Korupsi KTP Elektronik
Kesaksian Dokter Bimanesh: Asal Usul Perkenalan Dengan Fredrich Hingga Benjolan Setya Novanto
Sidang kasus dugaan menghalangi penyidikan korupsi e-KTP Setya Novanto kembali digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4/2018).
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sidang kasus dugaan menghalangi penyidikan korupsi e-KTP Setya Novanto kembali digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4/2018).
Dalam kesempatan kali ini, dokter Bimanesh Sutarjo dihadirkan Jaksa Penuntut Umum pada KPK sebagai saksi dalam persidangan terdakwa Fredrich Yunadi.
Sejumlah fakta pun terungkap berdasarkan pengakuan Bimanesh dalam persidangan.
Mulai dari perkenalan dirinya dengan Bimanesh hingga drama Setya Novanto ketika berada di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Kamis (16/11/2017).
Perkenalan Bimanesh dengan Fredrich
Dalam persidangan Bimanesh menjelaskan awal mula perkenalan dirinya dengan Fredrich Yunadi.
Bimanesh pertama kali mengenal Fredrich ketika dirinya masih berdinas di RS Polri Kramatjati pada 2004 silam.
"Saya dapat sprint dari Karumkit untuk memeriksa tahanan. Kebetulan tahanan itu klien terdakwa, setelah itu tidak ada hubungan lagi," ungkap dokter Bimanesh, Kamis (20/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Baca: Dokter Bimanesh: Setya Novanto Hanya Luka Lecet Biasa, Tidak Perlu Diperban
Kemudian, ia pun mengaku sekitar 1,5 tahun yang lalu, Fredrich sempat menghubunginya melalui sambungan telepon.
Dalam sambungan telepon tersebut, menurut Bimanesh, Fredrich memberitahu dirinya bila ada klien Fredrich yang hendak dirawat di RS Polri.
Merespon telepon Fredrich tersebut, Bimanesh menjelaskan bila dirinya sudah pensiun dan tidak lagi bertugas di RS Polri.
Apabila memang ada klien Fredrich yang hendak dirawat, dokter Bimanesh menyatakan bisa langsung menghubungi RS Polri.
Baca: Bimanesh Akui Buat Pesan di Pintu Kamar Setya Novanto Pasien Perlu Istirahat karena Penyakitnya
"Berarti selama ini hubungannya hanya sebatas soal perawatan klien terdakwa?" tanya hakim dalam sidang.
"Benar yang mulia," jawab dokter Bimanesh.
Hakim juga menanyakan apakah sebelumnya dokter Bimanesh mengenal Setya Novanto?
Bimanesh mengaku hanya mengetahui dari media, bahwa Setya Novanto menjabat sebagai Ketua DPR RI.
"Saya tahu Pak Setya Novanto dari media, dan saya pernah bicara langsung saat memeriksa beliau di RS Medika Permata Hijau pada 16 November 2017 lalu," katanya.
Bimanesh dua kali dihubungi Fredrich
Dokter Bimanes mengaku dirinya dua kali dihubungi Fredrich Yunadi sebelum peristiwa kecelakaan mobil yang ditumpangi Setya Novanto menabrak tiang listrik pada 16 November 2017 silam.
15 November 2017, dokter Bimanesh dihubungi Fredrich dan menanyakan rumah sakit tempat dokter Bimanesh praktik.
Bimanesh saat itu menjawab, dirinya praktek di tiga rumah sakit, di antaranya RS Medika Permata Hijau, RS Medika Serpong, dan RS Haji.
Baca: Fredrich Hubungi Dokter Bimanesh: Dok Skenarionya Kecelakaan
Kemudian, 16 November 2017, pukul 11.00 WIB Fredrich kembali menghubungi dirinya.
Dalam percakapannya saat itu, Fredrich mengatakan Setya Novanto minta dirawat.
"Dia jelaskan, bahwa dia adalah pengacara dari Setya Novanto," ujar Bimanesh di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (20/4/2018).
Kemudian dokter Bimanesh menanyakan keluhan Setya Novanto.
Fredrich pun menjelaskan bila Setya Novanto mengeluh pusing sempoyongan setelah pulang dari RS Premier Jatinegara.
Baca: Dokter Bimanesh Ungkap Cerita Perkenalannya dengan Fredrich Sejak 2004 Silam
"Dia tanya apa saya bersedia? Saya bilang silakan," ujar Bimanesh.
Bimanesh mengatakan Fredrich tidak menjelaskan kenapa dirinya yang diminta merawat Setya Novanto.
"Mungkin karena dia kenal saya sebagai dokter spesialis ginjal dan hipertensi. Saya juga sempat tanya status Setya Novanto karena sepengetahuan saya dia ada masalah hukum. Fredrich jawab Setya Novanto sudah bebas karena menang praperadilan," kata Bimanesh.
Fredrich muncul di apartemen Bimanesh
Fredrich Yunadi pun ternyata sempat menyambangi kediaman dokter Bimanesh di sebuah apartemen di Jakarta Selatan.
Dokter Bimanesh menceritakan ketika Fredrich menghubunginya melalui sambungan telepon soal recana Setya Novanto akan dirawat, dirinya sempat menanyakan catatan laporan medik Setya Novanto dari rumah sakit sebelumnya.
"Kalau ada, pas berobat dibawa aja. Jawaban dia (Fredrich) nanti saya carikan. Saya tanya mau dirawat di RS mana? Dia bilang yang dekat saja, terdakwa bilang di RS Medika Permata Hijau," ungkap dokter Bimanesh, Kamis (20/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Diungkap dokter Bimanesh saat menerima telepon pada 16 November 2017 pukul 11.00 WIB, dirinya masih berada di rumah sakit Medika Permata Hijau.
Kemudian dokter Bimanesh bertanya kepada perawat Diana, siapa yang bisa dihubungi soal masalah pasien.
Lalu perawat Diana menjawab yang mengurusi pasien ialah bagian pelayanan medik yang saat itu bertugas adalah Plt, dokter Alia.
"Saya hubungi dokter Alia, ini ada permintaan Setya Novanto melalui pengacaranya mau dirawat, ada tempat gak? Dokter Alia jawab nanti diusahakan dok. Saya bilang lagi, nanti RS akan dihubungi oleh pengacara detail kapan masuknya," tutur dokter Bimanesh.
Kemudian pukul 12.00 WIB dirinya pulang ke rumah dan menerima WhatsApp dari dokter Alia yang menanyakan jam Setya Novanto datang ke RS Medika Permata Hijau guna mempersiapkan tempat nya.
"Lalu saya hubungi terdakwa, kapan Setya Novanto datang, terdakwa jawab masih menunggu izin dari KPK. Pesan dari terdakwa saya teruskan ke dokter Alia, saya juga pesan ke dokter Alia, gak usah kemerungsung," kata dokter Bimanesh lagi.
Lebih lanjut usai makan siang, pukul 14.00 WIB, dokter Bimanesh kembali dihubungi Fredrich yang mengaku akan mengantarkan data medis dan foto pendukung dari RS Premier Jatinegara, tempat sebelumnya Setya Novanto dirawat.
Saat itu menurut dokter Bimanesh, dia meminta Fredrich membawa data itu saat di rumah sakit.
Tapi terdakwa mau mengantar langsung, jadi saya beri alamat apartemen saya.
Selang beberapa menit setelah menerima telepon dari Fredrich, tiba-tiba dokter Bimanes dihubungi lobi apartemen bahwa ada Fredrich di lobi.
"Saya bingung juga, kok datangnya cepat sekali, dia (terdakwa) sudah di lobi. Kediaman saya itu sangat menjaga privasi, keluar masuk tamu harus ada acces. Tapi pas saya mau ke lobi, terdakwa sudah ada di tower tiga," imbuhnya.
Atas kemunculan Fredrich di tower tiga, dokter Bimanesh menyatakan sempat komplain kepada receptionis.
Akhirnya dokter Bimanesh mengarahkan Fredrich ke perpustakaan.
"Perpustakaan itu tempat baca buku, bukan terima tamu, tapi saya ajak terdakwa ke sana. Saya sebetulnya keberatan untuk urusan pasien, tidak dibawa ke rumah. Tapi kan terdakwa menginginkan demikian," ujarnya.
Lalu Fredric menyerahkan resum medis dalam bentuk lembaran isinya ada beberapa diagnosis.
"Yang lain, seperti hasil laboratorium diperlihatkan dalam bentuk foto di handphone terdakwa," tambahnya.
Telepon singkat Fredrich
Dokter Bimanesh mengaku Kamis (16/11/2017) pukul 16.00 WIB, dirinya dihubungi Fredrich Yunadi.
"Hampir pukul 18.00 WIB, saya terbangun dari tidur karena ada telepon dari terdakwa. Dia katakan: Dok skenarionya kecelakaan. Lalu saya jawab maksudnya apa? Tapi teleponnya ditutup terdakwa," ujar Bimanesh, Kamis (20/4/2018) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
Bimanesh kemudian mencoba menghubungi balik Fredrich.
Namun telepon yang dihubunginya mati.
Atas hal tersebut dokter Bimanesh merasa ada keanehan karena diawal telepon, Fredrich mengatakan Setya Novanto akan dirawat karena hipertensi.
"Telepon dari terdakwa singkat sekali, hanya bicara dok, skenarionya kecelakaan. Maksudnya apa?, lalu ditutup teleponnya. Yang dipikiran saya, kok janggal. Saya tidak tahu skenarionya itu untuk pasien atau dianya. Reaksi saya saat itu pasif," terang dokter Bimanesh.
Selang beberapa menit, handpone dokter Bimanesh kembali berdering, saat itu yang menelpon dokter Alia, Plt bagian pelayanan medik RS Medika Permata Hijau.
Dalam komunikasinya, dokter Alia mengatakan ada masalah karena dokter IGD tidak mau memeriksa Setya Novanto yang kecelakaan.
Mendapat informasi dari dokter Alia, barulah dokter Bimanesh menghubungkan dengan telepon Fredrich sebelumnya soal skenario kecelakaan.
"Saya bingung juga, hubungan sama saya apa. Ini kan kecelakaan. Dokter Alia bilang lagi, dok bisa segera kesini gak? Saya jawab saya salat dulu baru ke rumah sakit. Pemahaman saya dari telepon dokter Alia, ada masalah di rumah sakit, saya diminta datang untuk memeriksa pasien yang tidak diperiksa di IGD," katanya.
Tidak ada benjolan
Bimanesh Sutarjo mengatakan Setya Novanto hanya mengalami luka lecet ringan akibat kecelakaan menabrak tiang listrik, Kamis (16/11/2017) silam.
Tidak ada benjolan besar di dahi Setya Novanto seperti pernyataan pengacara Novanto, Fredrich Yunadi.
"Saya lihat di luar ada beberapa luka lecet di sebelah kiri, di leher segaris dan di lengan. Cuma tiga itu saja," ucap Bimanesh.
Masih menurut Bimanesh, di dahi Setya Novanto juga terdapat lecet berukuran 1,5 sentimeter.
Dia memastikan luka lecet itu akibat benturan benda tumpul yang ringan.
"Hanya kulit ari yang terkelupas dan bengkak sedikit. Saya bisa pastikan itu benturan benda ringan. Sebenarnya tidak perlu diperban, kalau dikasih kasa mungkin iya, supaya steril. Saya tidak pernah perintahkan perawat juga untuk diperban," kata dokter Bimanesh.