Tanggapi Manuver NasDem, Hasto: Itu Strategi Politiknya, Kami Tak Bisa Campuri
Lebih jauh, Hasto Kristiyanto menilai, pertemuan tersebut dapat dilihat bahwa setiap parpol punya strategi dalam menunjukkan arah politiknya
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menanggapi santai soal pertemuan antara Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman.
Menurut Hasto Kristiyanto, setiap parpol memiliki kedaulatan dalam menentukan arah dan strategi politiknya.
PKS: Menag Sudah Tua, Tidak Tahu Celana Cingkrang Jadi Gaya Anak Muda
"Setiap partai kan memiliki kedaulatan untuk bertemu dengan siapa saja. Setiap partai punya kedaulatan di dalam menentukan arah dan strategi politiknya, kami tidak bisa mencampuri atas apa yang dilakukan oleh partai lain," ujar Hasto saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019).
Lebih jauh, Hasto Kristiyanto menilai, pertemuan tersebut dapat dilihat bahwa setiap parpol punya strategi dalam menunjukkan arah politiknya.
Mantan sekretaris TKN ini pun menekankan partainya juga memiliki strategi politik sendiri, yakni bergerak ke akar rumput untuk memperkuat pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) - Maruf Amin.
Candaan sohibul ke Surya Paloh: Kalau PKS-NasDem Bersatu, Hampir 20 Persen
"Jadi pertemuan itu sekali lagi menunjukkan bahwa setiap partai memang punya strategi, punya cara di dalam menunjukkan seluruh arah politiknya," kata Hasto.
"Tapi kalau bagi PDI Perjuangan ya berpolitik itu dengan sebuah identitas, ideologi yang fokusnya adalah kerakyatan, kebangsaan dan membamgun masyarakat yang makmur serta berkeadilan," tambahnya.
Tiga kesepakatan NasDem dengan PKS

Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sepakat berjuang bersama-sama dalam memperkuat fungsi pengawasan di DPR RI.
Kesepakatan itu tertuang dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh beserta jajaran DPP partainya dan Ketua Umum PKS, Sohibul Iman beserta jajaran DPP partainya, di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Baca: Mobil Pribadi Prabowo Pakai Plat Nomor Khusus 1-00, Politisi Demokrat Pertanyakan : Awas Ditilang
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam itu, menghasilkan tiga kesepakatan antara NasDem dengan PKS.
Sekretaris Jenderal PKS, Mustafa Kamal membacakan hasil kesepakaran dimana kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi.
"Pertama, saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Partai NasDem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara di luar pemerintahan. Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik NasDem yang berjuang di dalam pemerintahan," kata Mustafa Kamal.
Mustafa Kamal mengatakan perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi NasDem dan PKS untuk bersama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR.
"Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya dan lainnya," kata Mustafa Kamal.
Kesepahaman kedua antara PKS dan NasDem, kata Mustafa, adalah soal kedaulatan NKRI.
PKS-NasDem tidak akan memberi tempat untuk gerakan separatisme, terorisme hingga radikalisme.
"Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan 4 konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mustafa Kamal.
Baca: Niat Gibran Maju Jadi Wali Kota Solo di Pilkada 2020 Dapat Respon dari Beberapa Partai Politik