Selasa, 30 September 2025

Kasus Imam Nahrawi

PKB Hormati Proses Hukum Soal Penetapan Tersangka Menpora Imam Nahrawi

Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq mengatakan, menghormati proses hukum yang berjalan di KPK.

TRIBUN/GITA IRAWAN
Menpora Imam Nahrawi menjawab pertanyaan wartawan terkait statusnya sebagai tersangka di rumah dinas Menpora, Widya Chandra, Jakarta, Rabu (18/9/2019). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini menetapkan Imam Nahrawi sebagai tersangka baru kasus suap dana hibah KONI. TRIBUNNEWS/GITA IRAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) angkat bicara terkait penetapan status tersangka Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penetapan ini terkait kasus dugaan suap Penyaluran Pembiayaan dengan Skema Bantuan Pemerintah Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun anggaran 2018.

Wakil Sekretaris Dewan Majelis Syuro DPP PKB Maman Imanulhaq mengatakan, menghormati proses hukum yang berjalan di KPK.

"Kita menghormati proses hukum yang dilakukan oleh KPK," kata Maman Imanulhaq kepada Tribunnews.com di kawasan Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2019).

Baca: 7 Fakta Tentang Turbulensi yang Masih Jarang Diketahui Penumpang Pesawat

Baca: Emas Antam Ditransaksikan Lebih Murah Rp 5.000 Per Gram

Baca: 6 Zodiak yang Terlalu Perfeksionis & Memilih Membebani Diri, Virgo Tak Terima Kegagalan

Selain itu, Anggota DPR RI Komisi VIII ini mengatakan, status tersangka Imam Nahrawi harus menjadi pelajaran bagi semua pihak termasuk penyelenggara negara.

"tentu ini menjadi pelajaran bagi siapapun penyelenggara negara untuk berhati-hati. Itu aja," ucap Maman.

"Kita menghormati proses KPK," jelasnya.

Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi dan Asisten Pribadi Menpora Miftahul Ulum sebagai tersangka.

Keduanya dijerat dalam kasus dugaan suap terkait Penyaluran Pembiayaan dengan Skema Bantuan Pemerintah Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) tahun anggaran 2018.

"Setelah mencermati fakta-fakta yang berkembang mulai dari proses penyidikan hingga persidangan dan setelah mendalami dalam proses penyelidikan, KPK menemukan bukti permulaan yang cukup," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (18/9/2019).

Alexander menjelaskan, dalam rentang 2014-2018 Imam Nahrawi selaku Menpora melalui Miftahul Ulum diduga telah menerima uang sejumlah Rp14.700.000.000.

Selain penerimaan uang tersebut, dalam rentang waktu 2016-2018, Imam Nahrawi diduga juga meminta uang sejumlah total Rp11.800.000.000.

Sehingga total dugaan penerimaan Rp26.500.000.000 tersebut diduga merupakan commitment fee atas pengurusan proposal hibah yang diajukan oleh pihak KONI kepada Kemenpora tahun anggaran 2018.

"Penerimaan terkait Ketua Dewan Pengarah Satlak Prima dan penerimaan lain yang berhubungan dengan jabatan IMR (Imam Nahrawi) selaku Menpora," kata Alexander.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved