Kamis, 11 September 2025

Di ILC, Adian Napitupulu Protes Definisi Bullying Terkait Kebijakan Anies Baswedan di DKI Jakarta

"Artinya Bang Karni membuat definisi sendiri, nggak sesuai KBBI," ujar Ardian yang disambut tawa penonton.

Editor: Choirul Arifin
Mata Najwa Trans 7
Adian Napitupulu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi PDIP Adian Napitupulu menyindir Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak konsisten dalam kata-katanya.

Adia menyampaikan hal itu saat jadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (13/8/19) dengan tema "Anies di Pusaran Bully".

Adian Napitupulu lalu membacakan definisi bully dalam KBBI. "Kalau di sini dikatakan pelecehan itu adalah ancamana, siksaan, ancaman verbal fisik dan cyber," ujar Adian.

Lantaran hal itu, Adian menilai Anies Baswedan tidak mengalami sedang di pusaran bully. "Saya nggak lihat Anies di pusaran bully Bang Karni," ujar Adian.

Karni Ilyas lantas mengatakan bahwa yang dimaksud bully di tema ILC yaitu definisi secara umum. "Ini bully dalam pengertian populer yang di masyarakat, jangankan Gubernur, kita pribadi saja juga mendapatkan bully di media sosial," ujar Karni Ilyas.

Adian lantas menyanggah pernyataan Karni Ilyas. "Artinya Bang Karni membuat definisi sendiri, nggak sesuai KBBI," ujar Ardian yang disambut tawa.

Baca: Fahri Hamzah Lontarkan Kelakar Soal Pakaian Adat Sasak yang Dikenakan Jokowi di Sidang MPR

Adian lantas mengaku bahwa dirinya tidak melihat Anies di-bully. "Saya sendiri tidak melihat proses bully seperti definisi KBBI terhadap Anies," ujarnya.

Apakah ada persekusi terhadap Anies, nggak ada," ujar Adian.

Mendengar pernyataan itu, politisi PKS, Mardani Ali Sera menimpali. "Tapi ada yang mengancam mau dibunuh," ujar Mardani.

Adian lantas melanjutkan ucapannya.

"Tapi itu bukan pusaran, pusaran itu nggak berhenti, kalau cuma 1,2,3 itu bukan pusaran, nah ini menurut saya bmbastis, apakah ada kaitannya dengan 2024, seolah-olah Anies dibuat sedang teraniaya, tertekan sedemikian rupa, lalu rakyat simpati, bisa juga," ujar Adian.

Adian mengatakan bahwa saat ini Anies tidak dibully.

"Di mana dibully nya, nggak ada, dibandingkan proses pilkada Jakarta kemarin, kita tahu siapa yang diblly secara fisik, didatangi, dipersekusi, diintimidasi, kalau untuk Anies nggak ada, kalau cuma 1 atau 2 itu bukan pusaran " ujar Adian.

Adian: Bullying = Kritik

Adian melihat bahwa bullyan itu adalah kritik.

"Anggap saja itu kritik, terus kenapa kalau dikritik orang, ada yang salah, nggak ada, apakah kritik indentik dengan bully, nggak juga, nggak ada yang tersakiti kok di sini," ujarnya.

Soal kritikan TUGPP yang berjumlah 74,seharusnya hasilnya lebih terlihat.

Adian menyebut di wilayah Kemang jalannya makin sempit lantaran pembangunan trotoar hingga menimbukan kemacetan.

"Sisi lain, ganjil genap, sisi lain jalannya dikecilin, bagus niatnya, tapi kan jadi macet dan jadi polusi udara, mungkin ada solusi lain."

Dilema rekalmasi, semua rakyat tahu, kok semacam pin plan ya, dulu nggak boleh, sekarang boleh, lalu katanya itu pulau, pidato Anies nyebutnya pantai reklamasi, kan kita jadi binggung, kok nggak konsisten dalam definisi , nggak konsisten dalam kata-kata bagaimana dalam tindakannya," ujar Adian yang disambut tepuk tangan penonton.

Adian membantah dirinya disebut membully Anies. Dia mengaku memberi kritik.

"Dikatakan programnya berjalan, mungkin beberapa programnya berjalan, tapi apakah seperti janji kampanye dulu, katanya oke oce, rumah DP 0 persen, mana? sejauh mana oke oce, mampu meningkatkan kesejahteraan rakyat Jakarta, berapa yang bertahan, berapa perputaran uangnya, mana pertanggunjawabannya untuk rakyat,terhadap anggaran untuk oke oce itu, harusnya ada dong," ujarnya.

"Kalau ada ada yang mengatakan Anies itu pintar mengelola kata, bukan mengelola kota, karena sampai saat ini kerjanya belum terlihat," ujarnya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya membeberkan cara memimpin Ibu Kota Jakarta.

Anies Baswedan menjelaskan, dirinya selalu melakukan tiga pendekatan untuk menghadapi Ibu Kota Jakarta.

"Contoh saja, mindsetnya ada, dalam mengerjakan Jakarta ini saya selalu menggunakan pendekatan ada tiga fase," kata Gubernur 50 tahun tersebut.

Anies Baswedan menegaskan, dirinya tak mau hanya berkarya. Setiap persoalan harus dilaksanakan dengan gagasan.

"Saya tidak mau hanya kerja, tapi nomor satu ada gagasan. Semua yang kita kerjakan punya dasar gagasannya."

"Yang kedua ada narasi, baru setelah ada gagasan, ada narasi, baru ada karya," papar Anies Baswedan.

Menurutnya, akan berbahaya jika menghadapi Jakarta hanya dengan karya. "Bahaya betul, kalau hanya karya, karya, karya tanpa narasi tanpa gagasan bisa berbahaya."

Baca: Film Live-action Mulan Siap-siap Diboikot karena Dukungan Artisnya ke Polisi Hong Kong

"Karena itu justru urutannya adalah gagasan," ucapnya.

Mantan Menteri Pendidikan itu mencontohkan bahwa dirinya pertama memikirkan soal transportasi pejalan kaki.

Pasalnya, alat trasportasi pertama yang dimiliki seorang manusia adalah kaki. "Misalnya, membangun transportasi. Gagasannya apa? Begini urutan membangun itu prioritas nomor satu berbicara transportasi."

"Apa alat transportasi yang dimiliki oleh hampir setiap orang? Mayoritas akan menjawab sepeda motor. Bukan, alat transportasi yang dimiliki semua orang adalah kaki."

Baca: Gisel Ngiri ke Gading Marten karena Tak Pernah Dinyinyirin Netizen

"Kaki, karena itu yang dibangun pertama itu untuk kaki. Ini gagasan," terang Anies Baswedan.

Misalnya, membangun transportasi. Gagasannya apa? Begini urutan membangun itu prioritas nomor satu berbicara transportasi."

Baca: Bukan Kaleng-kaleng, Inilah Kisah Maell Lee, Mantan Sopir Artis yang Kaya Raya Setelah Jadi YouTuber

"Apa alat transportasi yang dimiliki oleh hampir setiap orang? Mayoritas akan menjawab sepeda motor. Bukan, alat transportasi yang dimiliki semua orang adalah kaki."

"Kaki, karena itu yang dibangun pertama itu untuk kaki. Ini gagasan," terang Anies Baswedan.

Jadi nomor satu kaki, kedua kendaraan bebas emisi, ketiga kendaraan umum, keempat kendaraan pribadi, jadi yang dibangun urut sesuai gagasan," ujarnya.

Anies mengatakan ia membangun trotoar karena gagasan pertama adalah untuk pejalan kaki. Anies mengatakan bahwa narasi yang ia bangun adalah transportasi yang terintegrasi.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan