Reuni Akbar 212
Fadli Zon Nilai Reuni Akbar 212 Bawa Dampak Positif Bagi Masyarakat: Bisa Didukung
Wakil Ketua Partai Gerindra Fadli Zon nilai kegiatan Reuni 212 pada awal Desember mendatang punya dampak baik pada masyarakat.
Penulis:
Nanda Lusiana Saputri
Editor:
Miftah
Kedua, gerakan 212 muncul untuk melawan penista agama, yang terakhir muncul adalah kasus penistaan agama oleh Sukmawati.
"Yang kedua, tidak boleh lupa, bahwa gerakan 212 muncul untuk melawan penista agama, penoda agama. Dan sampai saat ini kan tidak berhenti, masih banyak penista agama. Yang terakhir muncul kan Sukmawati," ungkap Slamet Maarif.
Esensi yang ketiga, melalui Reuni 212 ingin merekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan antar umat Islam.
"Esensi yang ketiga, lewat acara Maulid Agung dan Reuni 212 kita ingin merekatkan kembali nilai-nilai persaudaraan di antara kita semua," jelas Slamet Maarif.
Dalam agenda Reuni 212, Desember mendatang tema yang diusung adalah 'Rekatkan Persaudaraan, Bangun Ukhuwah Islamiyah'.
Tema tersebut bertujuan untuk menjaga semangat 212 melawan penista agama.
Menurutnya Reuni 212 dilaksanakan untuk berfokus mengingatkan anak bangsa siapapun agar tidak melakukan penistaan agama manapun.
Soal Reuni Akbar 212, MUI Nilai sebagai Hak Berdemokrasi Setiap Warga Negara
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah Islamiyah, Marsudi Syuhud mengungkapkan adanya Reuni 212 adalah hak berdemokrasi setiap warga negara.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Ukhuwah Islamiyah, Marsudi Syuhud mengungkapkan adanya Reuni 212 adalah hak berdemokrasi setiap warga negara.
Tanggapan Marsudi Syuhud disampaikan dalam acara Kabar Petang yang kemudian diunggah oleh kanal YouTube tvOneNews, Selasa (26/11/2019).
Marsudi berharap jika memang Reuni 212 tetap akan diadakan pada awal Desember 2019 mendatang, maka harus dilaksanakan secara baik.
Karena, menurutnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki budaya yang saling menghormati satu sama lain.
"Jika pun itu akan dilaksanakan, laksanakan dengan baik karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang agamis, bangsa yang punya budaya yang saling menghormati dengan yang lain," ujar Marsudi.
Ia juga mengimbau agar kegiatan Reuni 212 diselenggarakan secara aman dan mengikuti aturan-aturan yang ada.