Ahok Masuk BUMN
Ahok Dikabarkan akan Pimpin BUMN Sektor Energi, Piter Abdullah Beberkan Persoalan & Tantangan Besar
Ahok dikabarkan akan memimpin BUMN sektor energi, Peter Abdullah memberikan pernyataan apa saja persoalan dan tantangan besar dalam 3 BUMN.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Fathul Amanah
TRIBUNNEWS.COM - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan menjadi pimpinan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan diumumkan pada awal Desember mendatang.
Ahok dikabarkan akan menjadi komisaris atau direksi di Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau Krakatau Steel.
Sehingga timbul pertanyaan apakah tepat Kementerian BUMN memilih Ahok sebagai pemimpin perusahaan BUMN di sektor energi.
Direktur Riset Center of Reform on Economics Piter Abdullah mengatakan, Pertamina sebagai bagian dari BUMN bukan termasuk perusahaan yang bermasalah.
Menurutnya, Pertamina adalah perusahaan yang mempunyai tantangan besar.
"Pertamina tidak bermasalah, hanya saja tantangannya besar. Pertamina tidak bermasalah karena untungnya gede (besar)," ungkapnya di Studio Kompas TV, Minggu (17/11/2019), melihat tayangan YouTube KOMPASTV.
Soal PLN, Piter menilai termasuk perusahaan yang bermasalah namun bukan dari struktur dalamnya.
Menurutnya karena PLN mempunyai beban subsidi yang ditanggung sangat besar.
"PLN bermasalah itupun bukan karena struktur di dalam, tetapi beban subsidi yang ditanggung oleh PLN memang sangat besar," katanya.
Ia mengatakan, dalam PLN ada masalah keseimbangan dari penerimaan tarif listrik yang dibatasi dan pelayanan yang harus dilakukan besar.
"Karena ada persoalan yang balancing aja kalau di PLN, karena memang penerimaan tarif dasar listrik dibatasi dan pelayanan yang dibebankan kepada PLN besar," ujar Piter.
Sementara itu, untuk Krakatau Steel, dirinya menilai ada permasalahan struktural.
Menurutnya ini hanya persoalan strategi, khususnya untuk industri logam seperti Krakatau Steel.
"Krakatau Steel memang lebih struktural, tapi persoalan ini tidak bisa kita artikan karena kita tidak cukup serius selama ini membangun Krakatau Steel. Ini persoalan strategi besar dari industri kita seperti apa, khususnya industri logam," jelasnya.
Dirinya menilai ketiga perusahaan BUMN tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda dibanding badan usaha swasta.
"Sebenarnya kita tidak bisa menjawab dari satu sosok ya. Pertamina, PLN, Krakatau Steel itu mempunyai karakteristiknya sebagai BUMN dan perlu dipahami badan usaha BUMN itu berbeda dari swasta, banyak bedanya," lanjut Piter.
Ia mengatakan, Ahok yang dianggap berhasil sebagai Gubernur DKI Jakarta dulu, belum tentu bisa menjadi solusi terhadap semua tantangan yang ada di perusahaan BUMN.
"Tidak serta merta orang yang berhasil seperti Pak Ahok akan ditempatkan dan kemudian menjadi solusi terhadap semua tantangan," ujarnya.
Menurutnya ada hal khusus yang perlu dipahami dalam mengelola perusahaan BUMN.
"Ada spesifikasi dan pengususan dalam pengelolaan BUMN, ini yang harus dipahami," ungkap Piter.
Piter mengatakan, tidak bisa menilai Ahok akan gagal ketika memimpin perusahaan BUMN nanti atau akan menjadi penyebab masalah dalam BUMN.
Namun, dirinya juga tidak bisa mengatakan Ahok akan menjadi solusi dalam setiap persoalan yang dihadapi oleh perusahaan BUMN.
"Saya tidak mengatakan bahwa Pak Ahok pasti gagal tidak, dia akan menjadi masalah juga tidak, tapi tidak juga dia menjadi jaminan solusi, ini yang harus kita tempatkan dulu ya," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Nuryanti)