Peringatan Tsunami Aceh
15 Tahun Tsunami Aceh, Pemerintah Gelar Peringatan Bertema 'Melawan Lupa dan Mempersiapkan Siaga'
Pemerintah Aceh dan Pemkab Pidie menggelar acara peringatan 15 tahun bencana tsunami di Pidie Convetion Center (PCC), Kota Sigli, Kamis (26/12/2019).
Penulis:
Wahyu Gilang Putranto
Editor:
Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Aceh dan Pemkab Pidie menggelar acara peringatan 15 tahun bencana tsunami di Pidie Convetion Center (PCC), Kota Sigli, Kamis (26/12/2019).
Dilansir Serambinews, hadir sejumlah perwakilan negara asing juga hadir di acara ini.
Antara lain Duta Negara Singapura, India, Korea Selatan, Jepang, dan Konsulat China Medan.
Peringatan 15 Tahun Tsunami Aceh ini mengangkat tema 'Melawan Lupa dan Mempersiapkan Siaga'.

Kegiatan yang juga diliput sejumlah media lokal dan asing ini berjalan secara khidmat.
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Bupati Pidie Roni Ahmad, Kepala BNPB RI Letjen TNI Doni Monardo, dan sejumlah pejabat lainnya.
Bupati Pidie, Roni Ahmad dalam pidatonya mengucapkan terima kasih puncak kegiatan tsunami Aceh dilaksanakan di Pidie.
Roni Ahmad mengatakan, dunia mengakui gempa bumi tsunami tragedi memilukan.
Menurutnya, momen peringatan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
"Musibah tsunami musibah kita bersama. Semua kita harus dapat memetik hikmah. Menyadarkan kita meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT,” ujarnya.
Roni mengungkapkan, tsunami juga telah membuka mata dunia, hingga melahirkan perdamaian MoU Helsinki yang mengakhiri konflik Aceh yang berlangsung lebih 30 tahun.
"Kita evaluasi diri. Apapun bentuk cobaan. Kita tidak boleh larut dalam kesedihan. Mari merajut masa depan. Masa lalu adalah cermin untuk menyongsong masa depan lebih cemerlang," demikian Abusyik.
Sementara tausiah peringatan tsunami diisi Ustaz Syauqi Zainuddin MZ.
Detail Acara
Acara peringatan 15 tahun tsunami Aceh tersebut dihadiri ribuan warga.
Dilansir Serambinews, salah satu rangkaian acara peringatan tsunami Aceh kali ini adalah pemberian santunan kepada 100 anak yatim.
Santunan tersebut diserahkan oleh Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Tak hanya itu, Nova Iriansyah menyerahkan sertifikat kepada lima duta besar yang hadir pada peringatan tsunami.
Sementara itu Kepala BNPB Pusat, Letjen Doni Monardo, dalam sambutannya mengatakan, Aceh merupakan kawasan rentan gempa.
Menurutnya, gempa tsunami sudah pernah terjadi sebelumnya.
Untuk itu, kata Letjen Doni, masyarakat harus mempersiapkan diri.
"Jika tsunami terjadi lagi, kita harus mengupayakan sedikit korban jiwa dan minim bangunan rusak," jelasnya.
Tragedi Tsunami
Pada 26 Desember 2004, tepat lima belas tahun yang lalu, salah satu bencana terbesar yang menimpa Indonesia nampaknya akan selalu dikenang.
Atas bencana tersebut tersebut banyak yang kehilangan sanak keluarga.

Dilansir Tribun Timur, tak hanya di Aceh, beberapa negara lainnya seperti Sri Lanka, India dan Thailand juga harus kehilangan sekitar 230 ribu orang meninggal di 14 negara.
Aceh merupakan wilayah paling buruk terdampak.
Diketahui, gempa berkekuatan hingga 9,3 skala richter memicu tsunami.
Diperkirakan gelombang tsunami yang menghantam pesisir Aceh setinggi 30 meter.
Kecepatannya mencapai 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam.
Tsunami ini tergolong jenis far field yang memiliki perambatan hingga 1.000 km lebih.
Tsunami yang muncul akibat gempa pertama di Aceh penjalarannya ke utara dan barat laut hingga ke Sri Lanka dan Maladewa, masing-masing sekitar dua dan tiga jam setelah gempa Aceh.
Kronologi
Pada 26 Desember 2004 sekitar pukul 07.50 WIB, gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 SR mengguncang dasar laut di barat daya Sumatera, sekita 20 hingga 25 kilometer lepas pantai.
Beberapa saat kemudian, gelombang tsunami telah memberikan dampaknya pada wilayah Aceh dan sebagian Sumatera Utara.
Tsunami ini kemudian bergerak menyebar ke arah pantai-pantai.
Jarak pantai Sumatera terdekat dengan episenter gempa bumi utama diperkirakan 125 km.
Kecepatan rambat gelombang tsunami dapat mencapai 800 km per jam di samudra dalam dan bebas.
Mendekati pantai yang dangkal dan dengan kecepatannya yang besar, gelombang tsunami menjadi tinggi dan kemudian terempas ke arah daratan.
Pada 27 Desember 2004, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tsunami di Aceh sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.
Setelah itu, bantuan internasional mulai digerakkan menuju kawasan bencana.
Kawasan terparah yang dilanda tsunami adalah Aceh, Khao Lak di Thailand dan sebagian Sri Lanka dan India.
Pada 30 Desember 2004, Sekretaris Jendral PBB saat itu, Khofi Annan menyebut jumlah korban sedikitnya 115 ribu orang tewas.
Diketahui, Jerman kemudian mengirim pesawat militer yang berfungsi sebagai klinik darurat ke kawasan bencana.
Pada 31 Desember 2004, Indonesia dinyatakan sebagai kawasan yang terdampak tsunami paling parah.
Pemerintah Indonesia menyebut terdapat lebih dari 100.000 korban meninggal.
Setelah itu, masyarakat internasional memberikan bantuan untuk kawasan bencana tsunami senilai 2 miliar dollar AS.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang P) (Serambinews.com/Nur Nihayati/Muhammad Nazar) (TribunTimur/Desi Triana Aswan)