Senin, 1 September 2025

Dirut Garuda Dipecat

Pengakuan eks-Pramugari Garuda, Dipecat Sepihak oleh Ari Askhara karena Bawa Rokok 3 Slop

Eks Pramugari Garuda Indonesia, Anggi Ardana Neswara memberikan kesaksian soal pemecatannya oleh mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, Ari A

Tribunnews Apfia / Kemenpar
Pengakuan eks-Pramugari Garuda, Dipecat Sepihak oleh Ari Askhara karena Bawa Rokok 3 Slop 

Seperti penerbangan pulang pergi (PP), pramugari harus bekerja selama 18 jam sehari.

Kejadian tersebut dialami oleh Hersanti, yang melayani penerbangan Jakarta-Melbourne-Jakarta.

"Yang paling parah durinya itu seperti penerbangan PP itu lo," jelas Yosephine.

Yosephine menyatakan berdasarkan regulasi yang ada minumum awak kabin bekerja itu 14 jam, tapi kenyataannya bisa mencapai 18 jam.

"Tapi kenyataannya kita terbang itu nggak murni 14 jam karena kita kerja dimulai pada saat kita lapor di airport, 1,5 jam sebelum scedule itu kita sudah masuk dalam duty. Nah jadi bisa lebih, belum lagi transit di luar negeri," jelas Yosephine.

Lebih lanjut, Yosephine mengungkapkan adanya kebijakan jaminan uang terbang yang tidak adil antara junior, senior, dan manajer.

Jaminan tersebut harusnya berlaku untuk awak kabin yang tengah sakit atau sedang discord.

Tapi menjadi tidak adil ketika kebijakan itu berlaku untuk manajer yang di struktural.

Bagi manajer yang duduk di struktural mereka bisa berkumpul bersama keluarga saat  Sabtu dan Minggu.

Serta ketika hari libur nasional, mereka juga bisa mengambil libur untuk berkumpul bersama keluarga.

Namun, bagi awak kabin yang tidak duduk di struktural mereka tetap harus melayani penerbangan.

"Jadi di struktural itu double pembayaran. Tunjangan jabatan dia dapat, tunjangan jaminan jam terbang dia dapat. Padahal belum tentu sebulannya jam terbangnya sampai 60 jam," paparnya.

Terkait kebijakan tersebut sebenarnya resminya belum ada, namun sudah diimplementasikan November lalu.

"Dan semua teman-teman kaget karena dari kita sendiri awak kabin tidak diberitahu berapa nominalnya," ungkapnya.

Yosephine mengungkapkan soal kebijakan tersebut hanya ada beberapa tim yang mensosialisasikan tetapi tidak jelas, hanya dalam bentuk powerpoint.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan