Minggu, 24 Agustus 2025

3 Kasus Pembunuhan Sadis dan Dilakukan oleh Orang Terdekat yang Terungkap Sebulan Ini

Inilah tiga kasus pembunuhan sadis yang terungkap selama sebulan terakhir. Tiga dari kasus pembunuhan ini dilakukan oleh orang terdekat.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kolase TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNJATENG-PERMATA PUTRA SEJATI
Pelaku pembunuhan sadis pembunuhan sadis yang terungkap selama sebulan terakhir. Tiga dari kasus pembunuhan ini dilakukan oleh orang terdekat. 

Inilah tiga kasus pembunuhan sadis yang terungkap selama sebulan terakhir. Tiga dari kasus pembunuhan ini dilakukan oleh orang terdekat.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah tiga kasus pembunuhan sadis yang terungkap selama sebulan terakhir.

Selama sebulan terakhir ini, kasus pembunuhan sadis mewarnai pemberitaan di media.

Ironisnya, kasus pembunuhan tersebut dilakukan oleh orang-orang terdekat yang notabene teman, istri, hingga saudara kandung.

Modus dan cara melakukan pembunuhan tergolong sadis.

Baca: Misem Nyaris Pergoki Aksi Pembunuhan yang Tewaskan 3 Anaknya tapi . . .

Baca: Demi Lancarkan Aksi Pembunuhan Suami dan Anak Tiri, Aulia Kesuma Siapkan Uang Muka Rp 169 Juta

Misalnya dalam kasus pembunuhan di Sukabumi di mana pelaku membunuh dua korban, yaitu ayah dan anak sebelum membakar jasad mereka.

Atau kasus pembunuhan yang dilakukan Saminah dengan anak-anaknya di Banyumas pada 2014.

Minah membunuh tiga saudara kandung serta keponakannya sendiri hanya karena warisan!

Baca: TERKINI Pembunuhan di Banyumas: Misem Tahu Anak Cucunya Dibunuh, tetapi Dibekap & Diancam Pelaku

Baca: Terungkap Skenario Pembunuhan Pupung Sadili, Ajak Suami Berhubungan Intim Lalu Siapkan Obat Tidur

Berikut deretan kasus pembunuhan sadis yang dilakukan orang terdekat, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com.

1. Pembunuhan gadis yang dimasukkan dalam karung

Dihabisi Pacarnya yang Sudah Beristri, Korban Pembunuhan Mayat dalam Karung Sempat Berhubungan Intim dan Ditonton 4 Pelaku Lain
Dihabisi Pacarnya yang Sudah Beristri, Korban Pembunuhan Mayat dalam Karung Sempat Berhubungan Intim dan Ditonton 4 Pelaku Lain (Kolase dari Kompas.com/Tresno Setiadi dan tangkap layar YouTube.com/Tribun Jateng)

Warga Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, digegerkan dengan penemuan sesosok jasad dalam karung di sebuah rumah kosong, Jumat (9/8/2019).

Belakangan diketahui, sosok jasad dalam karung dan tinggal tulang belulang itu adalah NH (16).

NH merupakan korban pembunuhan sejak sekitar tiga bulan lalu yang dilakukan oleh teman dekatnya bahkan ada yang masih kerabatnya.

NH sempat hilang lima bulan lalu atau 10 hari sebelum bulan puasa.

Lima pelaku pembunuhan telah ditangkap, yaitu AM (20), MS (18), SA (24), NL (17), dan AI (15).

Para pelaku mengaku kepada petugas, mereka membunuh NH secara bersama-sama.

Dua pelaku berinisial IS dan EL ternyata masih di bawah umur dan berjenis kelamin perempuan.

Keduanya merupakan rekan NH.

Satu pelaku perempuan mengaku pernah disakiti oleh korban lantaran kekasihnya direbut.

Sementara pelaku perempuan lain mengaku tersinggung dengan perkataan NH.

Ketersinggungan pelaku terjadi baik di dunia maya maupun nyata.

Pembunuhan ini didasari atas motif sakit hati, cemburu, serta rasa setiakawan.

Sebelum dibunuh, NH juga sempat berhubungan badan dengan pacar sekaligus satu di antaranya pelaku, AM.

Ironisnya, saat mayat NH ditemukan, seorang pelaku ikut menyaksikan olah TKP yang dilakukan petugas usai mayat korban ditemukan.

Bahkan saat rekonstruksi, polisi menyebut pelaku tampak tak menyesali perbuatannya.

Tak hanya itu, pelaku juga bercanda saat rekonstruksi.

2. Pembunuhan satu keluarga

Tim Inafis Polres Banyumas melakukan olah TKP terkait penemuan 4 tengkorak dan kerangka manusia di belakang rumah warga Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, pada Minggu (25/8/2019)
Tim Inafis Polres Banyumas melakukan olah TKP terkait penemuan 4 tengkorak dan kerangka manusia di belakang rumah warga Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, pada Minggu (25/8/2019) (TRIBUN JATENG/PERMATA PUTRA SEJATI)

Kasus pembunuhan sadis lain yang terungkap dalam bulan ini adalah kasus pembunuhan satu keluarga di Banyumas.

Hal ini berawal dari penemuan empat kerangka di sebuah halaman rumah milik Misem (76) di Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Keempat kerangka itu ternyata masih satu keluarga sekaligus anak Misem.

Yaitu Supratno alias Ratno (51), Sugiono alias Yono (46), Heri Sutiawan (41), dan Vivin Dwi Loveana (22), anak dari Ratno.

Tak disangka, keempat korban ini dibunuh oleh anak Misem lainnya, yaitu Saminah (53) bersama tiga anaknya, yaitu Irvan Firmansyah (32), Achmad Saputra (27), dan Sania Roulita (37).

Artinya, Minah membunuh tiga saudara kandung sekaligus seorang keponakannya.

Pembunuhan yang didasari cekcok harta warisan tersebut terjadi pada 9 Oktober 2014 saat siang hari.

Untuk melancarkan aksinya, Misem yang tinggal di samping rumah Minah yang berjarak tak jauh dari rumah Misem.

Pertama-tama, mereka menghabisi Sugiyono yang saat itu sedang mandi.

"Saat keluar, langsung dipukul menggunakan besi oleh tersangka Irvan."

"Masih ditambah lagi pukulan oleh tersangka Putra menggunakan tabung gas 3 kg," ujar AKBP Bambang Yudhantara kepada Tribunjateng.com, Selasa (27/8/2019).

Setelah dihabisi, mayat Yono dibawa ke sebuah kamar.

Irvan dan Putra pun duduk di ruang tengah menunggu kedatangan Ratno.

Ratno datang ke rumah sepulang dari tempat kerja sebagai PNS petugas Perpustakaan SMPN 4 Purwokerto.

"Begitu masuk ruang tengah, korban Ratno langsung dibunuh dengan cara yang sama. Dipukul menggunakan besi dan tabung gas."

"Setelah itu mayatnya dimasukkan ke kamar, ditumpuk bersama mayat Sugiyono," imbuh Kapolres.

Selang beberapa waktu kemudian, datang korban ketiga yaitu Heri yang merupakan putra bungsu Misem.

Dia juga dihabisi dengan cara yang sama.

Target utama tersangka sebenarnya tiga korban itu saja sehingga jasad mereka ditumpuk dalam satu kamar.

Dua tersangka itu panik saat mengetahui sepupu mereka yaitu Pipin, putri Ratno, tiba di rumah.

"Mereka sudah mencoba mengirim pesan melalui HP Supratno agar Pipin jangan pulang ke rumah dulu."

"Ternyata pesan tersebut tidak dibaca Pipin. Dia sudah terlanjur sampai di rumah."

"Karena takut ketahuan, Pipin pun dihabisi Irvan dan Putra," kata AKBP Bambang Yudhantara.

Mayat-mayat tersebut kemudian dibawa ke belakang rumah Misem untuk dikuburkan.

Selama lima tahun, para tersangka bersikap seolah-olah keluarga mereka yang hilang itu pergi merantau.

Sementara itu, barang bukti pembunuhan ditimbun oleh para pelaku di bekas saluran air.

Lokasinya tak jauh dari lubang tempat keempat jasad dikubur.

Barang bukti seperti elpiji, besi pengungkit dongkrak, dan cangkul ditimbun oleh para pelaku.

Cangkul digunakan oleh para pelaku untuk menggali tanah.

Polisi juga menemukan ember serta cetok.

"Jadi ember dan cetok itu digunakan untuk semen, lubang itu ditutup semen tipis," kata AKBP Bambang.

Sania, anak sulung Minah memang tak berperan langsung dalam pembunuhan tersebut.

Namun Sania dan Minah mengetahui rencana pembunuhan yang dilakukan oleh Irvan dan Putra.

Sania lalu menjual beberapa barang milik korban seperti laptop, handphone, dan dua sepeda motor.

Uangnya digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Atas kasus ini, Irvan dan Putra dikenakan Pasal 340 KUHP terkait dengan pembunuhan berencana subsider Pasal 338 terkait dengan pembunuhan, juncto Pasal 55 dan subsider 362 KUHP dengan ancaman seumur hidup atau 20 tahun.

Sementara Sania dan Saminah dikenakan Pasal 480 KUHP.

3. Dua jasad yang dibakar di dalam mobil

Titik Terang Kasus Jasad Terpanggang dalam Mobil di Cidahu, Pelaku Ditangkap, Begini Kata Polisi
Titik Terang Kasus Jasad Terpanggang dalam Mobil di Cidahu, Pelaku Ditangkap, Begini Kata Polisi (istimewa)

Pembunuhan sadis lain yang terungkap dalam minggu ini adalah dua mayat yang dibakar di dalam mobil.

Korbannya adalah ayah dan anak, yaitu Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan M Adi Pradana alias Dana (23).

Keduanya dibunuh oleh AK, istri muda Pupung sekaligus ibu tiri Dana, pada 23 Agustus 2019.

Untuk melancarkan perbuatannya, AK meminta bantuan KL yang diakuinya sebagai anak (kemudian berubah jadi keponakan, lantas berganti jadi anak lagi).

Ia juga meminta empat eksekutor bayaran, di mana hanya dua orang yang ikut.

AK dan KL berbagi peran membunuh ayah-anak itu.

Sebelum dibunuh, AK (35) membawakan jus yang sudah dicampuri oleh bubuk obat tidur berdosis tinggi.

Saat itu pula, pembunuh bayaran sudah ia jemput dan bersiaga sambil bersembunyi di garasi menunggu perintah dari AK.

Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi menjelaskan, AK kemudian mengajak suaminya itu masuk ke kamar untuk melakukan hubungan badan.

Setelah melakukan hubungan suami istri, Edi Chandra melakukan Yoga seperti kebiasaannya sebelum tidur.

Namun, karena efek dari obat tidur, Edi Chandra Purnama tertidur di lantai dengan posisi terlentang.

"AK memastikan Edi apakah tidur pulas apa belum. Setelah diyakini pulas, sekitar pukul 21.30 WIB, AK memanggil si SG sama AG (eksekutor) untuk masuk ke ruangan tersebut."

"Nah di situ lah dilakukan eksekusi terhadap Edi Chandra Purnama dengan cara dibekap dengan handuk yang sudah dibauri dengan alkohol, tangan dipegang dan sebagainya sampai diyakini korban meninggal dunia," kata Nasriadi.

Setelah itu, para eksekutor kembali bersembunyi menunggu kedatangan korban kedua, yaitu Dana yang pergi ke luar rumah.

"Sebelum Dana pulang, datanglah saudara KL, anak kandung AK."

"AK mengatakan kepada KL, Edi Chandra Purnama telah diselesaikan, tinggal menunggu Dana," cerita Nasriadi.

Dia menerangkan, ketika Dana pulang, pemuda 23 tahun itu langsung menuju kulkas mengambil jus yang telah ditaburi dengan obat tidur.

Kemudian Dana dibunuh pada pukul 24.00 WIB oleh para eksekutor dibantu AK dan KL sebelum akhirnya jasadnya dibakar dalam mobil bersama jasad ayahnya di Cidahu, Kabupaten Sukabumi.

Motif pembunuhan, AK memiliki utang senilai Rp 10 miliar di beberapa bank.

Diduga utang yang begitu besar ini membuat tersangka AK tertekan.

AK merayu suaminya untuk menjual satu rumahnya yang disewakan menjadi tempat pencucian kendaraan.

Namun, permintaan itu ditolak Pupung Sadili dan anaknya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan