Romahurmuziy Ditangkap KPK
OTT Rommy dan Kegaduhan PSI Lemahkan Pasangan 01
Ia juga menilai hal ini akan mempengaruhi suara pemilih, baik bagi PPP maupun kubu 01 jelang Pemilu 2019.
Penulis:
Vincentius Jyestha Candraditya
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menilai, ditangkapnya Ketua Umum PPP, Romahurmuziy alias Rommy berdampak langsung dengan fokus pemenangan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
"Koalisi Jokowi-Ma’ruf akan kehilangan fokus dan melemah karena kegaduhan internal dan tertangkapnya Ketum PPP," kata Pangi kepada wadrtawan Jakarta, Jumat (15/3/2019).
Terkait kasus Rommy, menurut Pangi, TKN kembali harus bekerja keras untuk menjaga dan mempertahankan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf.
"Harus kita akui bahwa ini akan berimbas pada figur Pak Jokowi sendiri, personal brendingnya. Yang kedua itu soal isu sentimen, soal mengelola emosi publik," katanya.
Pangi memprediksi, setelah kejadian ini internal PPP akan sibuk pada pemulihan nama baik partai.
Yang lebih urgen lagi adalah bakal ada perebutan kekuasaan atau pemilihan ketua umum baru pengganti Romy, tidak mustahil konflik berkepanjangan akan terjadi lagi.
"Nanti akan berlanjut pada konflik memperebutkan ketua umum di internal PPP. Belum nanti pengaruhnya pada mesin partai dan pemenangan Pak Jokowi di pilpres," katanya.
Pangi menjelaskan, peranan partai sangat penting dala pemenangan Pilpres, kalau mesin partai mati maka kemenangan di pilpres akan mustahil dicapai.
"Saya melihat mesin partai di koallisi Jokowi-Ma’ruf masih tanda tanya, masih setengah hati," katanya.
Sementara terkait konflik PSI-PDIP, menurut Pangi akan memperparah keadaan dan semakin melemahkan koalisi ini.
"Ketika partai sudah berkonflik sesama pendukung Jokowi, misalnya antara PSI dengan PDIP tentu tidak baik dari segi soliditas dukungan," kata Pangi.
Pangi menilai, PSI tidak memikirkan soliditas dukungan.
Baca: Romahurmuziy Ditangkap KPK, Sejumlah Tokoh Doakan Selamat hingga Minta PPP Tak Dilupakan
Sehingga partai besutan Grace Natalie ini dia hanya ingin terkenal karena elektabilitasnya di bawah elektoral.
"Memang ini sebenarnya menjadi rumit ketika PSI berkonflik dengan PDIP, itu adalah mesin utama. Mestinya solid dan fokus pada pilpres, tapi sesama mereka malah berantem demi kepentingan sesaat," tambahnya.
"Saya melihat mesin partai di koallisi Jokowi-Ma’ruf masih tanda tanya, masih setengah hati," katanya.
Untuk itu, Pangi mengingatkan, kalau konflik antar parpol pendukung Jokowi ini terus dibangun, maka akan mengganggu mesin-mesin partai untuk pemenangan pilpres dan berujung kekalahan.
"Jadi soliditas internal partai pendukung Jokowi harus dipertanyakan sekarang. Efektifitas mesin partainya seperti mau mematikan mesin," katanya
Diberitakan sebelumnya, ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhamad Romahurmuziy, dikabarkan terjaring operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menanggapi hal itu, pengamat komunikasi analisis politik, Hendri Satrio, menilai kejadian itu musibah besar apabila benar adanya. Terutama bagi PPP dan paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Karena, kata dia, Rommy sangatlah sering berbicara atas nama kubu petahana dan mengklaim dekat dengan Jokowi selaku Presiden.
"Parah ini. Musibah besar bagi PPP dan 01 sebab bila benar itu Romi, dirinya sangat sering berbicara atas nama 01 dan mengklaim dirinya dekat dengan Presiden," ujar Hendri, ketika dihubungi Tribunnews.com, Jumat (15/3/2019).
Ia juga menilai hal ini akan mempengaruhi suara pemilih, baik bagi PPP maupun kubu 01 jelang Pemilu 2019. Dengan waktu yang tinggal sebulan, Hendri melihat akan sulit bagi keduanya (PPP dan kubu petahana, - red) untuk kembali menaikkan citra.
"Sulit rebound-nya sebab sudah tinggal 1 bulan lagi. Kendati PPP parpol yang berakar dan punya loyalis kuat, namun diberbagai hasil survei sangat belum aman dalam menembus 4 persen," kata dia.
Founder lembaga survei KedaiKOPI itu kemudian turut menyoroti perihal uang yang diamankan dalam OTT KPK. Menurutnya akan sangat krusial untuk mengupas uang tersebut digunakan untuk kepentingan apa.
Baca: Sandiaga Uno Syok Mendengar Kabar OTT Romahurmuziy
"Pertanyaan selanjutnya, uang yang di OTT itu untuk kepentingan apa? Untuk kepentingan pilpres, pileg, atau pribadi," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, KPK dikabarkan mencokok Ketua Umum PPP Romahurmuziy dalam gelaran operasi tangkap tangan (OTT), Jumat (15/3/2019).
Seorang sumber yang enggan disebut identitasnya membenarkan bahwa pria yang akrab disapa Romi itu diciduk sekitar pukul 09.00 WIB di Kantor Wilayah Kementerian Agama Sidoarjo.
"Dari sumber A1. Kejadiannya jam 09.00 di Kanwil Kementerian Agama Sidoarjo. Yang ditangkap Romi," ucapnya kepada wartawan.
Namun hingga saat ini, pihak dari KPK sendiri belum mengeluarkan pernyataan terkait penangkapan Rommy.