Pisau Komando Pasukan Elite Ternyata Dulunya Digunakan oleh Anggota Polisi
Menjadi senjata andalan Kopassus, pisau komando ternyata dulunya pertama kali digunakan oleh aparat kepolisian.
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Menjadi senjata andalan Kopassus, pisau komando ternyata dulunya pertama kali digunakan oleh aparat kepolisian
Seperti dilansir dari buku 'Weapon, a Visual History of Arms and Armours' karya Roger Ford, pisau komando yang identik dengan Kopassus ini awalnya muncul di Tiongkok
Ide pembuatan pisau komando pertama kali digagas oleh William Ewart Fairbairn yang saat itu mendapat tugas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, Tiongkok.

Fairbairn berpikir, anggotanya harus dibekali sebuah senjata beladiri jarak dekat yang efektif dan mematikan
Bersama salah satu partnernya yang bernama Eric Anthny Sykes, William Ewart Fairbairn membuat sebuah pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar, namun panjang.
Baca: Keren Banget, Kemenpar Gelar FGD Pengembangan Wisata Perkotaan Malang Raya
Baca: Polisi Buru Pemilik Akun Facebook Thomas Udin Edison, Pengunggah Pertama Foto Mumi Berwajah Jokowi
Baca: Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Jadi Rp 699.000 per Gram
Tidak seperti pisau pada umumnya yang didesain untuk mengiris, pisau komando buatan Fairbairn & Sykes ini bertujuan untuk menusuk.
Bilah pisau komando didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia, sehingga bisa langsung menusuk jantung musuh.
Tidak cuma menciptakan pisau, Fairbairn dan Sykes kemudian juga menciptakan sebuah teknik beladiri dengan pisau buatannya yang mereka beri nama “Defendu System”.
Saat Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia mendapat perintah untuk memberikan pelatihan Defendu System kepada anggota pasukan khusus Inggris.

Namun, mengapa pisau komando Fairbairn & Sykes malah terkenal di AS?
Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).
OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II.
AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.
Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.
Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.
Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.
Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.
Yang jelas, pisau komando ini sudah identik sekali dengan Kopassus
Misalnya, gapura bentuk pisau komando ketika masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, gambar pisau komando ada di salah satu logo Kopassus
Salah satu kisah heroik Kopassus yang melibatkan pisau komandonya adalah saat Kapten Hendropriyono berduel satu lawan satu melawan petinggi Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku)
Dilansir dari buku berjudul 'Operasi Sandi Yudha, Menumpas Gerakan Klandestin' Penerbit Buku Kompas tahun 2013, Kopassus saat itu menugaskan Kapten Hendropriyono dan pasukannya untuk memburu PGRS/Paraku sekitar tahun 1968-1974.
Informasi tentang petinggi PGRS/Paraku bernama Ah San akhirnya bocor melalui istrinya yang berkhianat, Tee Siat Moy.
Siat Moy mau membantu Kopassus dengan syarat Ah San tak dibunuh.

Maka, Hendro pun memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.
Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekitar 4,5 km melewati hutan rimba yang lebat.
Rencananya operasi penyerbuan akan dilakukan pukul 04.00, keesokan harinya.
Di tengah kegelapan malam, anak buah Hendro juga berhasil melumpuhkan beberapa penjaga secara senyap.
Pukul 22.25 WIB, tim sudah sampai di lokasi yang ditentukan. Masih cukup lama menunggu waktu operasi.
Namun, tiba-tiba Intelijen melaporkan Ah San tak ada di pondok tersebut. Seluruh tim sangat kecewa.
Baru pukul 14.00 Siat Moy dan perwira intelijen Kodim Mempawah memastikan Ah San ada di pondok.
Dengan kecepatan kuning mereka terus merayap mendekati sasaran hingga akhirnya dari jarak 200 meter terlihatlah rumah persembunyian Ah San.
Tiba-tiba anjing-anjing penjaga pondok berloncatan ke arah tim Halilintar sambil mengonggong keras.
Hendro segera meneriakkan "Serbuuuuu," sambil lari sekencang-kencangnya ke arah pondok.
"Abdullah alias Pelda Kongsenlani mendahului saya lima detik untuk tiba di sasaran. Dia mendobrak pintu dengan tendangannya dan langsung masuk. Saya mendobrak jendela dan meloncat masuk," beber Hendro.

Hendro berteriak pada Ah San. "Menyerahlah Siauw Ah San, kami bukan mau membunuhmu." Tapi Ah San enggan menyerah.
Hendro menyuruh anak buahnya keluar pondok. Dia sendiri bertarung satu lawan satu dengan Ah San.
"Dengan sigap saya lemparkan pisau komando ke tubuh Ah San. Tapi tidak menancap telak, hanya mengena ringan di dada kanannya," Hendro menggambarkan peristiwa menegangkan itu.
Kini Hendro tanpa senjata harus menghadapi Ah San yang bersenjatakan bayonet.
Memang ada senjata yang ditaruh di belakang tubuh Hendro, tapi mengambil senjata dalam keadaan duel seperti ini butuh beberapa detik.
Hendro takut Ah San keburu menusuknya. Hendro lalu melompat dan menendang dada Ah San.
Berhasil, tetapi sebelum jatuh Ah San sempat menusuk paha kiri Hendro hingga sampai tulang. Darah langsung mengucur
Ah San kemudian berusaha menusuk dada kiri Hendro. Hendro berusaha menangkis dengan tangan.
Akibatnya lengannya terluka parah dan jari-jari kanannya nyaris putus.
Dan celakanya, pistol di pinggang belakang Hendro melorot masuk ke dalam celananya.
Butuh perjuangan baginya untuk meraih pistol itu dengan jari-jari yang nyaris putus.

Akhirnya Hendro berhasil meraihnya dan menembak Ah San dua kali.
Tapi hanya sekali pistol meletus, satunya lagi macet.
Pistol segera jatuh karena Hendro tak mampu lagi memegangnya.
Peluru itu mengenai perut Ah San sehingga membuatnya limbung
Hendro yang juga kehabisan tenaga langsung membantingnya dan menjatuhkan tubuhnya keras-keras di atas tubuh Ah San.
Duel maut itu selesai.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jadi Senjata Andalan Kopassus, Pisau Komando Ternyata Pertama Kali Dipakai Polisi, ini Sejarahnya, https://surabaya.tribunnews.com/2019/07/09/jadi-senjata-andalan-kopassus-pisau-komando-ternyata-pertama-kali-dipakai-polisi-ini-sejarahnya?page=all.