahwa ada sedikitnya 11 WNI yang terlibat ISIS (Islamic Stage of Iraq and Syiria).

Mereka juga dikabarkan terindikasi terlibat dalam serangan bersenjata yang dilakukan oleh Kelompok Militan yang berafiliasi dengan ISIS, pada Selasa (23/5/2017) lalu di Marawi.

Namun keberadaan mereka di kota tersebut adalah dalam rangka dakwah karena mereka adalah Jamaah Tablig.

Dalam keterangan resmi Kemenlu RI tersebut disebutkan bahwa di Marawi saat ini ada 11 WNI Jamaah Tabligh (JT) asal Bandung dan kota lainya di Indonesia.

Mereka sedang melakukan Khuruj (meninggalkan rumah untuk ibadah dan dakwah di masjid selama 40 hari) dan satu orang lainnya adalah WNI yang menikah dengan orang setempat dan sudah lama tinggal di Marawi.

Kemenlu juga sudah mengidentifikasi keberadaan dari WNI terkait.

"Konsulat Jenderal Republik Indonesia sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Provinsi Lanao del Sur di Marawi guna memberikan perlindungan kepada WNI tersebut," ujar Arrmanatha.

Saat ini kesebelas WNI anggota JT dalam keadaan baik dan aman. KJRI terus menjalin komunikasi dengan Kepolisian Provinsi Lanao del Sur di Marawi untuk memberikan perlindungan bagi mereka.

Baca: Indra Tewas Terlindas di Kolong Truk, Posisi Memeluk Anak Bungsunya

Hal serupa juga dilontarkan Kadiv Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto.

Ia menjelaskan ke-11 WNI tidak terbukti bergabung dengan kelompok ekstrimis ISIS.

"Sedang diupayakan untuk kembali ke Indonesia. Sementara mereka (11 WNI) masih kontak terus dengan Atase Teknis Polri dan sedang diupayakan untuk segera dipulangkan ke Indonesia karena di Marawi sekarang sedang dinyatakan darurat oleh Pemerintah. Mereka akan diminta untuk segera keluar dari lokasi darurat tersebut untuk keamanan yang bersangkutan," kata Setyo.

Setyo mendapat kabar dari Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Bambang Waskito, bahwa ke-11 WNI yang dimaksud, masuk ke Filipina dengan legal. Polisi pun sudah mengantongi nama-nama para WNI.

"Terkait Marawi, ini dari informasi laporan Kapolda Sulawesi Utara yang kontak Atase Teknis Polri di Manila, bahwa kesebelas orang WNI ini masuk wilayah Filipina secara legal. Identitas sudah diketahui," sambung dia.

Setyo melanjutkan saat ini Tim Densus 88 Antiteror juga sedang mengecek ulang latar belakang ke-11 WNI pergi ke Filipina dan memastikan keberadaan mereka saat ini.

"Sekarang didalami Densus 88. Tetap dicek keberadaan dan background mereka. Informasi awal mereka masuk ke sana karena dakwah, tidak ikut kelompok (ekstrimis) yang di Filipina Selatan," ujar dia.

Setyo menambahkan, Perwakilan KBRI, Atase Teknis Polri dan Polda Sulawesi Utara terus berkoordinasi untuk memulangkan para WNI tersebut.

Terkait kabar adanya seorang WNI yang menjadi korban tewas, atas nama Syekh Aiman Marzuki, Setyo menjelaskan kabar tersebut sedang di kroscek oleh Otoritas Filipina dan Atase Teknis Polri di Dafau.

"Saya dapat info ada seorang yang tewas, ada salah satu nama dari Indonesia. Tapi ini juga masih didalami oleh Otoritas Filipina dan Atase Teknis kita di Dafau. Namanya kalau dari daftar Syekh Aiman Marjuki. Tapi masih perlu dikroscek lagi dengan beberapa sumber untuk memastikan dia WNI," ujar Setyo.

Berikut WNI yang saat ini masih berada di Kota Marawi:
Denny Purwasubekti, Handris, Slamet Riyadi Winoto, Ahmad Wahyudi, Della Sunjaya, Andri, Supriyanto, semuanya berasal dari Bandung.

Ahmad Saran dan Wawan Sadira adalah kakak beradik dari Tasikmalaya.

Yusup Burhanudin dari Bogor, Hery Endang dari Karawang dan Wifiek Gunawan yang berasal dari Kendari. (coz/mur/wly)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan