Kebakaran Hutan dan Lahan
Kekeringan Ekstrem di Jawa Tengah Bisa Dicegah Melalui Operasi Hujan Buatan
Untuk kasus kekeringan yang terjadi di Jateng, tidak akan terjadi jika langkah antisipasi dilakukan sejak bulan-bulan sebelum memasuki musim kemarau.
Penulis:
Fitri Wulandari
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Jawa Tengah saat ini tengah mengalami kekeringan ekstrem, melebihi peristiwa yang terjadi pada 2015 lalu, para petani pun kini mengalami kerugian.
Sejumlah upaya dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dengan lembaga terkait seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Persediaan air terus dipantau agar bisa didistribusikan untuk wilayah-wilayah terdampak.
Dalam mengupayakan tindakan pencegahan terhadap bencana kekeringan yang biasa terjadi pada puncak musim kemarau, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan bisa menjadi opsi baru.
Pengoperasian TMC ini tidak jauh berbeda dengan upaya persiapan irigasi yang dilakukan secara rutin.
Terkait bencana kekeringan ini, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza kepada Tribunnews, Sabtu (21/9/2019) menyebutkan Thailand sebagai contoh.
"Ya seperti kita menyiapkan irigasi aja, berjalan sepanjang tahun, itu yang terjadi di Thailand misalnya dan di mana-mana untuk pertanian yang kekeringan," ujar Hammam, eksklusif kepada Tribunnews.
Untuk kasus kekeringan yang terjadi di Jawa Tengah, kata dia, itu tidak akan terjadi jika langkah antisipasi dilakukan sejak bulan-bulan sebelum memasuki musim kemarau.
"Ya sebelum Jawa Tengah itu kekeringan seperti yang dialami sekarang, gagal panen segala macam, ya kita antisipasi itu," jelas Hammam.
Menurut Hammam, jika kekeringan diprediksi akan terjadi pada pertengahan tahun yakni Juni atau Juli, maka sebenarnya langkah pencegahan bisa dilakukan pada Januari dan Februari.
Baca: Ayu Meninggal Setelah Seminggu Dirawat, 3 Bulan Lalu Sang Suami Tewas Kecelakaan di Lokasi Sama
Hal itu karena pada bulan pertama dan kedua tiap tahunnya masih memiliki potensi awan yang bisa menjadi objek penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl) yang bisa memunculkan hujan buatan.
"Kalau misalnya kita tahu sejak Januari kemarin itu kekeringan dan akan ekstrem di bulan Juni-Juli yang menyebabkan gagal panen, ya bulan Januari sama Februari kita udah nyiramin ke sana selagi ada awan," kata Hammam.
Namun yang terjadi saat ini adalah tidak ada awan yang berpotensi untuk dilakukannya operasi hujan buatan atau TMC.
"Nah sekarang kalau mau disemai di Jawa Tengah, bagaimana kita mau nyemai kalau nggak ada awannya?" papar Hammam.
Hammam menyampaikan bahwa potensi awan hujan itu baru akan muncul kembali di provinsi tersebut pada Oktober mendatang.
"Awan itu baru ada nanti mungkin Oktober di Jawa Tengah, itu yang bisa berpotensi untuk mendatangkan hujan. Tapi udah kepalang kekeringan di sana, kesulitan air," tutur Hammam.
Mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT ini menegaskan jika sebelumnya operasi TMC dilakukan untuk upaya pencegahan kekeringan, maka tentunya akan bisa mengisi cadangan air pada waduk-waduk.
"Nah waduk-waduk juga harus diisi selagi kita hasilkan hujan buatan, kalau misalnya sekarang dalam kondisi nggak ada awan, bagaimana waduknya mau diisi, kita nggak bisa menyemai, ngga ada awannya," tegas Hammam.
Baca: Dulu Diliput Berbagai Media Karena Inovasi, Kini Rj Tersandung Kasus Video Mesum Bersama Selingkuhan
Upaya penyemaian garam dalam Operasi TMC itu tentunya membutuhkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui terkait potensi awan yang bisa disemai dan menghasilkan hujan.
Oleh karena itu, ia berharap sinergi dengan BMKG pun terus dilanjutkan.
"Dan BPPT kan nggak bisa bergerak kalau misalnya BMKG itu tidak mengeluarkan ada potensi awan yang bisa disemai," tandas Hammam.
Saat ini BPPT masih melakukan optimalisasi Operasi TMC untuk penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan yang melanda sejumlah provinsi di tanah air.
Dalam melakukan operasi ini, BPPT terus meningkatkan kerja sama dengan BNPB dan BMKG.