Andre Rosiade Sarankan Komisi VI DPR Segera Gelar Rapat dengan Menteri BUMN Sikapi Masalah Jiwasraya
Politikus Gerindra, Andre Rosiade menyarankan agar Komisi VI DPR RI segera menggelar rapat dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan direksi Jiwasraya.
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Gerindra, Andre Rosiade menyarankan agar Komisi VI DPR RI segera menggelar rapat dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan direksi Jiwasraya.
Hal tersibut menyikapi masalah pembayaran tunggakan klaim nasabah asuransi Jiwasraya.
Anggota Komisi VI DPR RI tersebut, rapat harus segara digelar mengingat anggota DPR hanya punya waktu hingga 17 Desember 2019.
Baca: Bos Samsung Indonesia Jadi Korban Asuransi Jiwasraya
"Saya usulkan saja karena ini sudah emergency kita mendengar cerita ini begitu luar biasa saya usulkan langkah konkret kita gunakan kewenangan kita panggil Erick Thohir dan Jiwasraya rapat bersama dengan Komisi VI," kata Andre Rosiade saat menerima audiensi korban nasabah asuransi Jiwasraya di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Menurut Andre Rosiade, Menteri BUMN dan Jiwasraya harus secepatnya mengambil langkah konkret dan timetable untuk menyelesaikan permasalahan Jiwasraya agar nasabah tidak menunggu.
Baca: Menteri BUMN Erick Thohir Izinkan Swasta Jual Avtur, Asal Tidak Impor
Dalam audiensi tersebut hadiri sekitar 50 orang korban nasabah asuransi Jiwasraya.
Di depan puluhan korban Jiwasraya, Andre Rosiade mengungkapkan ia pernah berbicara informal dengan Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam pembicaraannya itu, Andre menangkap sinyal pemerintah tak akan mengeluarkan dana bailout andai Jiwasraya gulung tikar.
"Jadi kalau ibu, bapak-bapak berharap pemerintah Pak Jokowi mengeluarkan uang bailout saya rasa itu bagaikan punggung merindukan bulan," ujar Andre.
Baca: Ucapan Tegas Erick Thohir ke Bos Garuda: Lebih Baik Sebelum Ketahuan Mengundurkan Diri
Selain itu, Andre mengungkapkan Erick Thohir akan melakukan langkah-langkah demi menyelesaikan kisruh Jiwasraya.
Satu diantaranya dengan mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain untuk dapat mengembalikan dana para nasabah.
"Yang saya tangkap pembicaraam dengan Menteri beliau ingin mencari partner join venture, bekerjasama dengan Jiwasraya sehingga bisa membayar klaim bapak dan ibu," katanya.
Bos Samsung Indonesia Jadi Korban Asuransi Jiwasraya
Komisi VI DPR menerima audiensi dari nasabah asuransi Jiwasraya terkait pembayaran tunggakan klaim nasabah, Rabu (4/12/2019).
Berdasarkan pantauan, ada sekitar 50 orang nasabah yang mendatangi Komisi VI DPR.
Di antara Warga Negara Indonesia yang mengadu, ada warga negara Korea Selatan yang merupakan Vice President Samsung Electronic Indonesia, Lee Kang Hyun.
Lee, sapaan akrabnya juga diketahui menjabat sebagai Ketua Kadin Korea Selatan di Indonesia.
Baca: Petugas Kebersihan Dibayar Rp 12 Juta untuk Sulap Apartemen Super Kotor Ini dalam Waktu 7 Jam
Sebelum audiensi, ia sempat mengungkapkan kepada awak media ia telah menanamkan investasi di asuransi Jiwasraya sebesar Rp 16 miliar.
Namun, ia sudah melakukan penarikan sekitar Rp 8 miliar.
Arrtinya, ia masih mempunyai saldo polis sekitar Rp 8 miliar di Jiwasraya.

"Saya punya Rp 16 miliar dan baru saya tarik Rp 8 miliar, sisanya belum diambil masih ada Rp 8 miliar," kata Lee di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Baca: Kisah Hijabers Dinikahi Oppa Korea Selatan, Persembahannya saat Resepsi hingga Suami Terharu
Ia bercerita, dirinya membeli polis asuransi Jiwasraya melalui Bank KEB Hana Indonesia yang merupakan bank andalan warga Korea yang ada di Indonesia.
Lee menuturkan setidaknya ada sekitar 470 orang Korea yang menjadi korban Jiwasraya.
Ia mengatakan Hana Bank meyakinkan asuransi Jiwasraya adalah perusahaan asuransi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dijamin Pemerintah.
"Jadi orang Korea tidak curiga," ujar Lee.
Baca: 4 Fakta Meninggalnya Cha In Ha Member Surprise U Dari Penyebab Hingga Unggahan Terakhir di Instagram
Lebih lanjut, ia mengakui telah menyampaikan permasalahan ini secara langsung kepada Menteri BUMN Rini Soemarno pada tahun 2018.
Namun, kata Lee, jawaban Rini Soemarno tidak bisa direalisasikan hingga saat ini.
"Saya ketemu dengan ibu Rini dalam acara Kadin dan menyampaikan. Ibu Rini Soemarno bilang akan menyelesaikan dalam waktu 1-2 bulan. Saya juga sampaikan ke Pak Tiko yang saat itu masih jadi Dirut Bank Mandiri, sekarang sudah jadi Wamen BUMN. Saya bilang jawab jujur kapan selesai, ia jawab paling 2-3 tahun. Ini kan orang Korea kasihan sekali," ujarnya.
Karena itu, Lee bersama puluhan korban lainnya mengadu nasib ke DPR.
Ia ingin berjuang agar uang mereka yang sudah ditanamkan di Jiwasraya bisa dikembalikan segera.
"Hari ini ikut rombongan, kami berjuang untuk selesaikan hal ini. Menteri BUMN sudah diangkat Erick Thohir. Satu-satunya kami harapkan Menteri BUMN baru ini bisa selesaikan," katanya.