Sabtu, 23 Agustus 2025

16 WNI di Marawi Dakwah Keliling dengan Biaya Sendiri

Sebanyak 16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang sempat berada di wilayah konflik Marawi, Filipina, sudah kembali ke tanah air, Sabtu (3/6/2017).

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
Wartakotalive.com/Andika Panduwinata
16 Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak di wilayah konflik Marawi, Filipina, akhirnya tiba di Terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Tangerang pada Sabtu (3/6/2017) malam. 

Kegiatan seperti ini sudah dilakukannya selama bertahun-tahun. Meskipun diminta menyebarluaskan agama Islam ke negara konflik, dia akan tetap melakukannya.

"Kami intinya dakwah, meskipun di sana perang kami tetap berdakwah. Kami (Jamaah Tabliq) tidak ingin pulang karena ini dakwah," tutur Soleh.

Sementara itu, pemerintah masih menggali informasi yang penting dan relevan supaya aparat penegak hukum Indonesia dapat memahami situasi di Marawi.

Mereka sempat diminta keterangan di Kantor Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta setelah tiba di tanah air, pada Sabtu kemarin.

"Rombongan juga dimintai keterangan kalau-kalau pernah bertemu WNI lain di Marawi yang patut diduga terlibat konflik," ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal.

Setelah dilakukan pemeriksaan, mereka diketahui tidak terlibat aksi teror kelompok radikal Maute yang berafiliasi dengan Islamic State of Irak and Suriah (ISIS). Kegiatan mereka di Filipina hanya berdakwah.

"Mereka sudah dicek dan tidak ada kaitannya (dengan aksi teror). Hanya melakukan dakwah," tegas Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto.

Sebanyak 16 WNI yang dipulangkan dievakuasi pada 1 Juni 2017. Rombongan dari Bandung dievakuasi dari Marantau.

Sementara jamaah dari Makassar dievakuasi dari Sultan Naga Dimuporo. Rombongan terbang dari Filipina melalui Singapura. Konsulat Jenderal Indonesia di Davao mendampingi rombongan tersebut.

Selain belasan orang itu, terdapat satu orang lagi yang juga dievakuasi. Dia merupakan WNI yang tinggal di dekat daerah konflik.

Iqbal mengatakan WNI tersebut berada di lokasi yang aman di Filipina saat ini bersama dengan keluarganya.

Rencananya, dia akan dipulangkan ke tanah air bersama keluarganya. Sementara 38 WNI yang tersisa, masih dilakukan pendataan oleh Pemerintah Filipina.

Mereka terindikasi tergabung kelompok Maute setelah diduga masuk ke Filipina akhir 2016.

Selain empat orang yang dinyatakan tewas, enam orang sudah dipulangkan ke Indonesia, enam orang lagi dalam proses deportasi.

Untuk mengantisipasi masuknya kelompok milisi dari Filipina, Polri menempatkan 219 polisi di tiga pulau terluar di Sulawesi Utara, yaitu Marore, Miangas, dan Nanusa. (glery lazuardi)

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan