Selasa, 9 September 2025

Virus Corona

Penolakan Warga Natuna soal Karantina WNI, Menkes: Apa yang Kami Kerjakan Itu Aman

Terawan Agus Putranto buka suara terkait penolakan warga Natuna terhadap sejumlah WNI dari Wuhan, China yang akan dikarantina di Natuna.

Penulis: Isnaya Helmi Rahma
Editor: Wulan Kurnia Putri
Tribunnews.com/Apfia Tioconny Billy
Menkes Terawan Agus Putranto Purnomo di Gedung BRI, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto buka suara terkait penolakan masyarakat Natuna terkait karantina Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China.

Menurutnya masyarakat tak perlu cemas karena semua WNI yang dievakuasi ini dipastikan dalam keadaan sehat.

Mereka juga telah melalui prosedur kesehatan sesuai dengan standar WHO (Word Health Organization).

Terawan mengatakan adanya penolakan tersebut dikarenakan kurangnya informasi yang diperoleh oleh warga setempat.

Menkes RI ini juga memastikan bahwa proses karantina tersebut aman karena sudah melalui pertimbangan secara matang dan baik.

"Kalau masalah penolakan itu kan karena belum tersampaikannya informasi yang benar," ujarnya, dikuti Tribunnews.com dari YouTube Kompas tv, Minggu (2/2/2020).

"Kalau ini membahayakan enggak mungkin saya melakukan sesuatu yang seperti ini," imbuhnya.

"Saya sendiri yakin dan tahu apa yang kami kerjakan itu aman," tegas Terawan.

Selain itu, lokasi karantina bagi WNI yang dievakuasi dari Wuhan jauh dari pemukiman penduduk.

s
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto (YouTube Kompas Tv)

Karantina akan dilakukan di Pangkalan Militer Natuna yang memiliki jarak 6 KM dari rumah penduduk.

"Ukur sendiri, jauh kok (jarak karantina dengan rumah penduduk)," kata Terawan.

Terawan mengaku semua fisilitas dalam kondisi siap.

Menurutnya, para WNI yang sampai di Natuna akan dicek lagi kesehatannya di tempat obesevasi.

"(WNI) langsung di cek kesehatannya dan kami pantau apakah betul semua laporan yang diberikan dari pemerintah China dan staf medis yang ada dipesawat sudah benar," jelasnya.

"Hal ini sangat penting di dalam prinsip kehati-hatian sesuai dengan prosedur WHO yang dilakukan," tegasnya.

Sementara itu, apabila semua WNI dalam kondisi sehat maka observasi akan dilakukan selama 14 hari di Natuna.

Terawan menyebut, pihaknya akan melaksanakan kegiatan untuk menjaga imunitas para WNI ini.

Yakni dengan mengadakan serangkaian kegiatan gerakan hidup sehat.

"Kalau mereka sudah dinyatakan sehat semua otomatis kegiatan observasinya yang menjaga imunitas tubuh mereka," jelas Terawan.

"Mereka tetap enjoy dan adanya gerakan masyarakat hidup sehat," imbuhnya.

Sementara itu, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Wiedra Woworuntu mengimbau warga Natuna agar tidak resah dan cemas dengan kedatangan WNI dari Wuhan.

Hal ini ia sampaikan dalam program Apa Kabar Indonesia Malam yang dilansir dari YouTube Talk Show TvOne, Minggu (2/2/2020).

"Kita lihat bahwa SARS pada 2003 itu juga lebih tinggi ya 10 persen (angka kematian)."

"Kalau ini (virus corona), kita lihat virus yang ditakuti masyarakat ini angka kematiannya baru sekira 4 persen," ungkapnya.

Selain itu, korban meninggal akibat virus ini mayoritas adalah orangtua dengan penyakit lain yang diderita.

"Tapi saya sih mengimbau aja bahwa masyarakat jangan terlalu berlebihan untuk menanggapi bahwa penyakit ini sangat berbahaya begitu," kata Wiedra.

Wiedra menegaskan, adapun WNI yang dipulangkan dari Wuhan semuanya dalam kondisi dan keadaan yang sehat.

Warga Natuna Tolak WNI dari Wuhan

Diberitakan, Pemerintah Indonesia memulangkan WNI dari Wuhan pada Sabtu (1/2/2020).

Pemerintah telah menetapkan hanggar Lanud Raden Sadjad di Naruna sebagai tempat observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan.

Mendengar kabar ini, sejumlah sejumlah warga Natuna mulai cemas dan ketakutan.

Bahkan secara spontan warga tersebut langsung mendatangi Gedung DPRD Natuna, Jumat (31/1/2020) malam.

Mereka berharap agar rencana pemerintah dapat dibatalkan. 

Di gedung DPRD Natuna, ratusan warga menyampaikan keluhannya.

Mereka menolak Natuna dijadikan sebagai tempat karantina untuk 243 WNI dari Wuhan, China.

Agus, pemuda Natuna yang dihubungi melalui telepon mengatakan warga Natuna meminta agar lokasi karantina tidak dilakukan di Natuna.

"Kami sepakat menolak keras rencana pemerintah pusat ini," kata Agus yang dikutip dari Kompas.com.

Meski begitu, pemerintah tetap melanjutkan rencananya terkait karantina sejumlah WNI dari Wuhan. 

Diberitakan tribunnews.com, sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan telah tiba di Bandara Hang Nadim Batam pada Minggu (2/2/2020) pagi menggunakan maskapai Batik Air.

Sebelum para WNI turun, Pesawat Airbus terlebih dahulu disemprot vaksin disinfektan anti virus sekira 10 menit.

Setelah itu, dilanjutkan proses evakuasi penurunan penumpang.

Bahkan, ratusan WNI saat keluar pintu pesawat juga disemprot vaksin.

Tak hanya itu, dalam proses evakuasi ini, para WNI mengenakan seragam alat pengaman diri (APD) layaknya pakaian astronot.

Proses evakuasi diperkirakan berlangsung selama kurang lebih 60 menit.

Selanjutnya, para WNI diterbangkan menuju Natuna dengan menggunakan tiga unit pesawat evakuasi milik TNI AU, berjenis Hercules C130 dan Boeing 737-400.

(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma/Nanda Lusiana, Kompas.com/Hadi Maulana)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan