PBB Keberatan Ambang Batas Parlemen Ditingkatkan jadi Lima Persen
Yusril mengkhawatirkan jika ambang batas terus dinaikan dapat menciptakan partai tunggal di parlemen.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengaku keberatan dengan wacana kenaikan ambang batas parlemen (parliamentary treshold) menjadi 5 persen.
Menurut Yusril, ambang batas sebesar 4 persen saat ini saja sudah cukup memberatkan.
"Ya bagi kita berat lah ya. Bagi kita empat persen sesuatu yang gak mudah dicapai," ujar Yusril di Kemendagri, Jakarta, Rabu (15/1/2020).
Baca: Pengamat: Sistem Presidensial Akan Efektif Ketika Ambang Batas Parlemen 7 Persen
Yusril mengkhawatirkan jika ambang batas terus dinaikan dapat menciptakan partai tunggal di parlemen. Menurutnya tidak perlu ambang batas parlemen dinaikan lagi.
"Kenyataannya juga tak mudah untuk capai angka 4 persen itu. Ketika kemudian dinaikan misal dari 4 jadi 10 persen, itu nanti jadi partai tunggal lama-lama. Saya kira 4 persen sudah cukup. Ga perlu dinaikkan lagi," ucap Yusril.
Baca: Sekjen PPP: Kalau Bisa Ambang Batas Parlemen Jangan Dinaikkan
Seperti diketahui, wacana kenaikan ambang batas parlemen dari 4 persen menjadi 5 persen bergulir di lingkaran partai politik di DPR RI.
Wacana ini berkembang sejak PDI Perjuangan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I mulai 10-12 Januari 2020.
Baca: Elite PKS Setuju Ambang Batas Parlemen Naik Hingga 7 Persen
Rakernas tersebut menghasilkan sembilan rekomendasi, salah satunya adalah ambang batas parlemen ditingkatkan menjadi 5 persen.