Sosiolog UI Tanggapi Rencana Jokowi akan Masukkan Kaum Muda dalam Kabinet Mendatang
Ide Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) akan merekrut kaum muda untuk duduk di kabinetnya mendatang, patut diapresiasi.
Khususnya bila mereka yang duduk di Kabinet hanyalah berkat hasil lobi dan “titipan” yang sekadar mengejar jabatan dan kekuasaan (power seeker).
"Contoh gagal kepemimpjnan dari kaum muda banyak kita jumpai di dunia partai politik dan Bupati, Walikota dan Gubernur di Indonesia yang ditandai dengan perilaku tak terpuji seperti korupsi," dia berpesan.
Ini tentu dilatari oleh berbagai faktor termasuk rentannya kaum muda untuk jatuh ke dalam kubangan godaan negatif kekuasaan.
Untuk itu dia berpandangan, Jokowi harus menyadari bahwa periode kedua kepemimpinannya adalah tenggang dimana dia akan meletakkan legacy (nilai-nilai utama) kepemimpinannya di dalam sejarah Indonesia.
"Ide merekrut kaum muda untuk masuk Kabinet adalah terobosan progresif yang akan dapat membawa nilai tambah bagi kemajuan Indonesia bila dilakukan lewat seleksi ketat bersifat objektif dan terbebas dari praktik nepotisme politik," tegasnya.
Jokowi Ingin Kabinet Diisi Kaum Muda
Presiden Jokowi mengaku tidak akan membedakan latar belakang profesional atau partai politik dalam menyusun kabinet pemerintah 2019-2024. Sebab, banyak juga kader partai politik yang merupakan profesional di bidangnya.
"Kabinet diisi oleh orang ahli di bidangnya. Jangan sampai dibeda-bedakan ini dari profesional dan ini dari (partai) politik, jangan seperti itulah, karena banyak juga politisi yang profesional," kata Jokowi dalam wawancara khusus dengan harian Kompas, Senin (1/7/2019).
Jokowi menyebut, setiap periode waktu, diperlukan kabinet yang berbeda karena tantangannya juga berubah.
Baca: KPU Papua Nugini Rela ke Jakarta demi Belajar Pemilu di Indonesia
Baca: Mengaku Sudah Temui Hotman Paris, Apakah Barbie Kumalasari dan Galih Ginanjar Gentar?
Baca: Informasi Lengkap Harga Tiket Jumpa Fans Running Man 458
Ia lalu mengungkapkan kriteria menteri yang akan mengisi kabinetnya ke depan.
Menurut Jokowi, para menteri yang mengisi kabinet baru nantinya harus memiliki kemampuan untuk mengeksekusi program secara tepat dan cepat.
Kedua, dia harus memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan ini penting untuk bisa mengelola personalia dan anggaran sehingga organisasi kementerian itu betul-betul bisa efektif.
Ketiga, kabinet mendatang juga akan banyak diwarnai dengan anak-anak muda.
"Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak? Tapi dia harus mengerti manajerial, dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," kata Jokowi.
Jokowi menyebut era globalisasi seperti sekarang diperlukan orang-orang yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perubahan zaman yang sangat cepat sekali.