Virus Corona
Jepang Karantina 3500 Orang di Kapal Pesiar Diamond Princess, Belum Diketahui Apakah Ada WNI
salah seorang penumpang yang berangkat dari Hong Kong dinyatakan positif terkena virus tersebut.
Editor:
Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Jepang mengkarantina sebuah kapal pesiar yang membawa 3.500 orang dan sedang mengecek penumpang untuk virus corona baru, Selasa (4/2/2020).
Hal tersebut dilakukan setelah salah seorang penumpang yang berangkat dari Hong Kong dinyatakan positif terkena virus tersebut.
Dalam hal ini, Kementerian luar negeri Indonesia (Kemlu RI) belum mengetahui ada tidaknya warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal tersebut.
Baca: Fakta-fakta Virus Corona di Singapura, 1 WNI Terjangkit hingga Istilah Transmisi Lokal
"Belum diketahui," ujar Plt Jubir Kemlu, Teuku Faizasyah saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (5/2/2020).
Dikutip dari Japan Times, para petugas memeriksa kesehatan 2.500 orang penumpang dan 1.000 anggota awak.
Salah satu media online Australia, Rabu (5/2/2020) menyebut 10 orang dites positif mengidap virus corona di kapal pesiar yang sekarang berlabuh di lepas pantai Jepang.
Dari 10 kasus tersebut dua diantaranya penumpang berasal dari Australia, tiga dari Jepang, tiga lainnya dari Hong Kong, dan satu dari Amerika.
Baca: Terungkap Penyebab Wanita Indonesia Usia 44 Tahun Bisa Tertular Virus Corona, Berawal dari Sentuhan
Saat ini, mereka telah dibawa ke rumah sakit setempat. Media tersebut juga mnyebut seorang anggota kru dari Filipina juga dinyatakan positif terjangkit virus novel corona.
Menteri Kesehatan Jepang, Katsunobu Kato mengatakan dari 273 orang yang diuji sejauh ini, hanya 31 hasil telah dikembalikan, dengan 10 kasus yang dikonfirmasi.
Hal tersebut menunjukkan kemungkinan akan ada lebih banyak kasus yang dikonfirmasi yang akan datang.
Kapal berlabuh di pelabuhan Jepang Yokohama, dekat Tokyo, di mana kapal itu mengakhiri perjalanan 14 hari lebih awal pada hari Senin. Penumpang dan kru akan dikarantina selama dua minggu.
Para tamu yang menunggu skrining diminta untuk tetap tinggal di kabin mereka, di mana mereka menjawab kuesioner dan mengukur suhu mereka.
Baca: Ahli Asal China Rekomendasikan Obat Flu dan HIV untuk Hambat Penyebaran Virus Corona
Beberapa anggota keluarga juga menyatakan keprihatinan tentang kerabat yang terperangkap di kapal.