Kamis, 21 Agustus 2025

Korupsi KTP Elektronik

Kesaksian Dokter Bimanesh: Asal Usul Perkenalan Dengan Fredrich Hingga Benjolan Setya Novanto

Sidang kasus dugaan menghalangi penyidikan korupsi e-KTP Setya Novanto kembali digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4/2018).

Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Bimanesh Sutarjo. 

Selang beberapa menit setelah menerima telepon dari Fredrich, tiba-tiba dokter Bimanes dihubungi lobi apartemen bahwa ada Fredrich di lobi.

"‎Saya bingung juga, kok datangnya cepat sekali, dia (terdakwa) sudah di lobi. Kediaman saya itu sangat menjaga privasi, keluar masuk tamu harus ada acces. Tapi pas saya mau ke lobi, terdakwa sudah ada di tower tiga," imbuhnya.

Atas kemunculan Fredrich di tower tiga, dokter Bimanesh menyatakan sempat komplain kepada receptionis.

‎Akhirnya dokter Bimanesh mengarahkan Fredrich ke perpustakaan.

"Perpustakaan itu tempat baca buku, bukan terima tamu, tapi saya ajak terdakwa ke sana.‎ Saya sebetulnya keberatan untuk urusan pasien, tidak dibawa ke rumah. Tapi kan terdakwa menginginkan demikian," ujarnya.

Lalu Fredric menyerahkan resum medis dalam bentuk lembaran isinya ada beberapa diagnosis.

"Yang lain, seperti hasil laboratorium diperlihatkan dalam bentuk foto di handphone terdakwa," tambahnya.

Telepon singkat Fredrich

Dokter Bimanesh mengaku Kamis (16/11/2017) pukul 16.00 WIB, dirinya dihubungi Fredrich Yunadi.

"Hampir pukul 18.00 WIB, saya terbangun dari tidur karena ada telepon dari terdakwa. Dia katakan: Dok skenarionya kecelakaan. Lalu saya jawab maksudnya apa? Tapi teleponnya ditutup terdakwa," ujar Bimanesh, Kamis (20/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.

‎Bimanesh kemudian mencoba menghubungi balik Fredrich.

Namun telepon yang dihubunginya mati.

Atas hal tersebut dokter Bimanesh merasa ada keanehan karena diawal telepon, Fredrich mengatakan Setya Novanto akan dirawat karena hipertensi.

"Telepon dari terdakwa singkat sekali, ‎hanya bicara dok, skenarionya kecelakaan. Maksudnya apa?, lalu ditutup teleponnya. Yang dipikiran saya, kok janggal. Saya tidak tahu skenarionya itu untuk pasien atau dianya. Reaksi saya saat itu pasif," terang dokter Bimanesh.

Selang beberapa menit, handpone dokter Bimanesh kembali berdering, saat itu yang menelpon dokter Alia, Plt bagian pelayanan medik RS Medika Permata Hijau.

Da‎lam komunikasinya, dokter Alia mengatakan ada masalah karena dokter IGD tidak mau memeriksa Setya Novanto yang kecelakaan.

Mendapat informasi dari dokter Alia, barulah dokter Bimanesh menghubungkan dengan telepon Fredrich sebelumnya soal skenario kecelakaan.

"Saya bingung juga, hubungan sama saya apa. Ini kan kecelakaan. Dokter Alia bilang lagi, dok bisa segera kesini gak? Saya jawab saya salat dulu baru ke rumah sakit‎. Pemahaman saya dari telepon dokter Alia, ada masalah di rumah sakit, saya diminta datang untuk memeriksa pasien yang tidak diperiksa di IGD," katanya.

Tidak ada benjolan

Bimanesh Sutarjo mengatakan Setya Novanto hanya mengalami luka lecet ringan akibat kecelakaan menabrak tiang listrik, Kamis (16/11/2017) silam.

Tidak ada benjolan besar di dahi Setya Novanto seperti pernyataan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi.

"Saya lihat di luar ada beberapa luka lecet di sebelah kiri, di leher segaris dan di lengan. Cuma tiga itu saja," ucap Bimanesh.

Masih menurut Bimanesh, di dahi Setya Novanto juga terdapat lecet berukuran 1,5 sentimeter.

Dia memastikan luka lecet itu akibat benturan benda tumpul yang ringan.

"Hanya kulit ari yang terkelupas dan bengkak sedikit. Saya bisa pastikan itu benturan benda ringan. Sebenarnya tidak perlu diperban, kalau dikasih kasa mungkin iya, supaya steril. Saya tidak pernah perintahkan perawat juga untuk diperban," kata dokter Bimanesh.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan