Jumat, 12 September 2025

Pengamat: Pemerintah Tidak Perlu ''Sensi'' dengan Cuitan Amien Rais

Karyono Wibowo, menilai pernyataan Amien Rais yang siap membuat perhitungan terhadap Presiden Joko Widodo tak perlu ditanggapi

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Direktur Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo saat diskusi bertajuk 'Menakar Situasi Polhukam Mejelang Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik Karyono Wibowo, menilai pernyataan Amien Rais yang siap membuat perhitungan terhadap Presiden Joko Widodo tak perlu ditanggapi berlebihan.

Menurutnya, diksi ''membuat perhitungan'' walaupun terkesan mengerikan memang sudah menjadi ciri khas dari Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

"Diksi 'membuat perhitungan' memang terkesan mengerikan. Seolah ingin melakukan 'people power', tetapi menurut saya diksi tersebut sudah menjadi ciri khas bahasanya Amien Rais," ujar Karyono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).

Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Amanat Nasional Amien Rais menggelar konferensi pers di kantor DPP PAN Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Amien Rais membacakan surat dari Prabowo Subianto terkait pertemuan Prabowo dengan Joko Widodo beberapa waktu lalu. TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Amanat Nasional Amien Rais menggelar konferensi pers di kantor DPP PAN Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019). Dalam kesempatan tersebut Amien Rais membacakan surat dari Prabowo Subianto terkait pertemuan Prabowo dengan Joko Widodo beberapa waktu lalu. TRIBUNNEWS/JEPRIMA (TRIBUN/JEPRIMA)

"Sehingga tidak perlu dianggap berlebihan dan tidak perlu takut. Toh terjadi 'people power' atau bukan ditentukan oleh pernyataan Amien Rais," imbuhnya.

Direktur Indonesia Public Institute itu berharap maksud Amien Rais membuat perhitungan adalah dengan metode yang terukur dari hasil kajian objektif yang disertai data-data kuantitatif terkait kinerja pemerintahan.

"Bukan asal 'njeplak', apalagi sekadar dilandasi kebencian," kata dia.

Baca: Deretan Curhatan Luna Maya Tentang Ariel Noah: Lamanya Proses Memaafkan hingga Kemungkinan Balikan

Baca: VIRAL Suami Poligami, Istri Tua yang Ngundang Tamu: PNS Poligami di Makassar, Istri Tua Guru SMA

Baca: Hilangkan Ketergantungan Digital, DMC Bangun Interaksi Sosial Anak Lewat Seni

Namun, ia menegaskan sikap kritis mantan Ketua MPR itu harus disikapi pemerintah sebagai dorongan untuk bekerja lebih baik, lebih cepat dan lebih tepat.

"Pihak pemerintah tidak perlu terlalu 'sensi' dengan cuitan-cuitan Amien Rais dan siapapun juga sejauh kritiknya sehat dan tidak mengandung unsur melawan hukum. Karenanya, pihak pemerintah lebih baik fokus bekerja untuk mewujudkan mimpi besar yang dicita-citakan," tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku masih menahan diri untuk melontarkan kritik terhadap kabinet Presiden Joko Widodo jilid II atau Kabinet Indonesia Maju.

"Jadi sementara ini saya masih menahan diri, karena saya harus fair, harus sportif. Berikan dulu waktu untuk konsolidasi dan lain-lain. Kalau ternyata sudah enam bulan 'jebulnya' tidak bisa apa-apa, nanti kita buat perhitungan," kata Amien setelah menjadi pembicara dalam kajian dengan tema "Islam dan Komunis (bahaya laten komunis)" di Masjid Jami' Karangkajen, Yogyakarta, Minggu (27/10/2019) malam.

Menurut Amien, Kabinet Indonesia Maju tidak perlu buru-buru dikritik.

Kabinet yang baru dibentuk Presiden Joko Widodo itu perlu diberi waktu untuk merealisasikan cita-cita yang dijanjikan enam bulan hingga satu tahun ke depan.

"Jangan belum apa-apa ini (dianggap) kabinet yang tidak profesional, kabinet karut-marut, kabinet yang membuat banyak problem tidak nendang, dan lain-lain," kata dia.

Namun, apabila setelah batas waktu tersebut kabinet Jokow-Ma'ruf tidak kunjung menunjukkan mutu sesuai cita-cita yang dijanjikan, mereka perlu dikritik.

Kalau jelas tidak bermutu tidak sesuai cita-cita yang dijanjikan maka mengapa tidak lantas kita mengambil peran yang lebih nyata lagi supaya 'dijewer' kalau sampai tidak 'deliver'. Tidak 'deliver' artinya tidak melaksanakan janji-janjinya itu," kata Amien.

Sementara itu, terkait masuknya Prabowo Subianto dalam Kabinet Indonesia Maju, Amien mengaku tidak merestui juga tidak menentangnya. Adapun Prabowo kini menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju

"Kalau saya bapaknya Prabowo, saya merestui. Saya enggak merestui, tidak menolak, tidak melawan juga," kata Amien.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan