Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2019

Ini Maksud dari Pertemuan Ketua Umum PBNU dan Muhammadiyah Siang Tadi

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memimpin langsung pertemuan tersebut.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menggelar pertemuan di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan PP Muhammadiyah menggelar pertemuan di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2018).

Pertemuan bertajuk 'Mewujudkan Islam yang Damai dan Toleran Menuju Indonesia Berkeadilan' membahas tentang beberapa masalah yang sedang dihadapi bangsa ini terutama menghadapi tahun politik.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memimpin langsung pertemuan tersebut.

Keduanya sempat bertemu secara tertutup, sebelum bicara ke awak media.

Baca: Ketua PBNU dan Ketua PP Muhammadiyah Gelar Pertemuan Usai Salat Jumat

Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai cara mendinginkan suasana di tahun politik serta memerangi hoaks.

"NU, Muhammadiyah (berdiskusi) perangi hoaks, hate speech. Bagaimana NU dan Muhammadiyah menyikapi tahun politik, mendinginkan suasana dan berupaya mengurangi kesenjangan ekonomi," ujar Helmy saat konferensi pers di kantornya, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (23/3/2018).

Sementara itu, Said Aqil mengungkapkan bahwa pihaknya dan Muhammadiyah telah membicarakan formulasi agar tahun politik berjalan aman tanpa konflik.

"Kami sepakat menciptakan kedamaian, pilkada, pilpres, pileg berjalan. NU, Muhammadiyah berkomitmen membangun ketenangan. Bangsa Indonesia yang bermartabat bukan bangsa yang biadab, main hakim sendiri, kita umat yang berbudaya sesuai Islam yang tawadun," jelas Said Aqil.

Senada dengan Said Aqil, Haedar Nashir juga mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki spirit yang sama dengan NU untuk menciptakan kedamaian terutama pada tahun politik.

"Tetap membangun Islam dan Indonesia dalam komitmen kita satu nafas. Bukan suatu yang spesial kali kita bersilaturahim," tegas Haedar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan