Selasa, 26 Agustus 2025

Menyambut Perayaan Hari Natal, Ketua PP Muhammadiyah: Jadikan Wahana Kerohanian Berbangsa

Haedar Nashir menjelang perayaan Hari Natal menyampaikan pesan damai untuk mempererat persatuan bangsa.

Situs Resmi Muhammadiyah
Haedar Nashir menjelang perayaan Hari Natal menyampaikan pesan damai untuk mempererat persatuan bangsa. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir , menyampaikan pesan damai menjelang perayaan Hari Natal.

Pesan damai perayaan Hari Natal disampaikan langsung oleh Haedar Nashir di kantor PP Muhammadiyah, Yogyakarta.

Haedar Nashir berharap perayaan Hari Natal di Indonesia dapat menjadi momentum untuk mempererat persatuan bangsa.

"Saatnya jadikan ini menjadi wahana kerohanian kita berbangsa," ungkap Haedar Nashir, dilansir YouTube KompasTV, Sabtu (21/12/2019).

Menurut Haedar, semangat toleransi dalam perbedaan seharusnya menjadi sumber persatuan bangsa.

Lebih lanjut, ia menyampaikan cara untuk mempererat dan mengikat kembali benang kebangsaan tersebut, yakni menghidupkan semangat toleransi berbangsa dalam keberagaman dalam perbedaan.

"Dengan cara kita terus hidupkan semangat toleransi satu sama lain dalam perbedaan," ungkapnya.

Haedar meminta kepada masyarakat agar bersikap dewasa saat menghadapi masalah dan menyelesaikannya.

Selain itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga meminta masyarakat menjadikan nilai-nilai agama, baik dari agama manapun, agar menjadi sumber integrasi nasional dan integrasi sosial.

Hukum Ucapan Selamat Hari Natal

Menjelang hari raya Natal, ada satu hal yang selalu diperdebatkan, yakni boleh atau tidaknya umat Muslim mengucapkan selamat hari Natal.

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi pun turut menanggapi terkait mengucapkan selamat hari raya Natal.

Fachrul Razi menyebut ucapan selamat merayakan hari Natal kepada umat Nasrani tidak akan melunturkan akidah seorang muslim.

"Yang pasti jelas tidak sedikit pun mengganggu akidah orang masing-masing," kata Menteri Agama, dilansir YouTube KompasTV, Jumat (20/12/2019).

Facrul Razi berpendapat sah-sah saja jika ada orang yang ingin mengucapkan selamat Natal atau tidak.

Menurutnya setiap orang memiliki hak, sikap, dan pandangan masing-masing.

Namun ada hal yang harus digarisbawahi terkait hal ini.

Fachrul menyampaikan mengenai tidak boleh memaksakan kehendak ataupun sikap masing-masing orang kepada orang lain.

"Orang punya sikap boleh, tapi tidak boleh memaksakan sikapnya," ujar Fachrul.

Lanjutnya, Fachrul mengatakan jika seseorang mempunyai pandangan tidak ingin mengucapkan selamat hari Natal, maka hal tersebut juga sah-sah saja.

Terkait ingin mengucapkan atau tidak, itu tergantung kerelaan hati setiap orang masing-masing.

"Misalnya orang punya sikap tidak boleh ucapkan selamat hari Natal, ya silakan saja dia punya sikap itu," kata Fachrul.

Lebih jauh, Fachrul mengandaikan, jika ada orang yang mengucapkan selamat Natal kepada temannya atau siapapun, itu tidak akan menggangu akidah Islamnya.

"Kalau ada orang lain yang ucapkan selamat hari Natal, kepada temannya itu sikap orang itu," kata dia.

Fachrul Razi meyakini jika bangsa Indonesia adalah bangsa yang mengenal dan memegang kuat semangat toleransi.

Ia pun berharap, perayaan Natal tahun ini tidak akan ada kendala apapun.

Sesuai UUD 1945, seluruh rakyat Indonesia punya hak yang sama untuk menjalankan agamanya.

Penjelasan mengenai hukum umat Muslim mengucapkan selamat Natal sebenarnya sudah dijelaskan sejumlah ulama.

Ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan, tapi dengan syarat tertentu.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan