Selasa, 19 Agustus 2025

TKN Resmi Bubar Jumat Besok: Moeldoko Sebut Koalisi Plus Plus, Siapa Pendukung Jokowi Selanjutnya?

TKN akan resmi bubar pada Jumat (26/7/2019). Moeldoko singgung soal koalisi plus plus hingga siapa pendukung Jokowi-Ma'ruf ke depan?

TRIBUNNEWS/SENO
Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin berfoto bersama usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019) malam. 

TKN akan resmi bubar pada Jumat (26/7/2019). Moeldoko singgung soal koalisi plus plus hingga siapa pendukung Jokowi-Ma'ruf ke depan?

TRIBUNNEWS.COM - Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja akan dibubarkan pada Jumat (26/7/2019).

TKN merupakan kumpulan partai pengusung Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019.

Kabar pembubaran tim kampanye Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 dibenarkan oleh Wakil Ketua TKN, Moeldoko.

"Kami akan membuat acara pembubaran TKN," ujar Moeldoko saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Acara pembubaran TKN itu, lanjut Moeldoko, sudah dipercayakan kepada sekretaris jenderal masing-masing partai politik.

"Mungkin sekjen-sekjen sekarang akan membicarakan, apa kira-kira yang akan digelar nanti," ujar mantan Panglima TNI tersebut.

Baca: TKN Jokowi-Maruf Akan Dibubarkan, Ini Penjelasan Arsul Sani

Baca: Rencana Pembubaran TKN Tidak Mempengaruhi Soliditas Koalisi

Baca: TKN Jokowi-Maruf Akan Dibubarkan, Kemungkinan Dibuat Wadah Lain

Wakil Sekretaris TKN, Verry Surya mengungkapkan, rencananya pertemuan itu akan dilakukan Restoran Seribu Rasa di Jakarta pukul 16.00 WIB.

Pertemuan itu tidak hanya dihadiri sekretaris jenderal dan ketua umum partai politik.

Namun juga para penasihat, ketua dan wakil ketua, bendahara dan wakil bendahara, direktur dan wakil direktur, koordinator pemenangan pemilu partai, juru bicara, dan koordinator penugasan khusus.

Pembubaran tim yang terdiri dari 10 partai politik ini pun menimbulkan sejumlah pertanyaan.

Sebut saja tentang alasan pembubarannya, siapa pendukung Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan, hingga akankah ada wadah baru?

Baca: Megawati Bertemu Prabowo, TKN Pecah?

Baca: TKN Jokowi-Maruf Akan Dibubarkan Besok

Baca: Reaksi TKN Jokowi Hingga PA 212 Atas Syarat Rekonsiliasi 55:45 Yang Ditawarkan Amien Rais

Berikut beberapa kabar terkait pembubaran TKN pada Jumat besok yang berhasil dirangkum Tribunnews.com.

1. Tentang TKN

Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin berfoto bersama usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019) malam.
Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin berfoto bersama usai bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019) malam. (TRIBUNNEWS/SENO)

TKN Koalisi Indonesia Kerja merupakan pengusung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 yang terdiri dari 10 partai politik.

Ke-10 parpol tersebut adalah PDI Perjuangan, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, Hanura, PSI, Perindo, PKPI, dan PBB.

TKN diketahui berjumlah 150 orang dan diketuai Erick Thohir dengan delapan orang sebagai wakil.

Antara lain Moeldoko, Arsul Sani, dan Abdul Kadir Karding.

TKN sukses memenangkan Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019.

Berdasarkan penetapan KPU, pasangan nomor urut 01 itu unggul dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen suara.

Sementara perolehan Prabowo-Sandi sebagai penantangnya sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

Wakil Ketua TKN, Moeldoko mengapresiasi kekompakan TKN selama masa Pemilu 2019.

Menurut Moeldoko, komunikasi sesama anggota TKN terbangun sangat baik.

2. Alasan pembubaran

Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn) Dr H Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat.
Kepala Staf Kepresidenan Indonesia Jenderal TNI (Purn) Dr H Moeldoko, memberi sambutan saat menghadiri HUT Perum PPD ke-65, Senin (22/7/2019) yang berlangsung di Kantor Perum PPD, Ciputat. (TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Masih kata Moeldoko, ia sempat berpikir, TKN akan bersifat permanen selama jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.

Namun, belakangan ia menyadari, politik bersifat dinamis.

Pembubaran TKN merupakan satu bentuk dinamisme politik.

Moeldoko kemudian menyinggung kajian yang dilakukan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Menurut dia, berdasarkan kajian tersebut, sebuah koalisi ternyata tidak mungkin bisa permanen.

"Ternyata politik begitulah. Tidak ada sesuatu yang permanen."

"Semua sangat dinamis dan selalu mencari keseimbangan baru."

"Nah, itu sudah rumus politik, sudah seperti itu," kata dia.

3. Sebut koalisi plus plus hingga pendukung Jokowi-Ma'ruf ke depan

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin memamerkan kostum kampanye baru dengan kaus putih bertuliskan #01 di Posko Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (27/9/2018).
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin memamerkan kostum kampanye baru dengan kaus putih bertuliskan #01 di Posko Cemara, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (27/9/2018). (Tribunnews.com/fr)

Menurut Moeldoko, dengan pembubaran TKN, maka formasi partai politik pendukung Jokowi-Ma'ruf lima tahun ke depan kemungkinan juga berubah.

Moeldoko mengatakan, meskipun TKN akan bubar, tapi bukan berarti partai politik yang menjadi unsur dalam TKN ikut-ikutan bubar.

Justru, kemungkinan, anggotanya akan bertambah.

"Kami masih meyakini penuh, koalisi (KIK) terbangun cukup baik. Bahkan koalisi itu bisa plus-plus kan begitu."

"Jadi bukan hanya hotel saja yang plus-plus, koalisi plus-plus bisa kan," kata Moeldoko.

Meski demikian, Moeldoko belum bisa memastikan apakah koalisi plus-plus akan terbentuk.

Demikian pula soal partai mana saja yang akan bergabung.

"Bisa saja koalisi yang kemarin terbangun ada tambahan lagi, itu namanya plus."

"Ya begitu begitu bisa saja terjadi. Cuma plusnya berapa, kita lihat saja nanti," ujar Kepala Staf Kepresidenan itu.

Kemungkinan akan bertambahnya anggota koalisi Jokowi-Ma'ruf disebabkan karena politik sangat dinamis.

"Sekali lagi politik itu seperti itu (dinamis). Pemaknaannya jangan satu tambah satu jadi dua, jangan," kata Moeldoko.

4. Pembubaran TKN tak pengaruhi soliditas koalisi

Sekjen PSI Raja Juli Antoni (tengah)
Sekjen PSI Raja Juli Antoni (tengah) (ISTIMEWA)

Wakil Sekretaris TKN, Raja Juli Antoni mengatakan, pembubaran TKN tidak ada hubungannya dengan dengan soliditas koalisi Jokowi-Ma'ruf.

Raja Juli Antoni beranggapan, pembubaran yang akan dihadiri seluruh jajaran pengurus TKN hanya bersifat seremonial biasa.

Sehingga, kata Raja Juli Antoni, tim pemenangan presiden yang dibentuk, bersifat organisasi taktis yang sementara.

"Pasti ada jangka periodeisasi kerjanya," ujar Antoni.

Menurut Sekjen PSI ini, sebenarnya ketika keluar keputusan KPU soal penetapan capres-cawapres terpilih, tugas-tugas tim pemenangan sudah selesai.

Dengan demikian, seluruh tim pemenangan bisa dibubarkan.

Meski begitu, lanjut Antoni, pembubaran TKN tak berarti dimaknai sebagai pembubaran koalisi.

Tugas berikunya bagi partai koalisi dan relawan pendukung adalah mengawal jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun mendatang.

"Jadi tidak ada hubungannya dengan soliditas koalisi Pak Jokowi-Kiai Ma'ruf," jelasnya.

5. Akan ada wadah lain

Sektetaris Jenderal DPP PPP Asrul Sani di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (4/10/2016) usai Mukernas PPP
Sektetaris Jenderal DPP PPP Asrul Sani di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Selasa (4/10/2016) usai Mukernas PPP (Yurike Budiman/Tribunnews.com)

Senada dengan Raja Juli Antoni, Wakil Ketua TKN, Asrul Sani beranggapan, pembubaran TKN akan dilakukan secara formal.

Hal ini merupakan langkah lanjutan setelah berakhirnya Pilpres 2019.

Arsul menambahkan, jika TKN telah dibubarkan, kemungkinan terbentuk wadah lain yang dapat menjadi sarana berkumpulnya para elemen pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Sekjen PPP tersebut menegaskan, meski TKN dibubarkan, tapi proses mengawal pemerintahan akan tetap berjalan di periode mendatang.

"Di TKN kan tidak hanya elemen-elemen partai, tetapi juga ada kelompok relawan."

"Tentu kami berharap, silahturahmi di antara seluruh elemen yang mendukung Pak Jokowi tetap bisa berjalan mengawal pemerintah beliau bersama Pak Kyai Ma'ruf Amin," pungkas Arsul.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Chaerul Umam/Fransiskus Adhiyuda Prasetia) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan