Sabtu, 16 Agustus 2025

Pengamat: Mestinya Eksistensi Parpol Terganggu dengan Maraknya Calon Tunggal

Titi menyayangkan calon tunggal tersebut justru muncul di daerah yang‎ pemilihnya cukup banyak.

Editor: Fajar Anjungroso
KOMPAS IMAGES
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengatakan, semakin banyaknya calon tunggal dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) merupakan sebuah anomali.

Titi menyayangkan calon tunggal tersebut justru muncul di daerah yang‎ pemilihnya cukup banyak.

"Daerah pilkada semakin sedikit dan calon tunggal ssemakin banyak itu menimbulkan sebuah anomali. Calon tunggal itu muncul di daerah yang pemilihnya justru cukup besar," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (2/1/2018).

Titi menilai, dengan banyaknya partai politik di Indonesia seharusnya calon tunggal dalam sebuah pilkada dapat dihindarkan.

Munculnya calon tunggal yang jumlahnya cukup banyak itu menandakan sebuah parpol kehilangan eksistensi di masyarakat.

Baca: Selama 2017, Hampir Tujuh Juta Penumpang Berangkat Melalui Bandara Halim

"‎Dengan sistem muti partai sesungguhnya kita seharusnya tidak kekurangan kader. Mestinya eksistensi parpol terganggu dengan maraknya calon tunggal," tuturnya.

Masih kata Titi, ‎calon tunggal yang muncul dalam sebuah pelaksanaan Pilkada umumnya berafiliasi dengan petahana. ‎Dan tidak dipungkiri justru incumbent yang sangat ‎banyak menjadi calon tunggal.

"90 persen lebih petahana yang menjadi calon tunggal," tandasnya.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan