Minggu, 24 Agustus 2025

Menantu Jokowi Terjun ke Politik

Pengamat Sebut Majunya Gibran dan Bobby Nasution dalam Pilkada 2020 Belum Tentu Lolos

Putra Jokowi Gibran Rakabuming Raka, dan menantu Jokowi Bobby Nasution, maju dalam pilkada 2020.

Penulis: Nuryanti
Instagram @ayanggkahiyang & @gibran_rakabuming
Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution dikabarkan akan maju dalam Pilkada 2020. 

"Soal Gibran, mungkin dipengaruhi soal datangnya Gibran ketemu dengan Megawati kemarin," katanya.

"Walaupun kalau bicara pendaftaran, harus lewat jalur resmi," lanjut Qodari.

Sebelumnya, Gibran telah memastikan keseriusannya untuk maju dalam Pemilihan Wali Kota Solo 2020.

Gibran sempat menyambangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menyampaikan keseriusannya tersebut.

"Saya sampaikan keseriusan saya untuk maju," ujar Gibran seusai menemui Megawati, Kamis (24/10/2019).

Masuknya Gibran dan Bobby ke dunia politik, menuai berbagai tanggapan publik.

Banyak yang mendukung, namun tak sedikit pula yang merasa kurang setuju melihat dua anggota keluarga presiden itu mencalonkan diri sebagai wali kota.

Pasalnya, publik menilai masuknya Gibran dan Bobby ke dunia politik, tak lain untuk membangun dinasti politik.

Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyampaikan tanggapannya terkait bergabungnya keluarga Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution ke kancah politik.
Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menyampaikan tanggapannya terkait bergabungnya keluarga Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution ke kancah politik. (Pangi Syarwi Chaniago)

Hal itu diungkapkan Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago, saat dihubungi Tribunnews.com pada Rabu (4/12/2019).

Menurut Pangi, jika melihat masuknya keluarga Jokowi ke kancah politik dari segi sentimen atau citra publik, maka publik akan banyak yang menyatakan keputusan itu kurang tepat.

"Yang jelas adalah kalau dari segi sentimen atau citra publik, tentu banyak yang menyatakan kurang tepat," ujarnya.

Pendiri dan CEO Voxpol Center Research and Consulting itu menambahkan, publik akan menafsirkannya sebagai langkah membangun politik dinasti dan memanfaatkan jabatan presiden.

"Dianggap ini hanya akan membangun dinasti politik, tidak baik bagi citra Pak Jokowi sendiri, dianggap memanfaatkan jabatan presiden untuk memuluskan (usaha pencalonan wali kota) misalnya Gibran dan Bobby," tutur Pangi.

Pangi menjelaskan, terdapat perbedaan tafsir antara publik dan elite.

"Jadi tafsir publik dengan tafsir elite itu berbeda," tegasnya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan