Maulid Nabi Muhammad SAW
Amalan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H: Perbanyak Syukur hingga Perbanyak Selawat
Ada beberapa amalan yang dapat dilakukan ketika Maulid Nabi Muhammad Nabi Muhammad SAW 1441 H untuk memuliakan kelahiran Rasulullah.
Penulis:
Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor:
Muhammad Renald Shiftanto
3. Mengadakan santunan anak yatim piatu dan dhuafa’, atau memberikan makanan untuk orang-orang.
4. Membaca selawatan bersama-sama.
Imam Suyuthi juga memberikan keterangannya bahwa imam Al-Baihaqi meriwayatkan hadis dari Anas bin Malik.
Yakni Nabi Muhammad SAW mengakikahi dirinya sendiri setelah masa kenabian.
Padahal beliau telah diakikahi oleh kakeknya di hari ketujuh setelah kelahirannya.
Hal ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai wujud ekspresi syukur beliau kepada Allah yang telah menjadikannya sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Pencetus Ajaran Maulud Nabi
Dilansir dari laman konsultasisyariah.com, disebutkan para ahli sejarah bahwa kelompok yang pertama kali mengadakan maulid adalah kelompok Bathiniyah.
Mereka menamakan dirinya sebagai Bani Fatimiyah dan mengaku sebagai keturunan ahli bait (keturunan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam).
Disebutkan kelompok Batiniyah memiliki 6 peringatan maulid, yaitu maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, maulid Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, maulid Fatimah, maulid Hasan, maulid Husain dan maulid penguasa mereka.
Daulah Bathiniyah ini baru berkuasa pada awal abad ke-4 H.
Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam baru muncul di zaman belakangan.
Setelah berakhirnya massa tiga abad yang paling utama dalam umat ini (al quruun al mufadholah).
Artinya peringatan maulid ini belum pernah ada di zaman Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan para sahabat, tabi’in dan para tabi’ tabi’in.
Al Hafizh As Sakhawi mengatakan: “Peringatan maulid Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam belum pernah dinukil dari seorang pun ulama generasi terdahulu yang termasuk dalam tiga generasi utama dalam Islam. Namun peringatan ini terjadi setelah masa itu.”
Pada hakikatnya, tujuan utama daulah ini adalah dalam rangka menyebarkan aqidah dan kesesatan mereka.
(Tribunnews.com/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)