Penangkapan Terduga Teroris
6 Terduga Teroris Ditangkap di Bekasi dan Palangkaraya: Berikut Keterlibatan dan Tindak Tanduknya
Densus 88 Antiteror Polri menanngkap enam terduga teroris di Wilayah Jawa Barat dan Kalimantan Tengah pekan ini.
Penulis:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri menanngkap enam terduga teroris di Wilayah Jawa Barat dan Kalimantan Tengah pekan ini.
Densus 88 Antiteror Polri mengawali penangkapannya di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Senin (10/6/2019) pukul 21.00 WIB.
Terduga teroris yang ditangkap bernama Harun alias Abu Zahra.
Baca: Kisah George Toisutta Semasa Hidup, Rajin Bersedekah Hingga Tak Suka Lihat Orang Merokok
Setelah menangkapa terduga teroris bernama Harun, tim Densus 88 Antiteror Polri pun bergerak cepat denngan menangkap tiga terduga teroris di sebuah kontrakan di Jatibening Baru, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (11/6/2019) dini hari.
Tiga terduga teroris yang ditangkap masing-masing berinisial AAS, I, dan KA.
Selain di wilayah Bekasi, Densus 88 Antiteror Polri pun menangkap dua terduga teroris berinisial T dan A di Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada hari yang sama.
Keterlibatan
Keenam orang terduga teroris Abu Zahra, AAS, I, KA, T, dan A yang diamankan Densus 88 Antiteror Polri merupakan satu jaringan.
Mereka merupakan kelompok teroris pimpinan Abu Hamzah yang pernah melakukan pelatihan militer di Gunung Salak, Aceh, pada 13 Desember 2018 silam.
Baca: Yordania Puas Bisa Kalahkan Timnas Indonesia, Sang Pelatih Buka Suara
"Bahwa densus 88 telah melakukan kegiatan preventif strike bermula dari upaya ketika pada tanggal 13 Desember 2018 yang lalu melakukan penindakan di daerah Gunung Salak, Aceh terhadap sebuah kelompok bernama Abu Hamzah yang melakukan latihan militer di gunung tersebut," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (12/6/2019).
Keenamnya diduga kuat mengikuti merupakan anggota kelompok teroris Abu Hamzah yang berhasil melarikan diri ketika Densus 88 melakukan penangkapan di Gunung Salak Aceh.
Mereka lari ke sejumlah wilayah di antaranya Bekasi, Jakarta, dan Palangkaraya
Kemudian pada tanggal 10-11 Juni 2019, kata dia, Densus 88 Antiteror berhasil menangkap enam terduga teroris yang telah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO).
Baca: Tabrakan di Tol Pandaan-Malang, Mobil Inova Terbakar, 5 Orang Luka Ringan
Pada saat menangkap keenam terduga teroris tersebut, Densus 88 Antiteror Polri menyita sejumlah barang bukti, di antaranya alat komunikasi, buku ajaran jihad, dan buku terkait tata cara pembuatan bom.
Hanya bawa kipas angin saat pindah
Tiga terduga teroris berinisial ADS, I dan KA diketahui tinggal di sebuah rumah kontrakan RT01 RW02, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi.
Pantauan TribunJakarta.com, rumah kontrakan tersebut terletak di dalam perkampungan warga, terdapat lima petak pintu, ketiganya tinggal dalam satu kamar kontrakan.
Warga sekitar mengatakan, tiga terduga teroris tersebut baru empat hari mengontrak ketika Densus 88 Antiteror Polri menangkapnya.

Mursik (25) mengatakan, saat pertama kali menempati rumah kontrakan, dia sempat heran melihat ketiga penghuni yang baru pindah namun tidak membawa barang-barang dalam jumlah banyak.
"Baru empat hari, tiga-tiganya cowok semua, biasanyakan bawa barang kalau pindahan, dia bawa kipas angin doang," kata Mursik dikutip dari tribunjakarta.com.
Selain itu, ketiganya pun tidak terlihat membawa perlengkapan seperti halnya orang yang ingin menetap lama di sebuah tempat, hanya satu orang yang terlihat mengenakan ransel hitam.
Baca: Tanaman Mangrove Menyusut Gara-Gara Dimakan Kambing Warga
"Dia masuk bawa motor satu, saya enggak tahu kalau ada tamu atau temannya, setahu saya cuma tiga orang aja," jelas dia.
Selama empat hari menetap, ketiga terduga teroris cenderung diam di dalam kontrakan, hanya sesekali terlihat keluar.
"Enggak pernah sosialisasi, cuma lihat pas dua hari aja, selebihnya enggak lihat lagi," apaprnya dia.
Sementara itu, warga sekitar lainnya juga mengaku cukup heran ketika mengetahui terdapat penghuni kontrakan baru yang pindah saat musim lebaran.
"Biasanyakan orang kontrakan lebaran gini mudik ya, tapi itu malah baru pada dateng, enggak tahu belum kenal banget jadinya," kata Tini.
Kontrakan terduga teroris di Palangkaraya sulit dijangkau
Tempat kos tujuh pintu di Jalan Pinus Permai III Palangkaraya, menjadi tempat tinggal dua keluarga terduga teroris sejak sepuluh hari terakhir.
Lokasinya terbilang cukup tersembunyi dari keramaian Kota Palangkaraya.
Untuk mencapainya harus keluar masuk gang di kawasan Kelurahan Panarung yang dikenal padat penduduk dan banyak gang serta jalan tikus.

Kalangan wartawan pun, saat ingin mendatangi kontrakan tempat mereka menyewa menemui kesulitan dan banyak yang salah masuk gang, karena lokasinya memang agak tersembunyi di balik selokan.
Pengelola kontrakan bernama Suwarti (30), saat dijumpai , Selasa (11/10/2019) mengaku, sepuluh hari yang lalu dia didatangi dua orang lelaki yang ingin menyewa dua pintu barak kosong miliknya, diapun menyambut dengan senang hati.
"Awalnya yang ingin menyewa barak hanya dua orang saja, tetapi setelah beberapa hari ada 12 orang atau dua keluarga menempati dua pintu kamar barak. Ada anak kecil empat orang lainnya dewasa. Memang tidak mau bersosialisasi," ujarnya.

Diungkapkan, selama sepuluh hari mereka menyewa memang tidak pernah bersosialisasi dengan penghuni kamar sebelahnya.
"Jangan kan dengan pak RT, dengan saya yang kamarnya di sebelah saja jarang sekali ngomong," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan tetangga sebelah kontrakan yang mengaku jarang melihat keluarga tersebut keluar rumah.
"Tapi suaminya sering keluar bedakan (kontrakan) malam hari, mungkin mau beli makan di luar," ujar seorang warga belakang kontrakan tersebut.
(Tribunnews.com/ tribunjakarta.com/tribunkalteng.com)