Rabu, 1 Oktober 2025

Fakta Soal Kematian Mantan Wakapolda Sumut: Kaki Terikat, Penyebab Kematian, Hingga Bukti Signifikan

"Sudah mendapatkan bukti yang signifikan. Dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Setyo

Penulis: Adi Suhendi
Surya/Sri Wahyunik
Pemakaman mantan Wakapolda Sumut Kombes Pol Agus Samad. SURYA/SRI WAHYUNIK 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara (Sumut) Kombes (purn) Agus Samad ditemukan tewas di dalam rumahnya pada Sabtu (24/2/2018) masih menjadi misteri.

Ia tewas di lantai dasar rumahnya di Perumahan Bukit Dieng Permai Blok MB 9, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.

Hingga kini kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Sejumlah fakta pun perlahan mulai terungkap, tetapi hingga kini belum diketahui apakah kematian purnawiran polisi tersebut akibat bunuh diri atau pembunuhan.


1. Ditemukan dengan kaki terikat

Kombes Pol (Purn) Agus Samad (71) ditemukan meninggal bersimbah darah dengan kaki terikat di rumahnya yang ada di Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Sabtu (24/2/2018).

Selain itu, ada luka sayatan di tangannya.

Agus Samad diduga merupakan korban pembunuhan di rumahnya.

Jenazah ditemukan di halaman belakang rumah.

Baca: Polri: Hasil Laboratorium Forensik Kematian Mantan Wakapolda Sumut Akan Disampaikan di Pengadilan

Sedangkan di dalam rumah terdapat bercak darah yang tidak terlalu mengering.

Gunaryo, Satpam setempat mengatakan ia mendobrak pintu rumah Agus untuk memaksa masuk.

Tangan kanan Gunaryo terluka akibat mendobrak pintu depan.

"Ada darah di ruang tamu," ujar Gunaryo, Sabtu (24/2/2018).

Gunaryo saat itu diminta tolong seorang warga untuk melihat kondisi Agus di rumahnya.

"Istrinya yang di Bali nelepon Bu Rahma untuk melihat kondisi rumah. Soalnya ditelpon tidak mengangkatnya pak Agus," papar Gunaryo.

Baca: Polisi Tunggu Hasil DNA Demi Temukan Motif Kematian Mantan Wakapolda Sumut

Begitu berhasil masuk ruangan, Gunaryo dikagetkan adanya temuan darah di ruang makan.

Gunaryo lantas menemukan mayat Agus di belakang rumah.

"Setelah itu saya telepon petugas," imbuh Gunaryo.

2. Sebelum Agus ditemukan tewas

Polisi sebelumnya mendalami keterangan Ny Rahma, tetangga Agus yang kali pertama ditelepon istri Agus, Ny Suhartatik.

Pada Sabtu (24/2/2018) lalu, Hartatik meminta tolong Rahma melalui telepon untuk menengok rumahnya karena sang suami Agus Samad tidak bisa dihubungi.

Kepada polisi, Rahma mengungkapkan cerita Suhartatik padanya yang mengatakan kalau ada orang lain yang mengangkat telepon di rumahnya, Sabtu (24/2/2018).

Baca: Terungkap, Inilah Penyebab Kematian Mantan Wakapolda Sumut Kombes Agus Samad

Hingga saat ini keterangan itu masih simpang siur.

Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Ambuka Yudha mengatakan masih mendalaminya, termasuk meminta rekaman komunikasi telepon di rumah itu kepada operator telepon.

"Kami minta rekaman percakapan telepon selama dua pekan ke belakang," ujar Ambuka.

Atas informasi itu pula, polisi beberapa kali meminta keterangan dari Rahma.

Sedangkan salah satu satpam perumahan itu, Fathurahman mengatakan, keanehan Agus terlihat sejak sepekan sebelum dia ditemukan meninggal.

Baca: Misteri Kematian Mantan Wakapolda Sumut di Malang, Polisi Tanyai Anggota Keluarga Tentang Hal Ini

"Ditinggal ibu kan dua pekan. Sepekan pertama masih keluar rumah pakai sepeda motor, termasuk kalau beli makan. Sepekan terakhir jarang terlihat. Bahkan Jumat (23/2/2018) sehari sebelum Agus ditemukan tewas, lelaki itu tidak keluar rumah," ujarnya.

"Hari Jumat itu juga sepertinya tidak keluar rumah karena tidak kelihatan sama sekali. Biasanya kalau berangkat Jumatan itu selalu ngebel atau menyapa karena lewat depan pos sini. Kemarin itu, abah (panggilan akrab Agus di lingkungan sekitar) tidak kelihatan," imbuhnya.

Ketika ditanya tentang mekanisme tamu di perumahan itu, kata Fathur, kalau tamu itu bukan dari kalangan keluarga maka harus meninggalkan KTP di pos 1.

Pos itu berada tidak jauh dari rumah Agus.

"Kalau tamu dari luar, pasti satpam tahu. Apalagi satpam sini juga patroli dua jam sekali," imbuhnya.

3. Misteri silet di ruang makan

Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri mengungkap perkembangan terbaru dari proses penyelidikan kasus tewasnya Kombes Pol (Purn) Agus Samad.

Kepolisian sebelumnya menemukan silet di atas galon yang berada di ruang makan kediaman Agus.

Terdapat bercak darah pada silet itu.

Namun, polisi masih kesulitan menelusuri temuan silet tersebut.

"Perkembangan ditemukan silet. Sedang kita dalami karena untuk mengambil sidik jari itu mengalami kesulitan. Karena bentuknya, silet ini kan ada lubang di tengahnya itu. Jadi kita coba untuk mengambil sidik jari menggunakan cara lain," katanya seusai upacara pemakaman Agus, Minggu (25/2/2018).

Asfuri juga belum memastikan apakah luka sayat di kedua tangan purnawirawan perwira Polri itu berasal dari silet tersebut.

Kendati demikian, tepat di ruangan tempat silet itu ditemukan, terdapat bercak darah korban.

"Kita belum tahu, apakah itu yang digunakan atau bukan," jelasnya.

Karenanya, Asfuri belum memastikan apa yang terjadi sesaat sebelum meninggalnya purnawirawan tersebut.

Termasuk kemungkinan ada upaya pembunuhan kepada bapak dua anak itu.

"Belum, kita masih dalami, kami belum bisa memberikan kesimpulan seperti itu. Kami masih dalami. Tapi kita jelaskan kita akan sidik jari dengan jalan lain," ungkapnya.

4. Kematian akibat tulang rusuk patah

Kepolisian memastikan kematian Kombes Pol (Purn) Agus Samad akibat patahan tulang rusuk menembus jantungnya.

Penyebab kematian itu terkuak setelah penyidik mendapat hasil otopsi dari dokter forensik yang menangani.

Racun serangga yang ditemukan di sekitar TKP, Sabtu (24/2/2018) diduga untuk kamuflase sehingga terkesan mantan Irwasda Polda Jatim ini bunuh diri.

Begitu pula silet yang ditemukan juga disinyalir untuk mengelabui petugas.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera, menjelaskan kematian Agus Samad tidak disebabkan racun serangga.

Karena saat dilakukan otopsi racun itu tidak masuk sampai lambung tapi sampai di tenggorokan saja.

"Tidak sampai masuk ke lambung. Yang menyebabkan kematian korban adalah tulang rusuknya patah lalu menusuk jantung," tutur Kombes Frans Barung, Sabtu (3/3/2018).

Kepolisian pun mencari penyebab patahnya tulang rusuk bagian kiri korban.

Ada sekitar 6 tulang rusuk yang patah.

5. Polisi temukan bukti signifikan

Setelah beberapa pekan menjadi misteri, tewasnya mantan Wakapolda Sumatera Utara Kombes (Purn) Agus Samad, mengalami perkembangan terbaru.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan pihaknya telah menemukan bukti-bukti signifikan.

Ia pun menyebut dalam waktu dekat kasus ini bisa segera terungkap.

"Sudah mendapatkan bukti yang signifikan. Dalam waktu dekat bisa terungkap," ujar Setyo usai media gathering di Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Rabu (28/2/2018).

Bukti tersebut didapat dari kolaborasi antara penyidik Polres Kota Malang yang dibantu oleh personel Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur serta bantuan K-9.

Namun, Setyo tak mau mengungkap bukti yang ia sebut signifikan tersebut.

"Polres Malang dilibatkan, juga bantuan teknis Labfor dan anjing pelacak," kata Setyo.

"(Demi) Alasan kerahasiaan pengembangan perkara itu, belum bisa diungkap secara rinci," sambungnya lagi.

Mengenai apakah korban dibunuh atau bunuh diri, Setyo enggan menjawab.

Ia mengatakan jika hal itu sudah masuk ke dalam ranah substansi perkara.

"Itu sudah masuk substansi perkara. Tapi yang jelas, sudah diupayakan itu dengan bantuan-bantuan teknis," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved