Virus Corona
Harga Masker Naik, Menkes Terawan: Yang Sehat Tak Perlu Pakai
Ia menyebut, penggunaan masker lebih diutamakan pada orang yang bekerja dengan resiko tertular virus corona lebih besar. Yakni, petugas medis di rumah
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan (Kemenkes) RI Terawan Agus Putranto merespons keluhan masyarakat melambungnya harga masker seiring maraknya wabah virus corona.
Menurut Terawan, masyarakat yang sehat tak perlu mengenakan masker.
Ia menyebut, penggunaan masker lebih diutamakan pada orang yang bekerja dengan resiko tertular virus corona lebih besar. Yakni, petugas medis di rumah sakit.
"Karena itu, saya menekankan. Dari WHO mengatakan, yang pakai itu yang sakit, termasuk kamu pas batuk. Yang kedua, yang pakai adalah yang bekerja di tempat risiko tinggi, seperti rumah sakit dengan infeksi (virus corona,red)," kata Terawan di Gedung Bina Graha KSP, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/2020).
Baca: Dokter Hingga Staf Tersangka Praktik Aborsi di Jakarta Pusat Ternyata Residivis
"Jadi semua di tempat berisiko baru pakai masker. Yang tidak berisiko, masyarakat sehat, ya tidak perlu pakai masker," tambahnya.
Terawan pun menyebut, jika semua orang ang sehat ikut menggunakan masker, maka permintaan terhadap masker akan terus meningkat. Hal itu berakibat harganya akan naik.
Selain itu, Terawan menyebut, meski pemerintah mengeluarkan aturan untuk membatasi harga masket, hal itu akan sia-sia. Karena, semakin tingginya permintaan masker, secara otomatis harganya akan ikut naik.
Baca: PP Bisa Cabut UU dalam Draf Omnibus Law, Legislator Gerindra: Seharusnya Pemerintah Paham Regulasi
Maka dari itu, ia meminta masyarakat bersikap rasional dalam menangkal virus corona sehingga tak ikut-ikutan mengenakan masker.
"Pasar akan bermain biar kita cegah pakai apa pun. Pasar akan bermain. Istilahnya pakai peraturan apa tetap tidak bisa karena pasar tetap bermain," jelasnya.